Survei BI: Penyaluran Kredit Kuartal II-2021 Mulai Positif

Bank Indonesia merilis hasil survei perbankan yang dilakukan pada Juni 2021

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2021, 20:45 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2021, 20:45 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia merilis hasil survei perbankan yang dilakukan pada Juni 2021. Hasil survei menunjukkan ada peningkatan positif terhadap permintaan kredit baru. Hal ii tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit sebesar 53,9 persen pada triwulan kedua tahun ini.

"Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia yang dilakukan pada Juni 2021 mengindikasikan secara triwulanan (qtq) penyaluran kredit baru pada triwulan II 2021 tumbuh positif. Tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 53,9 persen," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Jakarta, Senin (19/7/2021).

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis kredit. Tertinggi pada kredit modal kerja dengan SBT 45 persen, diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi dengan SBT masing-masing sebesar 31,3 persen dan 13,3 persen.

Sementara itu, pada triwulan III 2021 penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat. Terlihat dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 87,1 persen, lebih tinggi dibandingkan 53,9% pada triwulan II 2021. Peningkatan tersebut akan didorong oleh kredit modal kerja, diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi.

Standar penyaluran kredit pada triwulan III 2021 diprakirakan tidak seketat periode sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS)[2] sebesar 0,3 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 1,2 persen pada triwulan sebelumnya. Aspek kebijakan penyaluran yang diprakirakan tidak seketat triwulan sebelumnya antara lain plafon kredit, jangka waktu kredit, perjanjian kredit, dan agunan.

Sehingga keseluruhan tahun 2021, hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 6,3 persen (yoy). Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Imbas PPKM Darurat, OJK Turunkan Proyeksi Penyaluran Kredit 2021

20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurunkan proyeksi sektor jasa keuangan sejalan dengan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali pada 3 -20 Juli 2021.

Tercermin dari perubahan proyeksi pertumbuhan kredit yang turun menjadi 6 persen plus minus 1 persen dari sebelumnya optimis di angka 7 persen.

"Kita tetap punya proyeksi yang tentunya tidak seoptimis sebelumnya. Kredit tetap tumbuh di tahun 2021 sekitar 6 persen dari sebelumnya 7 persen," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam Webinar Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus dan Vaksinasi, Jakarta, Selasa (6/7/2021).

Dalam kondisi saat ini Wimboh menilai perbaikan ekonomi masih bisa dikejar dengan skenario ekstra. Ini perlu disusun segera agar ketika PPKM Darurat telah dicabut, perekonomian segera bergerak kembali.

"Setelah ini kita bisa bangkit lebih tinggi, apalagi jika turis suda bisa kembali berdatangan ke Indonesia untuk berwisata," kata dia

Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan masih akan tumbuh direntang 11 persen secara tahunan pada 2021. Lalu piutang pembiayaan masih harus terkontraksi di kisaran angka - 1 persen sampai dengan - 5 persen secara tahunan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya