Serikat Pekerja Angkat Bicara Soal IPO Anak Usaha Pertamina

Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha Pertamina dikhawatirkan akan berdampak pada ketahanan energi nasional.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Jul 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) khawatir, Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha Pertamina akan berdampak pada ketahanan energi nasional.

Presiden FSPPB Arie Gumilar mengatakan, anak usaha inti Pertamina yang rencananya akan IPO menyangkut hajat hidup orang banyak. IPO merupakan kelajutkan setelah penetapan subholding.

"Sehingga rencana ini akan menimbulkan beberapa kekhawatiran," kata Arie, di Jakarta, Sabtu (31/7/2021).

Arie pun mengkhawatirkan, IPO pada anak usaha Pertamina akan berdampak pada ketahanan energi nasional. Pasalnya, kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan keputusan pemegang saham.

"Kekhawatiran berikutnya, program Pemerataan pembangunan (BBM satu harga) tak berjalan," tutur Arie.

Menurut Arie, IPO juga akan mempengaruhi tugas penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, sebab masing-masing subholding ditarget kinerja, maka akan memungkin subholding lebih mencari keuntungan ketimbang memikirkan kepentingan rakyat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Subholding Anak Usaha IPO

Serikat Pekerja Pertamina
Serikat Pekerja Pertamina membentangkan spanduk dalam aksi damai di depan Istana, Jakarta, Selasa (19/2). Dalam aksinya, mereka mengklaim bahwa harga avtur PT Pertamina (Persero) tidak berpengaruh pada mahalnya tiket pesawat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Arie mengungkapkan, setelah Subholding anak usaha IPO, maka Pertamina kehilangan keistimewaan diberikan oleh pemerintah, sebab sahamnya sebagian sudah dimiliki umum.

"Kita tahu ketika sub holding di IPO itu menjadi perusahaan privat," tegas Arie.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya