Terapkan Blue Economy Butuh Kerja Sama, Bos Kadin juga Singgung Soal Perang

Ketua Kadin mengatakan saat ini Indonesia sedang menjalankan dua jenis peperangan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Agu 2021, 20:17 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2021, 20:17 WIB
Ketua KADIN Arsjad Rasjid
Ketua KADIN Arsjad Rasjid

Liputan6.com, Jakarta Konsep ekonomi biru atau Blue Economy yang fokus pada pemanfaatan potensi kelautan di negara maritim digadang-gadang mampu dorong bangkitnya ekonomi Indonesia.

Memandang hal itu, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Arsjad Rasjid menilai perlu ada kerja sama antara berbagai pihak.

Arsjad menilai, kedepannya untuk bisa mendorong bangkitnya ekonomi nasional perlu ada strategi antisipasi. Hal itu untuk menopang selain dari upaya yang dilakukan dalam strategi ekonomi yang dijalankan saat ini.

Alternatifnya, ia menilai melalui konsep green economy secara umum dan Blue Economy secara khusus perlu diambil sebagai strategi keberlanjutan. Sehingga diharapkan mampu menopang ekonomi Indonesia lebih kokoh.

“Kami sangat mendukung Blue Economy, saat ini sudah masuk dalam pokja dan working group yang khusus membahas dan mendesain konsep Blue Economy  kedepannya,” katanya dalam webinar Penguatan Blue Economy  Pasca-Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Maju, Minggu (15/8/2021).

Dengan demikian, ia berharap dalam proses perancangan tersebut terdapat masukan dari berbagai pihak yang terkait. Tujuannya untuk mendapatkan desain yang terbaik menjalankan model Blue Economy  di Indoneisa.

“Kami berharap kolaborasi dan gotong royong nuntuk desain Blue Economy bagi indonesia bersama-sama,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini Indonesia sedang menjalankan dua jenis peperangan. Pertama, perang melawan penyebaran Covid-19. Ini telah didorong dengan vaksinasi, penyaluran oksigen dan bantuan sosial.

Vaksinasi yang digencarkan juga diharapkan mampu mempercepat terbentuknya kekebalan komunal atau herd imunity di masyarakat.

“(Upaya Kadin) yang terbaru menghadirkan vaksinasi dengan Kadin Jawa Barat untuk 2900 penerima dan kedepannya akan dibuka lagi hingga 11 ribu orang,” katanya.

Sementara, peperangan kedua yakni membangkitkan ekonomi Indonesia. Upaya terbaru yang dilakukan Kadin bersama dengan Menteri Perdagangan serta berbagai pihak terkait mulai membuka pusat perbelanjaan dengan batasan-batasan protokol kesehatan.

Arsjad menilai, itu hanya upaya jangka pendek untuk mulai mendorong bangkitnya ekonomi Indonesia.

 

Peluang Bagi Indonesia dan Swedia

Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Acara yang diusung Alumni Swedia ini turut juga membahas upaya dan peluang kedua negara dalam menerapkan Blue Economy.

Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Kmapradipta Isnomo mengatakan konsep Blue Economy sangat tepat untuk menjadi fokus Indonesia dan Swedia.

Pertama, karena kedua negara, sesama negeri maritim yang memiliki kepentingan yang besar terhadap keberlanjutan dan pelestarian laut.

“Kedua, di tengah upaya pemerintah memulihkan ekonomi pasca-pandemi, ekonomi biru merupakan salah satu sektor yang perlu lebih digali dan dikembangkan sehingga dapat betul-betul bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Swedia adalah natural partner bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam bidang ekonomi biru,” katanya.

Pada aspek energi baru terbarukan (EBT) ia menuturkan Swedia telah mampu mencapai target dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar. Sehingga, itu mampu menekan konsumsi energi fosil seperti batubara.

Pada aspek ini, ia menilai indonesia juga mampu untuk mengadopsi konsep tersebut. Pasalnya, Indonesia menjadi salah satu negara terbesar penyumbang sampah plastik pertahun.

“Dengan demikian sekali tembak kita bisa dapat dua hal sekaligus. Pertama dengan pemanfaatan renewable energy, dan kedua kita bisa bersihkan sampah,” katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya