Liputan6.com, Jakarta - Sejak diluncurkan di awal Agustus lalu, sistem Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) atau OSS berbasis risiko mendapat sambutan baik para pelaku usaha.
Tercatat, hingga Minggu, 29 Agustus 2021 lalu, Kementerian Investasi (Kemenves) sudah menerbitkan 76.778 Nomor Induk Berusaha (NIB) baru via OSS RBA.
Baca Juga
Perinciannya 96,46 persen berasal dari usaha mikro. Kemudian, usaha kecil 2,6 persen, usaha menengah 0,49 persen, usaha besar 0,41 persen, dan lainnya 0,04 persen.
Advertisement
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kemenves, Yuliot menyampaikan, salah satu pendorong tingginya jumlah NIB yang diterbitkan adalah strategi kerja sama yang dilakukan Kemenves dengan berbagai lembaga, terutama lembaga pembiayaan yang melayani pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Untuk mendorong legalitas pelaku usaha khususnya UMKM, saat ini Kemenves sudah melakukan kerja sama dengan perbankan nasional untuk dapat membantu pelaku usaha mendapatkan perizinan melalui sistem OSS RBA,” ungkap Yuliot, dikutip Rabu (1/9/2021).
Yuliot juga menambahkan ke depannya, untuk lebih banyak mendorong legalitas pelaku berusaha, OSS RBA dapat pula diintegrasikan dengan industri keuangan.
Dalam hal ini, legalitas yang diberikan melalui OSS RBA bisa jadi salah satu syarat bagi pelaku usaha mendapatkan pinjaman dari lembaga pembiayaan, pun bisa menjadi salah satu insentif buat mendapatkan bunga pinjaman yang lebih rendah.
Selain bekerja sama dengan lembaga pembiayaan, Kementerian Investasi juga telah menggandeng sejumlah perusahaan untuk memfasilitasi kemudahan memperoleh NIB melalui OSS RBA bagi UMKM binaan mereka. Tak cuma telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahan pelat merah, Kemenves juga telah menggandeng unicorn macam Tokopedia, dan Grab Indonesia.
Dari platform daring, setidaknya telah ada hampir 2 ribu UMKM yang mendapatkan izin usaha via OSS-RBA Direncanakan Kementerian Investasi akan menggandeng lebih banyak lagi perusahaan untuk membantu pemerintah dalam pengembangan UMKM.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Integrasi Seluruh Sistem Perizinan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Agung Pambudi berharap OSS RBA juga dapat terintegrasikan dengan seluruh sistem perizinan usaha di seluruh daerah. Secara simultan, Agung berharap Pemerintah Daerah juga bisa menyusun rencana pengembangan ekonomi daerahnya.
“Tidak sekadar gambaran umum sektor unggulan daerah, namun secara jelas rencana bisnisnya, di dalamnya harus terlihat prioritas utama pengembangan bisnis dalam hal trade, tourism, investment. Kemudian tiap daerah juga harus jelas menyusun strategi pemasaran termasuk menggunakan platform digital,” ujarnya.
Agung menilai, rencana bisnis yang jelas dan terarah dapat menarik lebih banyak investasi baru ke daerah. Di samping itu, penerapan di lapangan baik perizinan, akses terhadap lahan, ketenagakerjaan, dan perpajakan diharapkan juga dapat dipermudah agar investasi bisa direalisasikan dengan cepat.
Secara umum Agung turut mengapresiasi peluncuran OSS RBA. Menurutnya, hal tersebut semakin menegaskan keseriusan pemerintah memperbaiki iklim investasi nasional.
Untuk menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan pelayanan bagi investor, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah menandatangani Nota Kesepahaman pada awal Agustus lalu.
Menkeu mendukung penggunaan sistem OSS sebagai upaya perbaikan iklim investasi di Indonesia, dan menyampaikan harapannya akan implementasi Sistem OSS ini dalam menghadirkan kepastian berusaha dan berinvestasi. Diharapkan pemulihan ekonomi paska pandemi ini bisa berjalan sangat sehat dan kuat terutama didorong oleh kegiatan investasi.
Kementerian Investasi juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk mendorong investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebagian besar adalah UMKM.
Seperti diketahui, selain mendorong pertumbuhan usaha di level mikro dan kecil melalui kemudahan perizinan, Kemenves belakangan cukup agresif menarik calon-calon investor baru. Salah satunya perusahaan global besar di sektor perkebunan yaitu Cargill yang mengucurkan investasi tambahan sebesar USD350 juta. Di samping itu perusahaan teknologi raksasa Microsoft juga berencana membangun pusat data di Indonesia.
Bahlil mengatakan, pihaknya memang cukup agresif mempromosikan Indonesia dan mengundang perusahaan global untuk berinvestasi di Indonesia. Bahlil masih optimis target Rp900 triliun akan dapat dicapai meskipun Indonesia masih berjuang mengatasi pandemi. Hal ini tidak terlepas dari hasil pembangunan infrastruktur dan reformasi regulasi selama beberapa tahun belakangan ini, termasuk OSS RBA, ungkapnya.
Terhitung sejak Januari hingga Juni tahun 2021, kinerja realisasi investasi Indonesia tercatat mencapai Rp442,8 triliun atau 49,2 persen dari target Rp 900 triliun pada akhir tahun, dengan jumlah PMA sebesar Rp228,5 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp214,3 triliun.
Advertisement