Liputan6.com, Jakarta - Dua agen properti Hong Kong menggugat perusahaan properti China, Evergrande Group yang tengah menghadapi utang besar, atas komisi yang belum dibayar.
Gugatan itu diungkapkan dalam pengajuan pengadilan dan laporan media.
Baca Juga
Agen properti Hong Kong, Centaline mengajukan gugatan terhadap Evergrande pada September 2021 untuk memulihkan uang senilai Rp 56,7 miliar dalam komisi yang telah jatuh tempo, menurut sebuah pengajuan pengadilan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (6/10/2021).
Advertisement
Laporan surat kabar South China Morning Post mengatakan bahwa Midland Holdings, juga mengklaim komisi yang belum dibayar sebesar HKD 43,45 juta (Rp 7,9 triliun) untuk dua pembangunan di Hong Kong.
Seorang eksekutif di Centaline mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka juga telah mengajukan gugatan terhadap Evergrande di pengadilan Guangzhou di China selatan, dan berusaha untuk mengklaim uang ratusan juta yuan yang disebut sudah jatuh tempo.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prosedur Hukum
Centaline mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa pihaknya mengajukan klaim di Hong Kong bulan lalu, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Midland juga enggan berkomentar, mengatakan kasus itu sedang melalui prosedur hukum.
Eksposur Hong Kong kepada Evergrande "sangat minim" pada 0,05 persen, atau USD 1,79 miliar dari aset perbankan dan tidak akan menimbulkan risiko sistemik, menurut laporan surat kabar tersebut, yang mengutip laporan Menteri Keuangan Hong Kong, Paul Chan.
Dengan kewajiban membayar sebesar USD 305 miliar, Evergrande telah memicu kekhawatiran krisis keuangan yang dapat menyebar melalui sistem keuangan China dan bergema secara global.
Namun kekhawatiran itu telah mereda dengan janji bank sentral China pekan lalu yang mengatakan akan melindungi kepentingan pembeli rumah.
Tumbuhnya kekhawatiran tentang gagal bayar utangpada pengembang properti China memicu kekalahan di saham dan obligasi mereka dengan penurunan peringkat kredit baru dan ketidakpastian tentang nasib Evergrande yang kekurangan uang.
Advertisement