Harga Minyak Naik Tajam karena Prospek Permintaan yang Tinggi

Harga minyak reli ke level tertinggi dalam beberapa tahun pada minggu lalu. Kenaikan ini dibantu oleh rebound permintaan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Nov 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 48 sen atau 0,57 persen (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik tinggi pada perdagangan Senin karena ekspektasi permintaan yang kuat. Selain itu, kenaikan harga minyak juga didorong keyakinan bahwa kelompok produsen minyak dunia tidak akan terlalu cepat menambah produksi.

kenaikan harga minyak ini terjadi di tengah pelepasan cadangan bahan bakar oleh China yang merupakan konsumen energi terbesar di dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (2/11/2021), harga minyak mentah berjangka Brent naik 99 sen atau 1,2 persen dan mengakhiri perdagangan di USD 84,71 per barel, setelah mencapai level terendah di USD 83,03 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 48 sen atau 0,57 persen ke level USD 84,05 per barel.

"Fundamental tidak berubah, dan pasar minyak akan tetap ketat dalam waktu dekat," kata pialang minyak PVM Oil, Stephen Brennock.

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa harga minyak diperkirakan akan bertahan di kisaran USD 80 per barel sampai akhir tahun. Hal ini karena persediaan yang terbatas dan harga gas yang lebih tinggi mendorong peralihan ke minyak mentah untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Harga minyak reli ke level tertinggi dalam beberapa tahun pada minggu lalu. Kenaikan ini dibantu oleh rebound permintaan pasca-pandemi dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+, tetap berpegang pada peningkatan produksi bulanan bertahap sebesar 400.000 barel per hari (bph).

Para analis memperkirakan OPEC+ tetap mempertahankan angka produksi pada angka tersebut pada pertemuan 4 November. Kuwait dan Irak dalam beberapa hari terakhir menyuarakan dukungan mereka untuk target produksi tersebut dan menyatakan bahwa volume yang ditetapkan memadai untuk memenuhi permintaan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Permintaan AS

ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Presiden AS Joe Biden pada Sabtu mendesak negara-negara penghasil energi utama G20 untuk meningkatkan produksi guna memastikan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat. Pernyataan ini sebagai bagian dari upaya untuk menekan OPEC+ dalam meningkatkan pasokan.

Harga minyak naik meskipun China mengatakan dalam pernyataan resmi yang jarang terjadi bahwa mereka telah merilis cadangan bensin dan solar untuk meningkatkan pasokan pasar dan mendukung stabilitas harga di beberapa wilayah.

Didorong oleh kenaikan harga minyak, perusahaan energi AS menambahkan sumur minyak dan gas alam selama 15 bulan berturut-turut pada Oktober, membawa ke level tertinggi sejak April 2020.

Exxon dan Chevron sedang mencari untuk menambah sumur pengeboran di Permian basin setelah memotong tajam awak dan produksi di wilayah tersebut tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya