Konsumsi Pemerintah di Kuartal III 2021 Melambat karena Kontraksi Belanja Pegawai

Menurut catatan BPS, konsumsi pemerintah tak tumbuh tinggi di kuartal III 2021 ini karena belanja pegawai yang mengalami kontraksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2021, 14:40 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 14:40 WIB
FOTO: Pemprov Banten Salurkan Bansos kepada Warga Terdampak COVID-19
Petugas menyerahkan bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Provinsi Banten kepada warga di Pinang, Tangerang, Jumat (1/5/2020). Bansos berupa uang tunai sebesar Rp 600 ribu tersebut diberikan kepada warga yang terdampak virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal III 2021 melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Perlambatan ini salah satunya karena belanja pegawai mengalami kontraksi.

Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal III 2021 hanya 0,66 persen. Angka ini lebih rendah dibanding kuartal II yang tumbuh 8,03 persen.

"Realisasi konsumsi pemerintah tumbuh 0,66 persen di triwulan III 2021," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Menurut catatan BPS, konsumsi pemerintah tak tumbuh tinggi di kuartal III 2021 ini karena belanja pegawai yang mengalami kontraksi. Kontraksi tersebut cukup besar karena mencapai 12,62 persen. Contoh belanja pegawai adalah pembayaran gaji dan tunjangan PNS.

Berdasarkan komponen konsumsi pemerintah, konsumsi kolektif terkontraksi -1,81 persen dari yang sebelumnya di kuartal II tumbuh 2,91 persen. Begitu juga dengan belanja individu yang mengalami penurunan menjadi 8,26 persen dari sebelumnya tumbuh 9,60 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertumbuhan Konsumsi

Pertumbuhan konsumsi pemerintah didorong peningkatan realisasi belanja barang dan jasa APBN yang tumbuh 12,40 persen. Kenaikan belanja barang dan jasa pada pengeluaran konsumsi individu didominasi pertumbuhan belanja non operasional yakni belanja untuk program penanganan pandemi.

Beberapa di antaranya untuk program vaksinasi Covid-19, pembayaran klaim perawatan pasien Covid-19 dan dukungan kesehatan lainnya. Sementara dari sisi konsumsi kolektif didominasi belanja BLU dan belanja pemeliharaan pada infrastruktur.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya