Sri Mulyani: Jaga Defisit APBN 2025, Efisiensi Anggaran Tetap Jalan

Sri Mulyani memastikan efisiensi anggaran belanja pemerintah tidak akan mengganggu target defisit APBN 2025 sebesar 2,53 persen terhadap PDB, meskipun ada pemangkasan anggaran.

oleh Jonathan Pandapotan Purba Diperbarui 14 Mar 2025, 11:06 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2025, 11:06 WIB
Cerminkan Prinsip Keadilan dan Gotong Royong, Benarkah Kenaikan PPN Lebih Baik Daripada Kenaikan PPh?
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Dok: kemenkeu.go.id)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menjelaskan strategi efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah.

"Efisiensi tetap pada penurunan belanja, baik di pusat dan daerah, yang mencapai Rp306,69 triliun. Ini direalokasikan, sehingga postur APBN tidak berubah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Maret 2025 di Jakarta, seperti dilansir Antara.

Pemangkasan anggaran ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan efisiensi dan prioritas.

Sri Mulyani menekankan bahwa efisiensi anggaran lebih bersifat refocusing dan reposturing dari postur belanja. Anggaran yang berpotensi menjadi pemborosan dialihkan untuk belanja program prioritas pemerintah. Dengan demikian, perubahan yang terjadi sifatnya berupa pergeseran belanja, bukan pengurangan total belanja negara.

Jumlah target belanja negara tetap sesuai yang tercantum dalam UU APBN 2025, yakni sebesar Rp3.621,3 triliun.

"Belanja pemerintah pusat Rp2.701,4 triliun, transfer ke daerah Rp919,9 triliun. Itu komposisi bisa berubah, tapi total besarnya tetap Rp3.621,3 triliun," ujar Menkeu.

Hal ini memastikan bahwa target defisit APBN 2025 sebesar 2,53 persen terhadap PDB tetap terjaga.

Sri Mulyani menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga defisit APBN 2025 sesuai target.

"Defisit APBN 2025 didesain 2,53 persen dari PDB. Itu masih menjadi pedoman pelaksanaan APBN kita," tuturnya.

Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengelola keuangan negara secara efektif dan efisien.

 

Profil Sri Mulyani

Mengawali kariernya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada 2004, Sri Mulyani kemudian menjabat sebagai Menteri Keuangan periode 2005-2010. Setelah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010-2016), ia kembali dipercaya untuk memimpin Kementerian Keuangan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pengalamannya yang luas, baik di level nasional maupun internasional, menjadikannya sosok kunci dalam pengelolaan keuangan negara.

Perjalanan kariernya yang gemilang ini diwarnai dengan berbagai prestasi membanggakan, termasuk penghargaan bergengsi seperti 'Menteri Keuangan Terbaik Se-Asia Timur dan Pasifik'. Namun, ia juga pernah menghadapi kritik, misalnya terkait kebijakan bailout Bank Century. Terlepas dari kontroversi tersebut, Sri Mulyani tetap konsisten dalam menjalankan tugasnya, bahkan di tengah pandemi Covid-19 yang mengguncang perekonomian global.

Prestasi Sri Mulyani

Sri Mulyani Indrawati, ekonom handal lulusan Universitas Indonesia dan University of Illinois Urbana Champaign, telah menorehkan berbagai prestasi gemilang selama berkarier. Ia dikenal karena kemampuannya dalam menstabilkan ekonomi makro, menerapkan kebijakan fiskal yang prudent, dan meningkatkan kepercayaan investor.

Pengalamannya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia semakin memperkuat kapabilitasnya dalam mengelola keuangan negara. Ia juga berhasil memimpin Kementerian Keuangan dalam menghadapi krisis ekonomi dan pandemi Covid-19. Berbagai penghargaan bergengsi, baik nasional maupun internasional, menjadi bukti nyata atas dedikasinya.

Kehidupan pribadinya yang sederhana dan profesionalisme kerjanya menjadikannya sosok inspiratif bagi banyak orang. Ia menikah dengan ekonom Tonny Sumartono dan memiliki tiga anak. Komitmennya pada integritas dan profesionalisme membuatnya tetap tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

Meskipun pernah menuai kritik, misalnya terkait kebijakan bailout Bank Century, Sri Mulyani tetap fokus pada tugasnya. Ia membuktikan bahwa integritas dan profesionalisme adalah kunci keberhasilan dalam memimpin dan mengelola keuangan negara yang kompleks.

Defisit APBN 2025 sebesar Rp31,2 triliun hingga akhir Februari 2025 tidak menyurutkan semangatnya. Dengan strategi efisiensi dan prioritas yang tepat, ia memastikan bahwa target defisit APBN tetap tercapai. Komitmennya untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia patut diapresiasi.

Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi

Sri Mulyani Indrawati, dengan pengalaman dan keahliannya, terus memimpin Kementerian Keuangan dalam mengelola keuangan negara secara efektif dan efisien. Komitmennya dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, patut diapresiasi. Efisiensi anggaran yang diterapkannya memastikan target defisit APBN 2025 tetap terjaga.

Infografis 3 Skenario BBM Bersubsidi ala Menkeu Sri Mulyani. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Skenario BBM Bersubsidi ala Menkeu Sri Mulyani. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya