Kemenperin dan BUMN Bakal Tingkatkan TKDN di Industri Farmasi

Kementerian Perindustrian dan PT Surveyor Indonesia (Persero) bersepakat untuk mendukung kemajuan industri farmasi

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Nov 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2021, 16:30 WIB
Pameran Bahan Baku Farmasi Tingkatkan Pertumbuhan Industri farmasi
Pengunjung melihat produk yang di pamerankan dalam ajang pameran niaga bahan baku farmasi dan pangan fungsional terkemuka se-Asia Tenggara di JIEXPO, Jakarta, Rabu (22/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pusat P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) Kementerian Perindustrian dan PT Surveyor Indonesia (Persero) bersepakat untuk mendukung kemajuan industri farmasi Indonesia untuk bertumbuh dan berkembang. Dengan begitu, industri farmasi Indonesia makin layak menuju pasar global.

Kepala Pusat P3DN Nila Kumalasari mengatakan, pada Tahun Anggaran 2021 ini Kemenperin memfasilitasi sertifikat TKDN sebanyak 9.000 sertifikat dengan anggaran kurang lebih sebesar Rp 112 miliar.

"Alhamdulilah saat ini sudah terlampau dan bahkan lebih. Tahun depan kami merencanakan menambah anggaran itu,” ujarnya, Selasa (16/11/2021).

Sementara itu, Direktur Komersial PT Surveyor Indonesia (PTSI), Saifuddin Wijay sepakat dengan Nila. Namun, ia mengungkapkan sedikit kendala yang kadang muncul. Kendalanya tersebut justru masalah kerahasiaan.

Dikatakannya, Surveyor Indonesia sebagai verifikator, sudah berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan tersebut lewat NDA (Non-Disclosure Agreement) yang ditandatangani bersama.

Karena itu, Saifuddin melanjutkan, PTSI melakukan verifikasi untuk industri farmasi berdasarkan bobot bukan perhitungan cost base. “Harapannya dengan sistem pembobotan bisa menjaga kerahasiaan formula obat dari proses hingga bahan baku yang dinilai,” ujarnya.

Direktur Utama PTSI M. Haris Witjaksono yang turut hadir dalam TKDN Talk Series pertama (dari tiga seri yang direncanakan) tersebut mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari partisipasi PTSI dalam program sosialisasi TKDN.

“Kendala-kendala yang ada bisa dikomunikasikan secara gamblang sehingga bisa mendapatkan solusi,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rentan

Head of Kalbe Learning Center Micha Catur Firmanto (kiri) mengatakan bahwa KLC berperan memberikan pendidikan bagi lulusan SMA atau SMK yang akan terjun ke industri farmasi
Head of Kalbe Learning Center Micha Catur Firmanto (kiri) mengatakan bahwa KLC berperan memberikan pendidikan bagi lulusan SMA atau SMK yang akan terjun ke industri farmasi (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Di sisi lain, Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan, Agusdini Banun mengatakan, Indonesia saat ini masih sangat rentan dengan kemandirian dalam arti kemandirian terhadap bahan baku obat dan alat kesehatan.

"Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian bekerja sama mendorong kemandirian tersebut," pungkasnya.

Mendukung pernyataan Agusdini, Presiden Direktur PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Pamian Siregar mengatakan, saat ini, yang dirinya lihat dari objektif TKDN ini adalah untuk mendorong kemandirian industri sehingga dapat mendorong bahan baku obat di dalam negeri.

"Karena itu kami berharap kebijakan tentang TKDN di industri farmasi ini bisa terus dikembangkan sehingga bisa bersaing dengan produk impor dari segi harga," terangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya