Liputan6.com, Jakarta Dunia saat ini telah berubah. Era revolusi industri 4.0 sudah di depan mata, Transformasi digital dan industri 4.0 dinilai sejatinya membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.
Meskipun dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, masyarakat diminta beradaptasi. Salah satunya terkait dunia kerja.
Baca Juga
Diakui era ini bisa menghilangkan beberapa jenis pekerjaan, namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru.
Advertisement
Sebut saja Social Media Specialist, SEO Specialist, Content Creator, Web Developer, Data Scientist, dan App Developer.
Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.
Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kemenkominfo, Septriana Tangkary dalam sambutannya membuka Forum DigiTalk dengan tema “Menangkap Peluang Kerja di Industri 4.0”, pada Kamis (18/11/2021).
Acara yang digagas oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan edukasi dan pemahaman kepada generasi muda mengenai kemampuan untuk adaptif dan kreatif di era industri 4.0.
“Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin dan robot. Yaitu kemampuan problem solving, critical thinking, dan kreativitas,” ujar dia.
Direktur CEP-CCIT FTUI, Muhammad Suryanegara, mengatakan bahwa Generasi Z adalah generasi yang akan menjadi leader yang akan mendominasi Indonesia di 10 atau 20 tahun ke depan.
Menurut dia, jika generasi ini kompeten dan mumpuni maka Indonesia akan maju dan survive, dan jika sebaliknya maka dipastikan kita hanya akan menjadi obyek kemajuan teknologi tanpa bisa menjadi subjeknya.
“Dunia sedang berada dalam transformasi penguasaan teknologi, siapa yang menguasai teknologi, dialah yang menjadi pemenang”, tutur Surya.
Program Kemnaker
Kementerian Ketenagakerjaan sudah menyiapkan “SISNAKER / SIAPkerja”, yaitu sebuah Ekosistem Digital yang menjadi platform bagi segala jenis layanan publik bidang ketenagakerjaan baik di pusat maupun daerah.
Sisnaker ini memiliki beberapa layanan salah satunya yang paling penting adalah “Karirhub”, di mana terdapat informasi lowongan pekerjaan dari seluruh Indonesia.
“Manfaatnya banyak bagi para pencari kerja, ada digitalisasi AK-1 (kartu pencari kerja), ada informasi lowongan kerja dalam dan luar negeri, kemudian lowongan juga dicocokkan dengan profil dan lain sebagainya”, jelas Pengantar Kerja Ahli Madya, Direktorat PTKDN, Kementerian Ketenagakerjaan, Anna Kurnianingsih.
Menurut Dosen CEP-CCIT FTUI, Fachran Nazarullah, esensi dari revolusi 4.0 adalah menyatukan 3 aspek utama, yaitu aset fisik, digital, dan biologi dalam satu kesatuan atau ekosistem.
Ini di mana hampir semua hal akan disangga 3 ekosistem utama, yaitu big data, cloud computing, dan internet of things (IoT), maka itu penting untuk kita meningkatkan kompetensi hard skill dan soft skill.
“Dengan belajar kita akan terus menambah kompetensi kita menjadi lebih baik, lebih banyak kompetensi yang kita kuasai maka lebih mudah untuk kita masuk ke dunia kerja”, kata Fachran.
Advertisement