Manggis hingga Pasir Kuarsa RI Senilai USD 1,43 M Siap Serbu Pasar China

Berbagai produk Indonesia siap membanjiri pasar China.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Des 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 18:30 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Berbagai produk Indonesia siap membanjiri pasar China. Pasalnya, pelaku usaha Indonesia dan China sepakat melakukan kerja sama bisnis yang dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan Letter of Intent (LoI) senilai USD 1,43 miliar. Penandatanganan kerja sama digelar secara virtual pada Selasa (30/11/2021) kemarin.

Adapun produk Indonesia tersebut yaitu nanas kaleng, manggis, produk buah lainnya, sarang burung walet, kopi, produk pertanian, makanan dan minuman, elektronik, pasir kuarsa, dan kayu ringan (balsa wood).

Penandatanganan MoU dan LoI ini merupakan tindak lanjut dari Trade Expo Indonesia Digital Edition (TEI-DE) 2021 yang digelar pada 21 Oktober—4 November 2021 secara interaktif dan secara showcase akan berakhir pada 20 Desember 2021.

Turut menyaksikan penandatanganan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi, dan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Bambang.

Wamendag menyampaikan, penandatanganan kerja sama menjadi batu loncatan untuk meningkatkan pertumbuhan perdagangan dan mengembangkan hubungan kemitraan antara Indonesia dan China.

“Melalui kesepakatan dagang ini diharapkan kedua pihak dapat saling bersinergi untuk mendorong peningkatan nilai perdagangan kedua negara,” ujar Wamendag dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Wamendag mengapresiasi KBRI Beijing yang telah melakukan sosialisasi, promosi, dan penjajakan bisnis sebagai tindak lanjut gelaran TEI-DE 2021.

Sebelumnya, pameran ini telah menghasilkan berbagai kesepakatan dan komitmen dagang antara pelaku usaha Indonesia dengan mitranya. Di antaranya penandatanganan MoU dengan pelaku usaha Tiongkok untuk produk bambusae concretio silicea (bahan baku herbal tradisional China) senilai USD 100 juta saat pembukaan TEI-DEpada 21 Oktober lalu.

Selain itu, penandatanganan MoU untuk beragam produk senilai USD 150 juta di KBRI Beijing pada 11 November 2021.

“Saya menyampaikan selamat kepada perusahaan Indonesia yang telah berhasil mencapai kesepakatan bisnis dan mengapresiasi importir Tiongkok yang telah berkomitmen membangun bisnis jangka panjang dengan Indonesia,” tandas Wamendag

 

TEI-DE 2021

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara dalam laporannya Didi mengungkapkan, hingga saat ini gelaran TEI-DE 2021 telah mencatatkan transaksi lebih dari USD 6 miliar. Pada gelaran ini, transaksi dengan mitra dagang Tiongkok telah mencapai USD 1,78 miliar atau 29,6 persen dari total transaksi.

“Keberhasilan transaksi TEI yang telah melampaui target merupakan berkat kerja keras berbagai pihak, termasuk Perwakilan Perdagangan RI yang berhasil menjaring buyer. Diharapkan perolehan transaksi akan semakin besar di masa yang akan datang,” kata Didi.

Pada periode Januari–September 2021 total perdagangan Indonesia Tiongkok mencapai USD 75,88 miliar, naik 50,92 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Tiongkok tercatat sebesar USD 36,29 miliar sedangkan impor Indonesia dari Tiongkok sebesar USD 39,49 miliar.

Produk/komoditas ekspor utama Indonesia ke Tiongkok diantaranya nikel, batubara, lignite,minyak nabati, dan baja. Sementara impor Indonesia dari Tiongkok diantaranya suku cadang alat transmisi, vaksin, produk dan suku cadang elektronik, bawang putih, serta produk besi baja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya