Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan maut terjadi di titik lampu merah Jalan Soekarno-Hatta, Simpang Muara Rapak, Balikpapan. Dari data terbaru yang dirilis Polisi, empat orang meninggal akibat kecelakaan Balikpapan tersebut. Satu orang masih dalam kondisi kritis. Sedangkan yang luka-luka bertambah jumlahnya menjadi 21 orang
Berkaca dari kecelakaan maut itu, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) meminta kepada pengusaha angkutan barang untuk beralih menggunakan sistem pengereman secara full air brake.
Penggunaan sistem ini dinilai lebih baik, untuk meminimalisir terjadinya rem blong yang berdampak pada kecelakaan.
Advertisement
"Seharusnya pemerintah sudah melarang untuk truk menggunakan sistem pengereman air over hydraulic (AOH)," kata Ketua Umum DPP Aptrindo, Gemilang Tarigan saat dihubungi merdeka.com, Jumat (21/1).
Di samping itu, Aptrindo melihat kecelakaan tejadi di Balikpapan lantaran jenis kendaraan yang digunakan tidak sesuai dengan muatan yang diangkut. Dia pun meminta agar pengusaha memodifikasi kendaraan tronton menjadi dengan truk trailer.
"Dan truk mengangkut kontener di sana adalah namanya tronton jadi pertama memang belum sepenuhnya menjalankan aturan. Seharusnya truk pengangkut kontener itu adalah trailer bukan tronton tapi ini masih perlu pembenahan," jelasnya.
"Itu dulu dari segi keselamatan dan teknik pembenahan harus dilakukan," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penyebab Lain
Selain itu, dia melihat penyebab lain kecelakaan tersebut terjadi akibat infrastruktur jalan yang menurun, di tambah adanya lampu merah.
"Ini kan juga satu masalah. Jadi sebaiknya jalan tersebut dibangunkan flyover. Itulah kira kira dari kita kalau pengusaha truk melihat itu," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement