Harga BBM Nonsubsidi Naik, Ini Kata Pencinta Kendaraan

Pertamina awal bulan ini secara resmi memutuskan harga BBM naik untuk tiga jenis BBM nonsubsidi.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2022, 10:51 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2022, 10:20 WIB
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten, Senin (21/9/2020). Harga BBM naik untuk nonsubsidi di awal 2022. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten, Senin (21/9/2020). Harga BBM naik untuk nonsubsidi di awal 2022. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui PT Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Kenaikan harga BBM berlaku untuk jenis Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.

Pengguna kendaraan merespons hal ini. Fortuner Owners Club Indonesia (FORCI) menilai harga BBM naik untuk nonsubsidi merupakan hal wajar.

“Tidak masalah. Karena yang naik itu harga BBM nonpenugasan, yang memang diperuntukkan bukan untuk masyarakat kecil,” ujar Founder FORCI, Wisnu Sambhoro, melansir Antara, di Jakarta.

Menurut dia, sudah sepatutnya harga BBM nonsubsidi Pertamina mengalami penyesuaian, apalagi, sekitar dua tahun harga Pertamax tidak dinaikkan.

Bahkan jika ke depan kembali disesuaikan, dinilai wajar karena harga minyak dunia memang terus meroket.

Menjelang akhir pekan ini, sudah menembus USD 100 per barel. Padahal, harga minyak pada awal Februari masih di level USD 87,77 dolar.

Terkait kemungkinan BBM nonpenugasan yang kembali disesuaikan, dia menilai hal itu sudah sesuai dengan regulasi Kementerian ESDM. Di mana sesuai aturan, harga BBM nonsubsidi dapat dikaji setiap 2 pekan.

"Jadi, memang wajar, kok. Terlebih, dibandingkan dengan harga BBM swasta, produk bahan bakar BUMN dalam negeri ini harganya lebih ekonomis," jelasnya.

Kenaikan harga tersebut, dinilai tidak berpengaruh bagi pecinta otomotif untuk tetap menggunakan BBM berkualitas.

“Kualitas BBM Pertamina bagus dan cocok bagi kendaraan mobil Indonesia. Harganya pun terbilang ekonomis," ujar dia.

Pemakaian BBM berkualitas akan membuat pembakaran dalam mesin sempurna. Sebab, BBM RON tinggi menghasilkan tenaga yang jauh lebih besar dibandingkan BBM RON rendah.

Pertamina awal bulan ini secara resmi menaikkan tiga jenis bahan bakar minyak (BBM) nonpenugasan, yakni Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite, namun masih di bawah harga SPBU swasta.

Untuk Pertamax (RON 92) dijual Rp9.000 per liter, Pertamax Turbo (RON 98) Rp13.500 per liter, Dexlite Rp12.150 per liter, dan Pertamina Dex Rp13.200 per liter.

Siapkan Mental, Harga BBM Bakal Naik Lagi?

Tahun Ini, Pemerintah Targetkan BBM Satu Harga di 83 Titik
Pengendara motor melakukan pengisian baham bakar minyak (BBM) di SPBU, Jakarta, Rabu (5/2/2020). Kesiapan program tersebut didukung oleh komitmen bersama dari 70 Bupati terhadap perizinan pembangunan BBM Satu Harga di wilayah masing-masing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Akankah harga BBM di Indonesia naik? Perang Rusia Vs Ukraina pada kenyataannya menimbulkan harga minyak dunia melambung. Harga minyak patokan internasional Brent melampaui USD 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.

Soal hal ini, pengamat ekonomi dan energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memandang kenaikan harga minyak ini harus direspons oleh pemerintah dan Pertamina. Jika tidak, akan menimbulkan beban di APBN, bahkan ke neraca keuangan Pertamina.

Lantas, apa saja responsnya? Dikutip dari Antara, Minggu (27/2/2022), Fahmy Radhi menyampaikan ada tiga kebijakan yang mesti diputuskan pemerintah, yakni menaikkan harga BBM jenis Pertamax sesuai harga pasar.

"Kedua, menghapus premium yang tinggi subsidi, dan tidak menaikkan harga Pertalite dengan mengalihkan subsidi Premium," kata dia.

Kenaikan harga Pertalite akan punya dampak domino karena jumlah konsumen BBM jenis ini terbesar dengan proporsi mencapai 63 persen yang dapat menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli rakyat.

"Selain itu, pemerintah perlu membuat penyesuaian ICP secara proporsional yang disesuaikan dengan perkembangan harga minyak dunia," pungkas Fahmy.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya