Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, mendorong pembangunan rumah maisonet sebagai solusi hunian pada lahan yang makin menyempit.
Rumah maisonet merupakan hunian yang tergolong punya daya tampung banyak, tapi ketinggian bangunannya cukup rendah. Pembangunannya kini banyak digalakan di cluster-cluster perumahan baru, dan dianggap jadi standar bagi rumah ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, model tipologi hunian maisonet muncul sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hunian di kawasan perkotaan yang terhambat keterbatasan lahan. Sehingga berakibat pada ketersediaan dan harga hunian yang relatif tinggi.
Advertisement
"Model tipologi ini dapat meningkatkan kepadatan bangunan dan penghuni sehingga pemanfaatan lahan menjadi lebih efisien," ujar Diana, Minggu (3/4/2022).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menyebut, angka backlog mencapai 11.459.875 dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara ketersediaan lahan untuk hunian semakin sedikit.
Sebagai antisipasi, pemerintah melalui program subsidi pengelolaan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah banyak membangun hunian vertikal berbentuk rumah susun (flat), termasuk rumah maisonet. Diana berharap teknologi ini dapat secara masif disosialisasikan kepada semua pihak yang terkait.
"Saat ini, Kementerian PUPR sudah memiliki regulasi yang mengatur tipologi rumah maisonet, antara lain SNI 03-6981-2004 mengenai Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun di Daerah Perkotaan, dan Pedoman Teknis Nomor PD T-01-2005-C terkait Perencanaan Rumah Maisonet," paparnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Inovasi Baru, Waskita Beton Precast Hadirkan Konsep Hunian Masa Depan
PT Waskita Beton Precast Tbk (Kode Saham: WSBP) juga terus berinovasi dengan mengembangkan produk prefabricated building untuk pembangunan hunian, baik landed house maupun high rise.
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR memiliki target 70 persen rumah tangga yang menghuni rumah layak atau sebanyak 11 juta rumah tangga.
“Kami ingin mendukung program pemerintah dalam pembangunan perumahan layak huni bagi masyarakat,” ungkap FX Poerbayu Ratsunu, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk, Selasa (8/2/2022).
Untuk mewujudkan hal tersebut, pada Rabu, 2 Februari 2022, WSBP melakukan Penandatangan Kerja Sama Strategis Research & Development Prefabricated Building Hunian Rumah & Apartemen dengan PT Waskita Karya Realty (WSKR).
Penandatanganan kesepakatan Kerjasama tersebut dilakukan di kantor pusat WSKR yang berlokasi di Gedung Waskita Rajawali Tower, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, WSBP diwakili oleh Poerbayu selaku Direktur Utama, sementara WSKR diwakili oleh Ery Prananto selaku President Director.
Adapun poin yang menjadi pokok kesepakatan tersebut ialah antara WSBP dan WSKR sepakat untuk mempersiapkan dan melaksanakan kerja sama kemitraan strategis Research & Development prefabricated building Hunian rumah dan apartemen melalui pemanfaatan produk, sumber daya, pengalaman dan kapasitas sesuai kegiatan usaha masing-masing.
“Ini merupakan kerja sama yang baik sebagai sesama anak perusahaan dari Waskita Karya. Nantinya proyek gedung WSKR akan menggunakan produk prefabricated building milik WSBP. Bangunan dengan menggunakan prefabricated building menjadi alternatif hunian di masa depan,” ujarnya.
Bangunan dengan menggunakan prefabricated building sendiri adalah gedung yang dibangun secara prefabrikasi (off site construction) dan terdiri dari beberapa komponen bangunan atau disebut modul.
Advertisement