Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Vagit Alekperov mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil.
Pengunduran itu terjadi beberapa hari setelah Inggris dan Uni Eropa memberikan sanksi kepada Vagit Alekperov dan miliarder Rusia lainnya atas perang di Ukraina.
Baca Juga
Dilansir dari Forbes, Jumat (22/4/2022) Lukoil mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Alekperov juga mengundurkan diri dari dewan perusahaan.
Advertisement
Namun, perusahaan itu tidak mengungkapkan alasan pengunduran diri Alekperov atau siapa yang akan mengambil alih posisinya.
Alekperov dilaporkan memutuskan untuk mengundurkan diri setelah dia dijatuhi sanksi sehingga dia tidak akan mempengaruhi operasi perusahaan, menurut sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sebagai informasi, Vagit Alekperov, yang juga mantan wakil menteri minyak dan gas Uni Soviet, telah menjadi CEO Lukoil sejak 1993, ketika perusahaan itu didirikan.
Menurut pelacak kekayaan bersih real-time Forbes, kekayaan bersih Alekperov sebesar USD 18,6 miliar atau turun dari sekitar USD 24,9 miliar tahun lalu.
Australia adalah negara pertama yang menjatuhkan sanksi kepada Alekperov pada 8 April 2022.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengumumkan sanksi tersebut, yang juga termasuk 67 entitas Rusia lainnya.
Pekan lalu, Inggris mengeluarkan pembekuan aset dan larangan perjalanan, berkoordinasi dengan Uni Eropa, terhadap Alekperov.
Beberapa pengusaha Rusia telah mengundurkan diri atau menyerahkan kendali atas perusahaan mereka setelah datangnya serangkaian sanksi dari negara Barat dalam beberapa pekan terakhir di tengah konflik Rusia-Ukraina.
Bagaimana Masa Depan Lukoil Tanpa Vagit Alekperov?
Setelah mengundurkan diri, muncul pertanyaan tentang masa depan Lukoil tanpa Alekperov.
Thane Gustafson, seorang profesor di Georgetown Law dan seorang ahli politik sekaligus energi Rusia, mengatakan kepada Forbes bahwa Lukoil adalah "ciptaan pribadi Alekperov sejak awal, dan ia benar-benar mewujudkan jiwa dan substansi Lukoil."
Sebuah sumber yang merupakan pakar industri minyak dan gas Rusia menambahkan bahwa rencana pensiun Alekperov mungkin "diarahkan ke dalam sejumlah keraguan" oleh sanksi.
"Jika dia berpikir, 'Saya akan menjual semua ini, mendapatkan uang tunai dan tinggal di selatan Prancis,' itu tidak masuk akal," kata sumber itu kepada Forbes.
Lukoil menjadi salah satu perusahaan Rusia pertama yang menyuarakan tentangan atas perang di Ukraina pada awal Maret 2022, dan menyerukan penghentian konflik.
"Kami sangat mendukung gencatan senjata yang langgeng dan penyelesaian masalah melalui negosiasi dan diplomasi yang serius," kata dewan direksi perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Mengintip Nilai Yacht Mewah Milik Vagit Alekperov
Alekperov diketahui memiliki salah satu perusahaan superyacht terbesar di Belanda, Heesen Yachts.
Heesen telah membangun dua kapal pesiar untuk Alekperov, termasuk Galactica Super Nova senilai sekitar USD 67 juta, dan superyacht bernama Space yang sebelumnya dikenal sebagai Galactica Plus.
Galactica Super Nova telah berada di lepas pantai Montenegro selama hampir dua bulan, dan belum pernah berlayar.
Hal itu diduga untuk menghindari penyitaan karena sanksi aset dari negara Barat atas invasi Rusia di Ukraina.
Selain Alekperov, superyacht yang diyakini milik miliarder Rusia Suleiman Kerimov, sebelumnya juga dikabarkan akan disita Amerika Serikat.
Superyacht bernama Amadea itu kini sedang berada di Fiji.
Dikutip dari CNBC International, jaksa penuntut umum Fiji, yakni Christopher Pryde mengatakan bahwa kapal pesiar Amadea saat ini dilarang meninggalkan perairan Fiji sampai pihak berwenang AS menyelesaikan surat perintah mereka untuk menyita kapal tersebut.
Kerimov telah dikenai sanksi oleh AS sejak 2018.
Kapal pesiar senilai USD 325 juta yang diduga milik Kerimov ini tiba di pelabuhan Lautoka Fiji dari Meksiko pekan lalu, menurut MarineTraffic, sebuah perusahaan analisis maritim.
Sementara itu, seorang agen kapal pesiar di Fiji yang mengklaim dirinya sebagai perwakilan untuk Amadea mengatakan pekan lalu bahwa pengacara kapal tersebut menentang pernyataan yang menyebut Kerimov memiliki kapal tersebut.