Liputan6.com, Jakarta PT Pertagas Niaga sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina berkomitmen memenuhi kebutuhan gas bumi Pupuk Iskandar Muda sebesar 45 BBTUD.
Hal ini merupakan pelaksanaan Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 134Tahun 2021.
Advertisement
Baca Juga
Komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan Letter of Agreement (LOA), dilakukan oleh Presiden Direktur PT Pertagas Niaga Aminuddin dan Direktur Operasi dan Produksi PT Pupuk Iskandar Muda Jaka Kirwanto.
Advertisement
Preside Direktur PT Pertagas Niaga Aminuddin mengatakan Dengan penerapan Kepmen ESDM 134/2021 ini, diharapkan industri pupuk dalam negeri dapat terus berkembang sehingga memberikan kontribusi positif bagi pertanian dalam negeri.
“Subholding Gas pada prinsipnya selalu mendukung langkah Pemerintah guna mendukung kemajuan industri nasional. Kerjasama dengan PIM ini punya arti penting bagi kami karena selain merupakan konsumen dengan penyerapan gas yang besar di Sumbagut, apa yang kami lakukan ini juga merupakan bagian sinergi BUMN,” terang Aminuddin, di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Berdasarkan Kepmen ESDM 134/2021, PIM mendapatkan alokasi gas bumi sebesar 45 BBTUD. Gas bumi tersebut berasal dari Wilayah Kerja Blok A.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Implementasi Kepmen ESDM
Aminuddin melanjutkan, implementasi Kepmen ESDM juga diharapkan bisa menghadirkan efisiensi biaya produksi PIM sehingga mendorong produkvitas untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing.
“Kami mengupayakan suplai gas yang terjamin bagi PIM, agar manfaatnya bisa memberikan kontribusi positif dalam menopang produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional,” imbuh Aminuddin.
Subholding Gas yakin pemanfaatan gas bumi oleh kalangan industri akan terus meningkat seiring dengan kesadaran untuk beralih ke gas sebagai energi transisi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga untuk mendukung komitmen Pemerintah yang mencanangkan Net Zero Emission pada 2060.
Advertisement
Lapangan Migas Jumila Beroperasi, Produksi Gas Indonesia akan Bertambah 45 MMSCFD
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, produksi gas Indonesia bertambah sebesar 45 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan beroperasinya Lapangan Jumelai.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha meresmikan pengoperasian proyek pengembangan Lapangan Jumelai yang menjadi bagian dari Proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) di Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS), Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara.
Seremoni ini menandakan dimulainya aliran gas dari anjungan JML1 di Lapangan South Mahakam ke Lapangan SPS. Proyek Jumelai merupakan proyek fasilitas produksi pertama dari PHM yang beroperasi pada 2022.
“Estimasi produksi dari proyek ini adalah gas sebesar 45 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan kondensat 710 BCPD (barel kondensat per hari). Dengan produksi yang cukup besar, maka produksi dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional sekaligus sebagai penggerak roda perekonomian bagi Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur,” kata Julius, di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Secara keseluruhan proyek ini dapat diselesaikan dalam waktu lebih kurang 24 bulan dengan nilai investasi sebesar USD 65 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun.
Target 2022
Hal ini tentu saja merupakan capaian yang sangat baik mengingat pelaksanaan pekerjaan berada pada kondisi pandemi Covid-19. SKK Migas juga untuk memberikan apresiasi atas upaya keras dari semua pihak dalam upaya bersama untuk memenuhi amanah pemerintah di sektor migas.
Julius juga mendorong agar PHM dapat memenuhi target tahun 2022 yakni lifting gas sebesar 498 MMSCFD dan lifting minyak 26 ribu barel minyak per hari (bph).
“Pemenuhan target tersebut akan didukung oleh proyek-proyek fasilitas produksi PHM lain yang akan beroperasi di 2022 yaitu Proyek North Sisi North Nubi di Agustus 2022 dan Proyek Bekapai 3 di November 2022. Oleh karena itu kami berharap agar perwira PHM dapat memberikan segala upaya agar kedua proyek tersebut juga dapat on stream tepat waktu,” imbuh Julius.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Manager Project PHM Setyo Sapto Edi menjelaskan, bahwa Proyek JSN merupakan proyek green field pertama yang dikerjakan oleh PHM sejak alih kelola dari operator sebelumnya ke Pertamina.
Proyek ini dimulai setelah mendapat persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/POD) pada Juli 2018, dilanjutkan dengan final investment decision pada Oktober 2019, dan eksekusi proyek saar Juni 2020 melalui penandatanganan kontrak bersama mitra kerja yaitu PT Meindo Elang Indah sebagai pelaksana proyek.
Advertisement