Perdana, Indonesia Kini Punya Pabrik Detonator di Subang

Proyek pembangunan Pabrik Elemented Detonator sesuai dengan target yang direncanakan yaitu pada Oktober 2021 dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2022, 17:00 WIB
Direktur Utama PT Amarta Karya, Nikolas Agung saat menghadiri acara Public Release Elemented Detonator milik PT Dahana (Persero) di Subang, Jawa Barat (13/6/2022)
Direktur Utama PT Amarta Karya, Nikolas Agung saat menghadiri acara Public Release Elemented Detonator milik PT Dahana (Persero) di Subang, Jawa Barat (13/6/2022).

Liputan6.com, Jakarta PT Amarta Karya (Persero) berhasil merampungkan proyek pembangunan Pabrik Elemented Detonator sesuai dengan target yang direncanakan yaitu pada Oktober 2021 dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 20 April 2022 lalu. 

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Amarta Karya, Nikolas Agung saat menghadiri acara Public Release Elemented Detonator milik PT Dahana (Persero) di Subang, Jawa Barat (13/6/2022) kemarin.

Acara ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran Holding Defend ID sekaligus peresmian Pabrik Elemented Detonator oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 20 April 2022. 

Di mana dalam acara tersebut para tamu undangan dapat menyaksikan kembali dokumentasi kilas balik pembangunan sekaligus Plant Tour Pabrik Elemented Detonator yang dibangun oleh Amarta Karya. 

“Terima kasih kepada PT Dahana (Persero) selaku owner telah mempercayakan pembangunan Pabrik Elemented Detonator pertama di Indonesia kepada kami Amarta Karya, ini merupakan karya nyata kami dimana dapat berkontribusi terhadap sektor pertahanan yaitu mewujudkan kemandirian bahan peledak dalam negeri,” ungkap Nikolas di Subang, Senin (13/06/2022). 

Nikolas Agung mengaku bahwa saat pembangunan pabrik  sempat terkendala karena keterbatasan di tengah Pandemi Covid-19. Namun perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi itu tetap berkomitmen tinggi untuk dapat menyelesaikan pembangunan pabrik Elemented Detonator ini dengan selamat, tepat watu dan mutu yang berkualitas.

“Kinerja yang keras dan kerja sama yang sangat baik antara Amarta Karya dengan Dahana menjadi kunci sukses atas selesainya pembangunan pabrik ini, dan tanpa adanya kecelakaan atau Zero Accident,” jelas Nikolas.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kemandirian

(Foto: PT Dahana (Persero)
Uji coba roket balistik karya BUMN Indonesia PT Dahana (Foto: PT Dahana)

Pihaknya berharap, dengan kemandirian terhadap pabrik Elemented Detonator ini dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sehingga dapat membatasi impor dan bergantung dari negara lain.

“Denagn beroperasinya pabrik Elemented Detonator ini menjadi momentum untuk meningkatkan kemandirian TKDN sehingga dapat membatasi impor dan ketergantungan terhadap negara lain," tutur dia.

"Terutama pada sektor inititating device serta menguatkan sektor pertahanan dalam menjamin kualitas dan daya saing. Hal ini barang tentu dapat meningkatkan pemulihan ekonomi nasional,” jelas Nikolas.

Turut hadir dalam acara tersebut, Dirtekindhan Dirjen Pothan Marsma TNI Ir. Wajariman, M.Sc, Koordinator Sub Direktorat Bimbingan Usaha Mineral Kementerian ESDM Indra Yuspiar, Direksi PT Dahana (Persero) dan Direksi PT Len Industri (Persero).

Dahana dan TNI Uji Coba Roket Pembunuh Tank

Salah satu lini bisnis Dahana adalah bahan peledak untuk pertahanan seperti Bomb P Series, Roket Rhan-122b dan peluncur roketnya serta bahan peledak lainnya. (Dok Dahana)
Salah satu lini bisnis Dahana adalah bahan peledak untuk pertahanan seperti Bomb P Series, Roket Rhan-122b dan peluncur roketnya serta bahan peledak lainnya. (Dok Dahana)

Sebelumnya, PT Dahana (Persero) melakukan uji coba Senjata Lawan Tank (SLT). Uji coba dinamis tersebut dilakukan untuk mengetahui jarak tempuh dan stabilitas roket ketika diluncurkan.

Diketahui, senjata anti tank tersebut dibuat lewat kolaborasi antara PT Dahana dan PT Hariff Daya Tunggal Engineering.

Kegiatan uji coba dilaksanakan pada Selasa, 16 November 2021 di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat, Bandung, Jawa Barat.

Pada tahap awal, SLT yang akan dibuat ini merupakan SLT latih dimana digunakan untuk keperluan latihan. Ke depan, SLT ini akan dibekali dengan warhead sehingga dapat dipergunakan sebagai senjata untuk pertahanan.

“Uji dinamis (terbang) Roket diharapkan bisa mencapai jarak 300 meter. Namun, sementara ini pencapaian kita sudah 600 meter, jadi tinggal pengubahan sudut tembaknya,” ujar Suhendra Yusuf RPN, Direktur Teknologi & Pengembangan PT DAHANA (Persero), dalam keterangan resmi, Selasa (16/11/2021).

Dahana, kata dia, mendapatkan kepercayaan dari Litbang Pusat Kesenjataan Infanteri (PUSSENIF) sebagai pemilik anggaran sekaligus user dari SLT.

Roket karya anak bangsa ini diharapkan dapat mencapai jarak efektif 300-400 meter dan dapat diisi ulang beberapa kali pada peluncur yang juga telah dikerjakan pada pengembangan SLT.

“Kami berharap, luncuran roket ini minimal bisa lurus dan stabil, sehingga tahun depan dapat dilakukan sertifikasi, dan jika lolos, maka akan dilanjutkan ke produksi massal,” lanjut Suhendra.

Melawan Tank

Salah satu lini bisnis Dahana adalah bahan peledak untuk pertahanan seperti Bomb P Series, Roket Rhan-122b dan peluncur roketnya serta bahan peledak lainnya. (Dok Dahana)
Salah satu lini bisnis Dahana adalah bahan peledak untuk pertahanan seperti Bomb P Series, Roket Rhan-122b dan peluncur roketnya serta bahan peledak lainnya. (Dok Dahana)

Di medan peperangan, tank merupakan senjata berbahaya yang sering digunakan untuk membuka jalur pasukan infanteri, dengan kemampuannya bermanuver serta dilindungi dengan baja, tank seringkali membuat musuh kewalahan.

Namun, Suhendra menyebut, bukan berarti tank tak bisa untuk dikalahkan, untuk melawan tank, Indonesia membangun Senjata Lawan Tank (SLT).

SLT merupakan sebuah senjata versi kecil dan ringan sehingga dapat ditembakkan oleh satu orang personel menggunakan peluncur yang ditembakkan di atas bahu, sehingga disebut sebagai senjata panggul.

SLT dikembangkan sebagai upaya melengkapi kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) militer Indonesia disamping produk-produk lainnya. Keberadaan SLT juga akan memperkuat sistem pertahanan nasional.

Sampai saat ini, sebagai BUMN yang bergerak di industri bahan peledak, DAHANA telah memproduksi berbagai kebutuhan militer seperti, Roket R-Han 450, R-Han 122 B, Bomb P- Series Live, dan berbagai macam produk lainnya.

Hal ini merupakan dukungan agar Indonesia dapat mandiri dalam industri pertahanan, sehingga mengurangi ketergantungan impor serta ke depannya dapat meningkatkan pemasukan bagi Negara. 

Infografis Belanja Alutsista ala Menhan Prabowo
Infografis Belanja Alutsista ala Menhan Prabowo (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya