Peran Dahana Jadi Anggota Holding BUMN Pertahanan
Pemerintah tengah membangun Holding industri pertahanan yang akan diisi oleh 5 BUMN, yaitu PT Len Industri (Persero) sebagai koordinator, PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pal Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero) sebagai anggota holding.
Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono mengatakan, Dahana berperan untuk mendukung semua matra dan platforms dengan fasilitas Energetic Material Center yang saat ini berlokasi di Subang, Jawa Barat.
"Energetics materials dibutuhkan sebagai bahan baku utama sistem persenjataan seperti artillery system, naval system, rocket and missile system, aircraft bombs, bomb and mortar system serta commercial explosives. Pengembangan energetic materials sangat dibutuhkan untuk mendukung platform seluruh matra baik darat, laut, udara dan Energetic materials tersebut salah satunya adalah propelan," terang Budi dalam keterangannya.
Pembangunan industri propelan merupakan proyek strategis yang berhubungan dengan kemandirian pertahanan nasional. Proyek ini dinilai harus dilanjutkan karena pabrik bahan baku dan fasilitas pendukung telah terbangun. Hanya diperlukan satu tahap lagi untuk mengintegrasikan dengan fasilitas yang sudah ada di Energetic Material Center PT Dahana (Persero).
"Urgensi propelan ini terkait juga dengan Kemandirian Industri Hulu Pertahanan Nasional. Impor propelan seringkali dipengaruhi isu embargo, oleh karena itu kemandirian penguasaan teknologi sangat diperlukan. Selain itu, keberadaan industri propelan di Indonesia, dapat memberikan efek gentar dan selain itu dapat mendorong penyerapan tenaga kerja dan menggerakan roda ekonomi (industri)," ujarnya.
Pernah Ekspor 20 Kontainer Bahan Peledak ke Australia
Usai sukses dalam dua kali pengiriman sebelumnya, perusahaan bahan peledak dalam negeri, PT Dahana (Persero) kembali mengirim produk bahan peledak ke perusahaan asal Negeri Kanguru Johnex Explosives Australia pada 23 April 2020.
Sebanyak 215 Ton Megadrive Cartridge Emulsion 32mm x 700mm dalam 20 kontainer diberangkatkan dari Kawasan Energetic Material Center (EMC) Dahana, Subang pada Kamis, 23 April 2020.
Pengiriman menggunakan truck trailer menuju pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang selanjutnya dikirim ke Australia dengan kapal. Setelah tiba di Pelabuhan tujuan, produk Dahana tersebut akan didistribusikan langsung ke gudang-gudang end user Johnex Explosives di Australia.
Direktur Operasi Dahana Bambang Agung menyebutkan, ekspor ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk terus mempertahankan kinerja positif perusahaan di tengah hantaman pandemi Covid-19 secara global.
“Alhamdulillah dalam kondisi pandemi covid-19 ini Dahana masih membuktikan untuk tetap eksis melaksanakan proses ekspor bahan peledak ke salah satu konsumen kita di Australia (Johnex). Ini membuktikan bahwa Dahana mampu menjawab kepercayaan yang diberikan konsumen di luar negeri dengan komitmen dan konsisten,” tutur Bambang Agung dalam keterangan tertulis.
Meski kondisi bisnis sedang lesu akibat pandemi covid-19, keberlanjutan ekspor bahan peledak ke Australia juga membuktikan bahwa industri bahan peledak dalam negeri mampu bersaing di pentas global.
Kualitas dan dan kemampuan Dahana akan semakin teruji untuk melakukan lompatan-lompatan bisnis dan akhirnya dapat diperhitungkan oleh pasar lebih luas, tak terbatas pada pasar Australia.
Produksi Bom Pesawat Temput
Salah satu holding BUMN industri Pertahanan PT DAHANA (Persero) fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak/bom/propelan) untuk seluruh matra pertahanan, yakni bom unggulannya adalah Bom P Series untuk pesawat tempur Indonesia.
Bom P Series besutan PT DAHANA (Persero) ini diproduksi untuk dapat digunakan pesawat standar Rusia. Dengan bahan peledak TNT, Bom P Series yang terdiri dari Bom P-100L, P-250L, dan P-500L memiliki kemampuan ledak dengan efek pecahan yang dapat menghancurkan bangunan, pondasi bunker, serta benda bergerak di area yang luas.
Direktur Teknologi & Pengembangan PT DAHANA (Persero) Wildan Widarman, menjelaskan, Bom P Series masuk ke dalam kategori bom High Drags General Purpose (HDGP), yang terbagi menjadi empat bagian utama seperti, Noze Fuse Bom Assembly, Suspension Lugs Bom, Body Bom Assembly, dan Tail Bom Assembly.
Sementara itu, kapasitas produksi masing-masing bom berkisar di 3000 pcs/tahun Bom P-100L, 2000 pcs/tahun Bom P-250L, serta 1000 pcs/tahun Bom P-500L.
“Ketiga Bom P Series ini memiliki tipe fuze bom yang sama, yaitu AVU-ETM/AVU-ETMA,” kata Wildan Widarman.
Menurutnya dengan pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan, memudahkan para pemangku kebijakan untuk mensinergikan permintaan seluruh matra, termasuk permintaan akan berbagai jenis bahan peledak dan bom.
Dimana L=letak produksi yang dekat dengan lokasi pengguna akhir juga memudahkan dalam pengiriman dan perawatan produk-produk Alpalhankam Industri Pertahanan.
Berita Terbaru
Cara Membuat Fishbone Diagram: Panduan Lengkap untuk Analisis Masalah
Aviani Malik Tegur dan Datangi Penonton yang Catcalling, Tindakan Tegasnya Patut Dicontoh Para Korban Pelecehan
Potret Kejutan Ultah Dinda Hauw dari Rey Mbayang, Kenang Video Romantis
Lion Group Tarik Biaya Tambahan ke Penumpang yang Bawa Kardus hingga Karung, Simak Rinciannya!
Cara Cek kWh Token Listrik: Panduan Lengkap untuk Pengguna Listrik Prabayar
Jerome Polin Pakai Seragam Tim Jepang Jelang Laga Versus Timnas Indonesia, Alasannya Bikin Ngakak
Timnas Indonesia vs Jepang Dikawal Ketat, Aparat Gabungan hingga Rantis Disiagakan
Cara Membuat Barcode Maps: Panduan Lengkap dan Praktis
Cara Membuat Biodata Diri Sendiri yang Menarik dan Profesional
Mengenal Akbid Adalah Pendidikan Kebidanan yang Mencetak Tenaga Kesehatan Profesional
Cara Cek Ijazah: Panduan Lengkap Verifikasi Keaslian Dokumen Pendidikan
Cara Membuat Buras Khas Sulawesi Selatan yang Lezat dan Gurih