Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terbang ke Jepang guna membahas percepatan penyelesaian proyek transportasi. Ia bertemu dengan pihak pemerintah Jepang dan sektor swasta.
Baca Juga
Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Kemenhub, diantaranya ada proyek MRT North-South dan East-West, Pelabuhan Patimban Fase 1-2 (Paket 5 dan 6), dan Kereta semi Cepat Jakarta-Surabaya.
Advertisement
Diketahui, Menhub Budi Karya Sumadi, Selasa (21/6), tiba di Jepang untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat pemerintah Jepang (G to G) dan pihak swasta (G to B), dalam rangka mendorong percepatan pengerjaan dan penyelesaian sejumlah proyek transportasi di Indonesia.
“Apa yang kami lakukan disini adalah mengupayakan bahwa infrastruktur menjadi visi misi Presiden Jokowi dapat dilaksanakan dengan baik. Beberapa proyek strategis nasional secara kebetulan mendapat dukungan dari Pemerintah Jepang,” ujar Menhub.
Untuk pembangunan MRT North-South dan East-West, Menhub mengatakan dalam waktu dekat akan ditandatangani suatu kepastian pendanaan dari Pemerintah Jepang.
Tentunya, ini suatu kabar yang menggembirakan, sehingga proyek MRT tersebut bisa dipastikan berjalan baik.
“Pekerjaan ini bukan pekerjaan yang mudah, Presiden menugaskan kepada kami untuk melakukan pengawalan MRT, Patimban, tempat pengujian kendaraan, Kereta Api semi cepat Jakarta-Surabaya. Oleh karenanya, mendahului perjalanan bapak Presiden mungkin Juli akan ke jepang, kami memastikan 4 proyek ini berjalan baik,” ungkap Menhub.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembangunan MRT
Untuk proyek patimban, saat ini sedang dalam tahap finalisasi proyek kedua, dimana Pemerintah akan membangun tambahan Pelabuhan kontainer dan Pelabuhan untuk mobil. Proyek itu diharapkan akan selesai tahun 2024.
Sementara, untuk proyek KA semi cepat Jakarta-Surabaya, juga masih dalam tahap finalisasi dan masih dilakukan beberapa perhitungan. Kemenhub akan mengukur secara cermat kondisi lapangannya, dan itu membutuhkan lebih kurang 1 tahun.
“Kita berharap bisa berjalan, apabila bisa berjalan maka JKT-Surabaya bisa ditempuh kurang dari 6 jam dan ini suatu harapan yang memberikan alternatif bagi masyarakat,” pungkas Menhub.
Advertisement
Tiru Jepang, Transportasi Antar Kantor di IKN Nusantara Pakai Kereta Gantung
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan rencananya Pemerintah Indonesia akan menerapkan transportasi kereta gantung di Ibu Kota Negara (IKN) sebagai alat transportasi antar kantor.
Dalam kunjungannya ke Jepang selama 2 hari, yang berlangsung 21-22 Juni 2022, Menhub juga meninjau kawasan Shiba, Tokyo, Jepang. Di tempat tersebut terdapat kereta gantung. Disana Kereta gantung digunakan sebagai alat transportasi di tempat wisata.
“Insyallah akan inisiasi saya dapat perintah dari Bapak presiden dan Bappenas untuk mempelajari, kita tahu bahwa IKN membutuhkan suatu pergerakan yang unik, kita akan menggunakan kereta gantung menjadi alat transportasi kantor ke kantor dan kita akan lakukan di tempat wisata seperti di Bali,” kata Menhub dalam konferensi pers, virtual terkait Kunjungan Kerja Menhub ke Jepang, Rabu (22/6/2022).
Menhub menyebut, pemandangan yang dilihat menggunakan kereta gantung sangatlah indah di Jepang. Menhub juga memuji pengelolaan yang dilakukan Pemerintah Jepang terkait kereta gantung.
“Pemandangannya sangat Indah dikelola secara baik oleh Jepang, tentu saja teknologinya bukan dari Jepang saja tapi juga dari negara lain,” kata Menhub Budi.
Lebih lanjut, dalam kunjungannya ke Jepang, untuk IKN Menhub juga membahas kemungkinan-kemungkinan rencana penerapan transportasi kereta api, dan kapal. Karena memang dua hal ini menjadi domain dari Kementerian Perhubungan.
“Oleh karenanya saya tadi pagi meninjau Shiba untuk meninjau kemungkinan alat transportasi berbasis listrik tentu sangat environment friendly,” ujar Menhub.
Pembangunan Ibu Kota Baru
Sebelumnya Pemerintah menyatakan tengah merancang pembangunan ibu kota baru yang direncanakan berada pada lahan seluas 256.142 Hektare (Ha) di Kalimantan Timur. Pengembangan kawasan ini pun nantinya akan mengusung konsep forest city yang ramah lingkungan.
Ibu kota negara juga nanti akan memanfaatkan energi baru terbarukan atau EBT seperti energi air, angin, atau matahari. Sebab, dalam konsep mengenai green city yang sustainable, efisiensi mengenai konservasi energi memang harus bisa dipastikan.
Selain itu, nantinya juga akan dilengkapi sistem bangunan yang green desain, serta circular water management system yang akan memanfaatkan air secara optimal.
Selain itu, Ibu Kota baru juga nanti akan mengusung pola mobilitas juga harus berorientasi pada transportasi publik.
Advertisement