Makin Luas! Membentang dari Jakarta hingga Amerika, Telkom Bangun SKKL Brifost

TelkomGroup melalui Telin akan membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru, setelah sebelumnya sukses membangun kabel laut ke arah Amerika Serikat pada tahun 2017.

oleh Fachri pada 24 Jun 2022, 10:34 WIB
Diperbarui 24 Jun 2022, 10:30 WIB
Peta Sistem Komunikasi Kabel Laut - SKKL.
Peta Sistem Komunikasi Kabel Laut - SKKL (Foto: Telin).

Liputan6.com, Jakarta TelkomGroup melalui Telin akan membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru, setelah sebelumnya sukses membangun kabel laut ke arah Amerika Serikat pada tahun 2017. Pembangunan strategis ini akan bekerja sama dengan konsorsium Bifrost serta menggandeng Meta atau Facebook dan Keppe demi memperkuat 2nd Gateway International Manado.

Direktur Utama Telin Budi Satria Dharma Purba mengatakan, jalur SKKL Bifrost juga akan berfungsi sebagai diversity atau redundancy titik pendaratan, di mana titik pendaratan IGG dan Bifrost akan berbeda. Selain itu, untuk memberikan dukungan ketersediaan konektivitas ke arah Ibu kota Nusantara. Rute SKKL Bifrost adalah Jakarta, Singapura, Balikpapan, Manado, Davao, Guam, dan California.

“TelkomGroup melalui Telin telah membangun 70 ribu KM SKKL, ditambah dengan kolaborasi kepemilikan di berbagai SKKL internasional lainnya mencapai lebih dari 200 ribu KM terbentang dari Indonesia, Kawasan Asia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat," jelas Dirut Telin Budi Satria Dharma Purba, di Jakarta, Jumat (24/6).

 

 

Operator Pertama Bangun SKKL

Telkom Indonesia.
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Sementara itu, SVP Corporate Communication & Investor Relation PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Ahmad Reza memaparkan, Telkom menjadi operator pertama yang membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Indonesia atau Asia Tenggara langsung ke Amerika Serikat.

Ketika itu, Telkom melalui konsorsium Kabel Laut SEA-US dan Indonesia Global Gateway (IGG) membangun SKKL sejak tahun 2014 dan selesai tahun 2017. IGG adalah konsorsium antara Telkom dengan Telin, sedangkan SEA-US adalah konsorsium internasional beranggotakan Telin, Globe Telecom, GTA, Hawaiian Telcom, RTI, dan GTI. Kedua SKKL tersebut sudah beroperasi sejak 2017 melayani pelanggan nasional dan juga hyperscalers serta melayani IP Transit (2nd Gateway International Manado). 

Ahmad Reza menambahkan, kabel laut IGG SEA-US ini membentang dari Singapura, Indonesia ke Amerika Serikat dan menghubungkan lima area dan teritori yaitu Manado (Indonesia), Davao (Filipina), Piti (Guam), Oahu (Hawaii, AS), dan Los Angeles (California, AS). Penggelaran SEA-US dan IGG ini merupakan jalur alternatif yang melewati perairan Indonesia dan laut Pasifik sebagai proteksi atas rute-rute kabel ke Amerika yang umumnya melalui isu Selat Luzon dan Laut Cina Selatan atau Selat Luzon yang sering mengalami gangguan kabel putus akibat gempa bawah laut dan juga jangkar kapal.  

“Hal ini mengakibatkan jalur IGG dan SEA-US saat ini menjadi rute paling favorit dan semakin meningkatnya permintaan pelanggan untuk rute ini. Saat ini banyak pengembangan dan pembangunan sistem kabel laut yang mengikuti rute ini,” jelas Reza.

Telah Bangun SKKL Bifrost

Demi Internet Cepat, Telin dan Telekom Malaysia Kerja Sama Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut
Sistem komunikasi kabel laut di masa depan akan menguntungkan kedua belah pihak serta para pemangku kepentingan.

Kini, untuk semakin memperkuat Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang sudah ada dan menghubungkan konektivitas di Indonesia Timur, Telkom Internasional (Telin) telah membangun SKKL Bifrost sejak Maret 2021, bergabung dengan konsorsium telekomunikasi global beranggotan Telin, Keppel, dan Meta. Menurut Ahmad Reza, SKKL Bifrost menghubungkan  langsung Indonesia ke Amerika Serikat dengan Manado sebagai gateway internasional kedua di  Indonesia setelah Batam, untuk mendukung pembangunan kawasan Indonesia Timur.  

“Pembangunan SKKL Bifrost yang dipionir oleh TelkomGroup menjadi sangat strategis bagi konektivitas Indonesia secara komprehensif dan mendukung economy digital yang diproyeksikan  pada tahun 2030 dapat mencapai Rp 4.500 triliun. Keberadaan SKKL Bifrost ini juga akan menjadi backup jika ada SKKL yang putus atau mengalami gangguan dan ketersediaan konektifitas ke arah Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara) Republik Indonesia yang saat ini juga dalam proses pembangunan,” paparnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya