Sri Mulyani: Bangun Infrastruktur Tak Semudah Seperti Kisah Roro Jonggrang

Kisah Roro Jonggrang menceritakan soal seorang putri yang akan dipinang oleh seorang laki-laki sederhana.

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Jul 2022, 20:37 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2022, 20:35 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen di sela acara 3rd Finance Ministers & Central Bank Governors di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) I, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen di sela acara 3rd Finance Ministers & Central Bank Governors di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) I, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022). (Anisyah Al Faqir/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pembangunan infrastruktur tak bisa diselesaikan dalam satu malam. Ia menekankan pembangunan infrastruktur perlu memperhatikan perencanaan hingga manajemen pembangunan kedepannya.

Guna mendukung itu, ia mengisahkan cerita rakyat tentang Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Cerita ini, disampaikan Sri Mulyani sebagai gambaran kalau tidak mungkin ada pembangunan infrastruktur yang bisa selesai dalam satu malam.

“Kita semua paham bahwa infrastruktur tidak seperti proyek instan,” katanya dalam G20 Infrastructure Investors Dialogue, Jumat (15/7/2022).

Untuk diketahui, kisah Roro Jonggrang menceritakan soal seorang putri yang akan dipinang oleh seorang laki-laki sederhana. Untuk menolaknya secara halus, Roro Jonggrang meminta lelaki untuk membuatkan 100 candi atau istana dalam satu malam, tujuannya agar keinginan pinangan itu tak bisa terpenuhi.

Lelaki yang dikenal Bandung Bondowoso itu mengerahkan kekuatan gaib untuk membangun istana dalam satu malam agar bisa menikahi Roro Jonggrang. Yang belakangan, hal itu tak bisa dicapai.

“Membangun infrastruktur dalam kehidupan nyata tidak seperti kisah itu membangun istana semalam, itulah yang saya coba katakan,” katanya.

Bendahara negara ini menekankan pembangun infrastruktur perlu dibarengi dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Mulai dari tahapan pembiayaan, pembangunan hingga penyelesaian proyek.

“Jadi pada dasarnya infrastruktur tidak bisa selesai dalam semalam. Pasti butuh mengelola seluruh siklus dari perencanaan, pengadaan hingga pelaksanaan. Bahkan dalam hal ini apakah mereka bekerja dengan baik, saya pikir itu akan membutuhkan kapasitas dan kompetensi manajemen yang mumpuni,” kata Sri Mulyani.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Infastruktur Berkelanjutan

Melihat Progres Pembangunan LRT yang Mundur Hingga Juni 2022
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (7/8/2020). PT Adhi Karya akan memprioritaskan pengerjaan proyek infrastruktur berlabel proyek strategis nasional (PSN) di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Lebih lanjut, Sri Mulyani meminta agar pembangunan infrastruktur harus mengedepankan infrastruktur hijau atau berkelanjutan. Artinya, itu memiliki tambahan aspek lagi yang perlu benar-benar diperhatikan.

“Jadi anda harus bertanggung jawa dan memverifikasi apakah infrastrruktur ini benar-benar hijau,” katanya.

Ini juga menyangkut aspek pembiayaan yang juga menjadi perhatian untuk bisa dilakukan. Misalnya yang populer adalah kerja sama antara pemerintah dan swasta atau kerap disebut skema Public Private Partnership (PPP).

“Maka dalam hal ini menarik partisipasi sektor swasta merupakan salah satu tantangannya. Ketika mereka memastikan bahwa hubungan publik-swasta ini dapat dipertahankan dengan cara yang transparan dan akuntabel selama seluruh siklus hidup infrastruktur ini,” tuturnya.

 

Kunci Pertumbuhan

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan salah satu kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 adalah membangun ekonomi yang berkelanjutan.

Hal itu disampaikan dalam Opening Remarks: Joint G20/OECD Corporate Governance Forum, di Nusa Dua Bali, Kamis (14/7/2022).

Dalam paparannya, Menkeu menyampaikan bahwa pandemi covid-19 telah mengubah segalanya. Banyak hal yang terdampak pandemi, khususnya pelemahan ekonomi global, pasar modal terganggu, hingga perubahan iklim dan resiko lingkungan, sosial, dan tata kelola lainnya yang juga turut terdampak.

Namun, seiring dengan adaptasi kondisi normal baru, akibat pandemi aktivitas ekonomi dan mobilitas manusia mulai berangsur pulih. Kendati begitu, hal tersebut masih perlu menjadi perhatian bersama di tengah tantangan menghadapi ancaman covid-19 yang belum berakhir.

"Ekonomi perlahan pulih dan memasuki kecepatan pemulihan ekonomi dan mudah-mudahan juga membangun normal baru. Pembangunan Ekonomi yang berkelanjutan, salah satu cara untuk mencapai hal ini," kata Sri Mulyani.

Untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan peningkatan korporasi dengan cara memperbaiki kerangka tata kelola pemerintahan. Menkeu menyebutkan, gagasan Pembangunan Ekonomi yang berkelanjutan muncul dari dua faktor penting.

"Yang pertama adalah degradasi permanen sumber daya ekonomi yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Dan yang kedua adalah ketidaksesuaian standar optimalisasi ekonomi dengan Dinamika sumber daya yang ada," ujarnya. 

Keseimbangan

Menurutnya, pertumbuhan dan keseimbangan merupakan satu kesatuan yang ada dalam teori ekonomi. Tentu saja, baru-baru ini banyak pembuat kebijakan terutama di ekonomi keuangan seperti Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral yang hari ini bersidang dalam pertemuan G20, yang membahas hal yang kompleks antara pertumbuhan dan stabilitas.

"Pertumbuhan dalam hal ini dan keseimbangan adalah memperlakukan. Sementara memilih keseimbangan akan menjamin pertumbuhan ekonomi. Memilih ekspansi menyebabkan ketidakstabilan sistem. Jadi, bagi kita semua jawaban dari sifat ini adalah memilih pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Pertumbuhan tidak boleh dengan mengorbankan keberlanjutan, atau sebaliknya memperhatikan keberlanjutan tidak boleh dengan mengorbankan pertumbuhan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya