Harga Emas Hari Ini Kinclong Usai Isyarat Kenaikan Suku Bunga AS

Harga emas di pasar spot naik 0,04 persen menjadi USD 1.737,59 per ounce. Harga emas menyentuh level terendah sejak 27 Juli di USD 1.719,56 di awal sesi perdagangan.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Agu 2022, 07:51 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2022, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi harga emas dunia. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) karena reli dolar Amerika Serikat (AS) yang menekan harga emas ke posisi terendah dalam satu bulan di awal sesi berakhir.

Hal ini setelah Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi.

Dikutip dari CNBC, Selasa (30/8/2022), harga emas di pasar spot naik 0,04 persen menjadi USD 1.737,59 per ounce. Harga emas menyentuh level terendah sejak 27 Juli di USD 1.719,56 di awal sesi perdagangan.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,04 persen.

“Emas terjual habis setelah pidato Powell dan saat ini kenaikan disebabkan oleh bargain hunting murni serta pull-back dalam dolar... Emas akan segera mulai diperdagangkan dalam kisaran kecil sampai petunjuk lebih lanjut dari The Fed,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn.

Dalam pidatonya di Jackson Hole, Wyoming, Powell mengatakan Fed akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk mengekang inflasi.

Pelaku pasar sekarang sebagian besar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed September.

Emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, tetapi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil meredup di tengah lingkungan suku bunga tinggi.

“Tujuan kenaikan harga emas bullish adalah untuk membuat bentuk di atas resistance kuat di USD 1.800 dan tujuan penurunan harga jangka pendek bears mendorong harga berjangka di bawah dukungan teknis yang solid di USD 1.700,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

 

Harga Logam Lain

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Membatasi kenaikan harga emas, benchmark imbal hasil Treasury AS lebih tinggi untuk hari ini.

“AS sedang menuju resesi, Fed tidak bisa agresif saat itu; begitu pasar mendapat konfirmasi lebih lanjut tentang itu, emas akan mulai naik,” tambah Haberkorn.

Sementara itu, Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi nggris dan memperkirakan resesi akan dimulai akhir tahun ini.

Di tempat lain, harga perak turun 0,67 persen menjadi USD 18,75 per ounce, dan platinum naik sedikit lebih tinggi menjadi USD 864,1.

Sedangkan harga Palladium naik 1,48 persen menjadi USD 2.141,68. 

Prediksi Harga Emas Pekan Ini

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas akan diperkirakan bakal terjebak di wilayah netral lagi pada perdagangan di pekan ini. Harga emas akan menahan support di sekitar USD 1.750 per ounce dengan sentimen masih kepada Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).

Harga emas terus berjuang agar bisa masuk ke level bullish di tengah kebijakan The Fed yang maish mempertahankan kebijakan moneter yang agresif. Analis mencatat bahwa emas menghadapi tantangan lebih lanjut menyusul komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya yang sangat dinanti di simposium bank sentral di Jackson Hole, Wyoming.

Meskipun pidato Powell tidak hawkish seperti yang diperkirakan beberapa analis, dia mencatat bahwa suku bunga masih perlu naik lebih tinggi karena inflasi tetap menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian.

Jerome Powell menambahkan bahwa suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama untuk memastikan inflasi tetap dekat dengan target 2 persen.

Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, mungkin sulit bagi emas untuk reli di saat suku bunga tetap tinggi.

"Saya tidak terlalu optimis pada logam mulia saat ini karena harga berada di level support utama ini," katanya.

Namun, analis lain mengatakan bahwa penurunan tekanan inflasi dapat mendorong pasar untuk menilai langkah-langkah yang kurang agresif dari Federal Reserve, yang akan melemahkan dolar AS dan mendukung harga emas.

Pada Jumat lalu, Departemen Perdagangan AS mengatakan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti tumbuh 4,6 persen pada Juli 2022, turun dari angka Juni yang di anga 4,8 persen.

"Data inflasi mungkin jauh lebih relevan daripada apa pun yang dikatakan Powell," kata kepala analismata uang Forexlive.com, Adam Button.

"Emas harus bekerja dengan baik karena inflasi terus turun. Pasar dihargai terlalu tinggi untuk pergerakan 75 basis poin di bulan September dan emas harus reli karena ekspektasi itu mulai turun." tambah dia.

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya