Jalur Pendakian Gunung Dempo Ditutup Sementara Setelah Dikunjungi 68 Pendaki Sesaat Sebelum Erupsi

Saat terjadi erupsi sebanyak 68 orang pendaki sedang naik ke Gunung Dempo, yang terdaftar di Brigade. Namun satu tim yang telah sampai ke puncak telah turun sebelum erupsi terjadi.

oleh Henry diperbarui 25 Nov 2024, 04:13 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 04:01 WIB
Pacu Adrenalin Mendaki Gunung Dempo Pagar Alam Saat Musim Hujan
Jalur pendakian Gunung Dempo Pagar Alam saat berada di bagian atas gunung (Dok Pribadi Yusuf / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Registrasi Gunung Dempo (Brigade) menyebutkan jalur pendakian di gunung itu resmi ditutup pasca-erupsi yang terjadi pada Sabtu siang, 23 November 2024.Anggota Brigade Dika saat diwawancarai di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Minggu, mengatakan jalur pendakian di gunung itu resmi ditutup pasca-erupsi.

"Mulai hari ini kami menutup jalur pendakian dan saat ini tidak ada lagi aktivitas pendakian di Gunung Dempo," ucapnya, dilansir dari Antara. Ia mengatakan saat terjadi erupsi sebanyak 68 orang pendaki sedang naik ke Gunung Dempo, yang terdaftar di Brigade. Namun satu tim yang telah sampai ke puncak telah turun sebelum erupsi terjadi.

"Saat ada informasi adanya erupsi di Gunung Dempo, kami langsung informasikan teman-teman pendaki yang masih berada di jalur pendakian melalui pesan WhatApp (WA) dan juga SMS," terang Dika.

Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hadi Wijaya menyebutkan Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, masih ada kabut pasca-erupsi.

"Pasca erupsi aktivitas Gunung Dempo pada hari ini masih terlihat kabut dan permukaan danaunya tidak tampak,” katanya.  Ia mengatakan kegempaan masih terekam gempa tremor menerus 1-3 mikrometer, namun dominan satu mikrometer.

Oleh sebab itu pihaknya mengimbau agar masyarakat, pengunjung, wisatawan, tidak mendekati dan bermalam (camping) di pusat aktivitas Kawah Marapi Gunung Dempo dalam radius satu kilometer, serta arah bukaan kawah sejauh dua kilometer ke sektor utara.

"Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas sekitar kawah Gunung Dempo, mengingat kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan," tutur Hadi.

Jalur evakuasi segera disiapkan untuk warga di sekitar Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel), yang meletus pada Sabtu, 23 November 2024 dan berstatus Waspada (Level II).Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pagar Alam Anjas Hariansyah dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu, mengatakan pembuatan jalur evakuasi masuk ke dalam program mitigasi kebencanaan jangka panjang.

 

Jalur Evakuasi Gunung Dempo

Gunung Dempo di Sumatra Selatan meletus
Gunung Dempo di Sumatra Selatan meletus. (Dok: IG PMVG https://www.instagram.com/stories/pvmbg_/3507505680775396956?utm_source=ig_story_item_share&igsh=ejg3c2t5NTV4cG95)

 

Pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi teknis dari Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam, dan Kabupaten Lahat, terkait pembuatan jalur evakuasi tersebut.

“Dalam proses pemetaan unsur masyarakat akan lebih dilibatkan karena mereka akan lebih tahu ke arah mana saja mereka bisa mengevakuasi,” kata Anjas.

Berdasarkan hasil analisa dari tim pemantau gunung api Badan Geologi di Desa Dempo Makmur, Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, diketahui bahwa tinggi kolom abu teramati lebih dari 200 meter di atas kawah merapi Gunung Dempo dengan sebaran abu vulkanis berintensitas tebal condong ke arah utara.

Posisi Kawah Merapi yang menjadi pusat erupsi berada bersebelahan dengan puncak Gunung Dempo itu diketahui membelakangi Kota Pagar Alam dan lebih mengarah ke beberapa desa di Kabupaten Lahat dengan vegetasi yang juga berbeda.

“Maka itulah mengapa merespons kejadian Gunung Dempo ini kami harus melakukan pembahasan bersama-sama melibatkan semua unsur,” imbuhnya.Meski begitu, ia menegaskan bahwa secara prinsip erupsi yang terjadi kemarin siang itu masih dalam indikator aman dan tidak membahayakan masyarakat, karena hanya terjadi di puncak atau sekitar Kawah Merapi Gunung Dempo.

 

Aktivitas Pariwisata di Gunung Dempo

Pemandangan Gunung Karangetang
Pemandangan Gunung Karangetang. (Dok: IG @gabriellajourney https://www.instagram.com/p/CrpNFPCygSI/?igsh=MTlrd2dkeThlbXA5Zg%3D%3D)

 

BPBD Pagar Alam mengkonfirmasi sampai sejauh ini tidak ada pengevakuasian warga dan aktivitas pariwisata juga masih diperbolehkan untuk ke areal perkebunan teh, sejumlah destinasi wisata alam di kaki gunung Dempo, juga perkampungan wisata afdeling IV (titik awal pendakian).

Namun untuk aktivitas pendakian ke puncak Gunung Dempo via jalur umum masih belum memungkinkan sebagaimana rekomendasi dari Badan Geologi karena gunung berstatus Waspada (Level II).“Sejauh ini belum ada keputusan resminya terkait penutupan pendakian ke puncak Gunung Dempo ini, tapi sebaiknya menaati rekomendasi itu,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap warga tidak mendekati area 2,5 kilometer dari kawah utama Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

"Dalam tingkat aktivitas level III (siaga) masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara dari kawah utama," jelas Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan evaluasi Gunung Karangetang yang diterima di Manado, Senin (25/11/2024), melansir dari Antara.

Dia juga berharap masyarakat di sekitar Gunung Karangetang menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

Pemantauan Gunung Karangetang

Pemandangan di kaki gunung Gunung Karangetang
Pemandangan di kaki gunung Gunung Karangetang. (Dok: IG @infobakti https://www.instagram.com/p/CDCuGdph8Mb/?igsh=Y2hiZWRudnMwYXFy)

 

Tingkat aktivitas akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.

Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Karangetang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.

Dia berharap masyarakat diharap tetap tenang dan tidak terpancing berita bohong tenang dan senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.Dalam laporan tersebut juga disebutkan, akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir.

Untuk itu, masyarakat yang tinggal di sekitarnya maupun yang akan melintasi lembah/sungai tersebut diharapkan waspada, termasuk berhati-hati bila terjadi banjir dari puncak saat hujan. Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang ditingkatkan menjadi siaga level tiga setelah terjadi peningkatan gempa secara signifikan pada 11 November 2024.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya