Atasi Persoalan Sampah, Program BRI Peduli Pengolahan Sampah Terpadu Dijalankan

BRI mengambil inisiatif untuk mengatasi persoalan sampah yang terjadi di masyarakat.

oleh Fachri pada 15 Okt 2022, 23:50 WIB
Diperbarui 15 Okt 2022, 23:44 WIB
BRI Peduli.
Pemaparan program BRI Peduli. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta BRI mengambil inisiatif untuk mengatasi persoalan sampah yang terjadi di masyarakat, khususnya untuk mereka yang tinggal di wilayah perkotaan. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), BRI mencetuskan program “BRI Peduli Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)”.

Program yang dijalankan oleh BRI tersebut merupakan program pengelolaan sampah secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan. Mulai dari aktivitas di awal pembuangan, pengumpulan, pengangkutan, perawatan yang disertai dengan monitoring dan regulasi manajemen sampah.

BRI Peduli TPST diintegrasikan dengan program BRI Peduli lainnya seperti program “BRI Bersih-bersih Kali” dan program pemberdayaan ekonomi “Desa BRILiaN”. Program tersebut diintegrasikan melalui pengelolaan sampah yang diterapkan pada sungai yang menjadi bagian dari program tersebut. “BRI Peduli Bersih-bersih Kali” sendiri telah diimplementasikan sejak tahun 2019 di 18 wilayah di Indonesia.

Selain itu, program BRI Peduli TPST juga difokuskan pada edukasi pengelolaan sampah. Bentuk edukasi tersebut diterapkan melalui pemilahan antara sampah organik dan anorganik (plastik) yang terkumpul dari sungai.

Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas. Sedangkan sampah anorganik, akan dicacah menggunakan mesin daur ulang sampah lalu dijual kepada pengumpul sampah.

Untuk mendukung pelaksanaan program ini, BRI menyalurkan bantuan infrastruktur seperti mesin daur ulang sampah, kendaraan angkut, tempat pembuangan sampah di pinggir kali.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan bahwa sasarannya adalah mengubah cara pandang sebagian masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

“Program tersebut nantinya dapat mendorong kesadaran masyarakat di tepi sungai tentang pentingnya mengelola sampah menjadi barang yang lebih berguna dan pada akhirnya dapat menjaga kesimbangan lingkungan sekitar," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Integrasi Pemberdayaan Desa BRILiaN

TPST BRI.
Program “BRI Peduli Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)”. (Istimewa)

BRI Peduli TPST juga difokuskan pada pengolahan sampah di desa-desa yang menjadi bagian dari program “Desa BRILian”. Program Desa BRILiaN sendiri adalah program pemberdayaan BRI yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi desa dan menghasilkan role model implementasi kepemimpinan desa yang unggul.

“Di Desa BRILiaN, program BRI Peduli TPST mendorong kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah, sehingga menjadi desa teladan dan menjadi inspirasi bagi desa di sekitarnya," ungkap Aestika.

Sejauh ini, terdapat 10 Desa terbaik di setiap tahunnya yang terpilih dan diberikan pendampingan dan pemberdayaan dari BRI. Desa-desa tersebut antara lain:

  • Desa Sukalaksana, Kab Garut, Jawa Barat.
  • Desa Temanggung, Kab Temanggung, Jawa Tengah.
  • Desa Ketanprame, Kab Mojokerto, Jawa Timur.
  • Desa Sumberadem, Kab Malang, Jawa Timur.
  • Desa Menanga, Kab Karangasem, Bali.
  • Desa Penggait, Kab Pemalang, Jawa Tengah.

“Harapannya, tidak hanya pemberdayaan ekonomi desa, tetapi BRI juga berperan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan alam dan kebersihan lingkungan melalui pengolahan sampah yang tepat. Sampah yang berasal dari rumah tangga, kemudian dipilah dan bisa dimanfaatkan untuk kompos atau didaur ulang menjadi barang berguna,” jelas Aestika.

Aestika juga menambahkan, selaras dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), program TJSL atau CSR BUMN diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan.

"Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik," jelasnya.

“Pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim”, tegas Aestika.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya