Liputan6.com, Jakarta Kota Semarang dinobatkan menjadi Pemenang Terbaik 1 dalam program Integrated-Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) for Cities.
Program ini diselenggarakan oleh PT Surveyor Indonesia bersama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Biro Pusat Statistik, serta GRI (Global Reporting Initiatives).
Baca Juga
Berdasarkan hasil penjurian dari 74 kota yang mengikuti program I-SIM for cities, Kota Semarang unggul dan keluar sebagai Pemenang Terbaik I, diikuti Tebing Tinggi sebagai Pemenang Terbaik II, dan Salatiga sebagai Pemenang Terbaik III.
Advertisement
Pemenang Harapan I Manado, Pemenang Harapan II Blitar, dan Pemenang Harapan III adalah Parepare. Penyerahan penghargaan untuk para pemenang I-SIM for Cities 2022 dilakukan bersamaan dengan Indonesia’s SDGs Action Awards pada pembukaan Indonesia’s SDGs Annual Conference 2022 di Hotel Sultan, Jakarta.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti, mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan terkait SDGs adalah kegiatan yang membuat masyarakat sejahtera tapi tidak melupakan terkait iklim dan menyangkut bagaimana ke depannya untuk lingkungan hidup.
“Hal ini tentu saja merupakan kerja keras yang memberikan semangat motivasi untuk tahun-tahun mendatang agar kami bisa lebih baik, lebih hebat,” ujarnya, Selasa (6/12/2022).
Dari hasil penilaian data dan dokumen isian, Kota Semarang terpilih sebagai salah satu dari 15 besar kota terbaik, dan selanjutnya melakukan pemaparan inovasi unggulan pada tanggal 22 Desember 2022. Inovasi unggulan yang disampaikan adalah Kampung Tematik sebagai inovasi untuk mendukung dan meningkatkan capaian SDGs/TPB di Kota Semarang.
Hevearita menerima langsung penghargaan dalam SDGs Annual Conference 2022 yang mengusung tema “Mendorong Aksi Ekonomi Hijau untuk Mencapai SDGs”. Merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mendorong Ekonomi Hijau dalam pencapaian SDGs di 2030.
“Aksi nyata dari saudara semua dan kerja sama semua pihak sangat diperlukan untuk akselerasi, terutama yang didukung dengan penguatan kerangka regulasi melalui Perpres SDGs Nomor 111 Tahun 2022, serta pengarusutamaan dalam RPJMN maupun RPJPN,” tegas Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa.
Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pemerintah kota yang telah mengikuti setiap tahapan dari proses awarding I-SIM for Cities.
“Salah satu tahapan dari proses program ISIM for Cities untuk kali pertama ini diikuti oleh 74 Kota secara voluntary,” ujarnya.
Haris menambahkan, berkaca pada proses yang telah dijalani, maka tanggung jawab capaian SDG's tidaklah hanya bertumpu pada program yang diselenggarakan oleh pemerintah, namun perlu peran serta stakeholder pada tingkat tapak untuk membangun kolaborasi yang baik agar terjadi akselerasi pencapaian setiap indikatornya.
Proses Penilaian
Proses penilaian untuk pemilihan kota terbaik berlangsung dalam beberapa tahapan. Dari 98 kota di Indonesia, 74 kota mengikuti program dengan mendaftar I-SIM for Cities, Kota melakukan self-assessment antara 24 Agustus dan 21 Oktober 2022 dengan mengisi data di platform Surveyor Indonesia (https://sustainability.ptsi.co.id/city). Kemudian Tim I-SIM melakukan verifikasi mulai 24 Oktober hingga 4 November 2022 untuk memastikan data yang diinput sesuai dan memiliki evidence.
Panitia kemudian melakukan scoring pada 7-11 November 2022 yakni melakukan penilaian data 17 goals untuk 74 kota. Hasilnya berupa rating dengan klasifikasi: 0-50 The Exciter, 51-60 The Encourager, 61-70 The Advocator, 71-80 The Innovator, dan 81-100 The Revolutionary.”
Tahap terakhir adalah penilaian panelis yang berlangsung mulai 14 November hingga 22 November. Diperoleh 15 besar kota terbaik dan 6 pemenang. 15 Kota terbaik di luar pemenang di atas adalah Probolinggo, Pagar Alam, Tegal, Tasikmalaya, Bogor, Sukabumi, Gorontalo, Banjarbaru, dan Tangerang.
Semarang unggul setelah melalui penilaian dampak, yakni scoring interval terhadap growth rate berdasarkan 26 indikator Bappenas, penilaian atas disclosure dan dampak berdasarkan indikator Standar GRI/Tata Kelola SDGs, dan penilaian relevansi berdasarkan Bappenas-PT Surveyor Indonesia dengan SDSN US dan Italia. Kota Semarang mendapatkan nilai tinggi untuk disclosure, impact, kelengkapan bukti dokumen pendukung, program unggulan dan leadership.
Advertisement
Penjurian
Penjurian I-SIM for Cities dilakukan oleh sejumlah tokoh dari berbagai bidang, yakni perwakilan dari akademisi, media, pemerintahan, praktisi urban, korporasi, komunitas bisnis, dan orang muda.
“Aspek penentuan pemenang meliputi hasil scoring pengisian data (70 persen), program unggulan dengan aspek inovasi, kolaborasi, dampak, keberlanjutan (20 persen), dan nilai leadership kota (10 persen),” ujar Dr. Vivi Yulaswati, M.Sc, Staf Ahli Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan dan Kepala Sekretariat Nasional SDGs.
“Kalau melihat I-SIM itu Integrated Sustainability, tentunya berbasis data yang tidak hanya fokus pada satu atau dua goals, tetapi juga berbicara keterkaitan antar goals SDGs dan dampaknya. Jadi tentunya ini merupakan bagian dari pembelajaran untuk kota-kota dan mungkin nanti akan berkembang ke daerah-daerah lainnya supaya bisa membangun data yang lebih baik, kita bisa mengukur dan menjadi pembuktian ketercapaian dari SDGs di masing-maisng kota dan tentunya Indonesia,” imbuh Vivi.
Sementara itu panelis Prof. Dr. Zuzy Anna, M.Si., S.Si yang juga Direktur SDGs Center UNPAD menyatakan bahwa I-SIM for Cities ini luar biasa.
“Karena di dalam penilaian ini SDGs dilihat dari berbagai dimensi dan tentunya mendorong pemerintah daerah yang terlibat, baik yang telah mengikuti saat ini maupun yang belum untuk berkompetisi, memperbaiki sistem pendataan, sistem pelaksanaan program yang menjadi lebih baik lagi. Sehingga memberikan support dan juga kinerja terhadap indikator SDGs menjadi lebih baik," paparnya