Harga Emas Naik Tipis, Imbas Pelemahan Dolar AS

Harga emas naik pada hari Selasa, mengikuti pelemahan dolar AS

oleh Tira Santia diperbarui 08 Feb 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Selasa, mengikuti pelemahan dolar AS dan karena investor mencerna komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell tentang prospek kebijakan kenaikan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Rabu (8/2/2023) harga emas berjangka AS ditutup naik 0,03 persen pada USD 1.885,4. Emas spot turun lebih rendah 0,06 persen menjadi USD 1.872,65 per ons pada hari Selasa.

Powell mengatakan pada hari Selasa laporan ketenagakerjaan AS terbaru menunjukkan proses untuk mendapatkan kembali inflasi di dekat target 2 persen bank sentral akan memakan waktu "cukup lama", mencatat bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan.

Setelah pidato Powell, dolar tergelincir dari level tertinggi satu bulan, memicu lonjakan harga emas sebanyak 0,8 persen di awal sesi. Greenback terakhir turun 0,27 persen pada 103,34.

"Kita mungkin naik sedikit lebih tinggi tetapi pada akhirnya saya pikir kita akan mengalami lebih banyak koreksi dan (kenaikan) ini hanya jeda," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada hari Selasa mengatakan bank sentral AS mungkin harus menaikkan suku bunga setidaknya 5,4 persen untuk menjinakkan inflasi yang tinggi.

Dengan pejabat Fed John Williams, Michael Barr dan Christopher Waller akan berbicara selama seminggu, "(mereka) akan berbicara tentang harus terus melawan inflasi, yang akan memperkuat imbal hasil," tambah Pavilonis.

Emas sensitif terhadap suku bunga tinggi, yang mengangkat biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Prediksi Harga Emas Dunia, Siap-Siap Anjlok?

Harga Emas Terus Bersinar di Tahun 2020, Penjualan Emas Antam Capai Rp 6,41 T
Untuk memperkuat nilai tambah produk emas, Antam terus melakukan inovasi produk dan penjualan.

Harga emas anjlok pada perdagangan Jumat pekan lalu. Harga emas turun USD 50 menyusul laporan ketenagakerjaan yang mengejutkan dari Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Kitco, Senin (6/2/2023) AS menambahkan 517.000 pekerjaan pada bulan Januari yang membuat tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen. Ini menjadi level terendah sejak 1969. 

Sementara itu, data terbaru dari Institute of Supply Management (ISM) menyebut sektor jasa AS naik menjadi 55,2 persen setelah kontraksi pada Desember 2022 lalu.

"Data hari ini membuat kesal Federal Reserve (Bank Sental AS, The Fed), yang cukup percaya diri tentang tren inflasi. Sektor jasa ini masih terlalu kuat. Dan itu akan membuat tekanan upah tetap tinggi," kata Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya.

Setelah menaikkan suku bunga dengan kecepatan lebih lambat 25 basis poin pada hari Rabu, Ketua Fed Jerome Powell berbicara tentang kemajuan disinflasi. 

"Sungguh menggembirakan melihat proses disinflasi sekarang sedang berlangsung," katanya. 

"Kami sekarang dapat mengatakan, untuk pertama kalinya, bahwa proses disinflasi telah dimulai. Dan sejauh ini kami melihatnya dalam harga barang."

 


Sektor Jasa

Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Namun, Powell mengakui bahwa sektor jasa belum merasakan perlambatan inflasi. Sebelum laporan ketenagakerjaan hari Jumat, pasar mencari Fed untuk berpotensi mengakhiri siklus kenaikan pada bulan Maret, tetapi sekarang berubah, dan emas bereaksi terhadap hal tersebut..

"Ini sangat mengganggu perdagangan emas. Pasar mengira kita sudah sangat dekat dengan akhir pengetatan Fed. Dan sekarang, ada pertanyaan kapan ekonomi ini akan benar-benar melemah. Laporan ketenagakerjaan ini sangat kuat, dan itu menunjukkan bahwa tekanan upah tidak akan turun dalam waktu dekat," tambah Moya.

Harga emas dunia telah bergerak dari USD 1.700 ke USD 1.900. Namun harga emas diperkirakan akan berada dikisaran USD 1.870 per ons. Meski demikian, ada potensi harga emas mengalami penurunan ke USD 1.850 hingga USD 1.800.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya