Liputan6.com, Klaten Lahan seluas 30 hektar garapan Kelompok Tani Mekar Tani di Desa Karangdowo, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten yang ditanami padi varietas dominan inpari 32 dengan umur pertanaman berkisar antara 30-50 hari setelah tanam, terdeteksi mendapat serangan hama Wereng Batang Coklat (WBC) dengan populasi rata-rata 10 ekor/rumpun stadia imago bunting.
Kendati serangan hama ini masuk kategori ringan, namun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta petani untuk tetap waspada. Diantaranya dengan melakukan gerakan pengendalian secara preemtif menggunakan bahan pengendali ramah lingkungan (APH/pestisida nabati/pestisida biologi). Hal ini disampaikan Mentan SYL saat meninjau langsung lahan kelompok tani pada hari Jumat, (14/7/2023).
Baca Juga
“Serangan WBC saat ini perlu diwaspadai di Kabupaten Klaten dengan mengintensifkan kegiatan monitoring OPT dan pengendalian preemtif dengan kerjasama antara petani, petugas lapangan, pemerintah, dan stakeholder lainnya,” tutur Mentan SYL.
Advertisement
Adapun luas pertanaman padi di Kabupaten Klaten pada periode April, Mei, Juni tahun 2023 berturut-turut adalah 18.514 ha, 20.446 ha, dan 21.392 ha, dengan tingkat produktivitas rata-rata 6,648 ton/ha. Sedangkan luas serangan WBC di Kabupaten Klaten periode April, Mei, Juni tahun 2023 berturut-turut yaitu 0 ha, 10 ha, dan 14 ha dengan kategori serangan ringan.
Bersamaan meninjau lahan yang terkena hama WBC, di Kabupaten Klaten, Mentan SYL juga memberikan bantuan secara simbolis berupa pestisida nabati 50 liter, pestisida biologi 20 kilogram, dan powerthraser sebanyak 5 unit.
Dirinya berpesan Klaten harus bisa menjadi contoh penggunaan pengendalian hama yang ramah lingkungan.
"Penggunaan pupuk kimia pun mereka turunkan dan hasilnya cukup bagus. Langkah-langkah inilah yang saya sebagai menteri atas perintah bapak presiden daerah menjadi agresif menghadapi El Nino dan krisis pangan dunia," katanya.
Waspadai Musim Pancaroba dan Perubahan Iklim
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan menyampaikan saat pancaroba dan perubahan iklim selalu diikuti dengan munculnya serangan hama penyakit. Sehingga para petani harus selalu waspada.
"Petani harus selalu waspada terhadap itu dan petugas POT mengamati, antisipasi dini, preventif, mitigasi dan melaporkan melalui sistem online siperditan," ujarnya.
Lebih lanjut, Suwandi mejelaskan bahwa pada prinsipnya penanganan OPT itu dilakukan sebagai langkah pencegahan dan pengendalian. Menurutnya, melakukan antisipasi dini dan mencegah itu lebih baik.
"Setelah semua itu dilakukan pengendalian diprioritaskan secara biologis maupun mekanis yang ramah lingkungan, sedangkan penggunaan kimia sintetis adalah pilihan yang terakhir," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani menyampaikan terima kasih atas perhatian jajaran Kementan dalam penanganan hama di wilayahnya. Dia mengatakan bahwa Klaten merupakan Kabupaten subur yang sebagian masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian.
Tambahan informasi, luas lahan baku Klaten mencapai 31.721 hektar, luas tanam padi 73.000 hektar dan produksi gabahnya mencapai 467.000 ton.
(*)
Advertisement