Liputan6.com, Jakarta PLN Nusantara Connect 2023 resmi dibuka oleh Dirut PLN Darmawan Prasodjo, dan Jisman P. Hutajulu selaku Direktur Jendral Ketenagakerjaan Kementerian ESDM yang hadir dalam kegiatan ini.
PLN Icon Plus sebagai subholding PLN juga turut berpartisipasi pada kegiatan Event Nusantara Power Connect 2023 yang dilaksanakan di Assembly Hall – JCC, Jakarta 11-12 September 2023.
Baca Juga
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo berharap Nusantara Power menjadi barometer Ekonomi di masa depan. 75% pembangkit akan berbasis pada Energi Baru Terbarukan untuk mengurangi dampak Efek Rumah Kaca.
Advertisement
“Dengan semangat kolaborasi melalui Nusantara Power Connet 2023 kita harus bekerja bersama dan menyelamatkan Bumi bersama,” kata Darmawan ditulis, Rabu (13/9/2023).
Direktur Jendral Ketenagakerjaan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu berterimakasih atas keikutsertaan PLN dalam penyediaan Energi untuk seluruh Nusantara.
Dia juga mengapresiasi PLN atas perkembangan digitalisasi melalui PLN Icon Plus yang juga turut berperan penting untuk Digital Energi di Indonesia.
“Tidak ada kata berhenti bagi kita untuk perkembangan energi Indonesia,” paparnya.
Produk PLN Icon Plus
Pada kegiatan ini, PLN Icon Plus menampilkan produk energi baru terbarukan PV Rooftop, Produk Connectivity, Digital Solution dan Smarthome. Direktur PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, mengapresiasi partisipasi PLN Icon Plus dan tertarik untuk produk produk smarthome.
Melalui kegiatan Nusantara Power Connect 2023, kita telah membuka pintu menuju masa depan yang lebih bersih, lebih cerah, dan berkelanjutan.
Dengan semangat ini, perkembangan energi Indonesia akan menjadi kunci untuk mengurangi dampak Efek Rumah Kaca dan menjaga planet ini untuk generasi mendatang. Selamat atas kesuksesan acara ini dan bertransformasi ke Green Energy demi masa depan yang lebih baik.
PLN Ajak Negara-Negara ASEAN Berkolaborasi Bangun Bisnis Charging Station
Terkait populasi kendaraan listrik yang semakin bertambah, PLN sebagai pemasok listrik di Indonesia mengajak kepada negara-negara ASEAN untuk berkolaborasi untuk membangun bisnis charging station.
Hal ini dikarenakan jaringan infrastruktur tersebut memiliki peran penting dalam mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik.
Dalam KTT ASEAN ke-43, PT PLN (Persero) turut mengajak negara–negara ASEAN dan Mitra ASEAN berkolaborasi dalam pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Sejauh ini, di Indonesia tercatat terdapat 846 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terbagi menjadi 620 SPKLU milik PLN, dan sisanya milik dari pabrikan otomotif seperti Hyundai dengan 157 SPKLU, Mitsubishi 17 SPKLU dan 52 SPKLU lainnya dari mitra lain.
“PLN berkomitmen mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik dengan terus menambah jumlah SPKLU menjadi 1.715 pada tahun 2023. Mengingat kebutuhan yang besar, akan sangat baik jika kerja sama ini dapat terjalin dengan langkah ikut mendukung penambahan infrastruktur kendaraan listrik,” ujar Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, dalam keterangan resminya.
Namun demikian, Darmawan menjelaskan, PLN tidak bisa bekerja sendiri dalam memenuhi kebutuhan SPKLU tersebut. Karena itu, PLN menawarkan skema bisnis menarik kepada berbagai mitra untuk ikut membangun infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia.
Advertisement
Skema Bisnis yang Ditawarkan
Dalam mengajak kemitraan tersebut, PLN mengembangkan model bisnis SPKLU skema franchising dengan biaya investasi lebih terjangkau, komersial dan feasible. Darmawan meyakini skema bisnis franchising ini akan menjadi opsi menarik bagi kedua pihak.
Hal ini karena para mitra nantinya akan mendapatkan lebih banyak keuntungan, mulai dari memberikan hak kepada partner untuk menggunakan brand PLN hingga menyediakan izin lingkungan. Selain itu, untuk pembagian revenue, para mitra akan mendapatkan revenue sharing secara realtime yang dapat dikontrol oleh mitra.
“Mitra yang bergabung dalam kemitraan SPKLU PLN akan mendapatkan revenue sharing secara realtime dengan pembagian berbasis komposisi investasi dari masing-masing mitra, di mana revenue di SPKLU diperoleh dari total penjualan energi listrik untuk pengisian ulang kendaraan listrik dan tambahan biaya layanan yang dikenakan pengguna untuk pengisian di SPKLU Fast Charging dan Ultra Fast Charging,” pungkas Darmawan