Miliarder Ini Sebut AS di Ambang Risiko Krisis Utang

Tingkat utang AS telah melampaui USD 33 triliun untuk pertama kalinya pada bulan ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Sep 2023, 10:28 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2023, 10:28 WIB
Masyarakat Amerika Serikat (AS) merayakan parade Fourth of July dengan membawa bendera di Westmont, Suburb of Johnstown, Selasa (4/7/2023). (John Rucosky/The Tribune-Democrat via AP)
Masyarakat Amerika Serikat (AS). Tingkat utang AS telah melampaui USD 33 triliun untuk pertama kalinya pada bulan ini ketika anggota parlemen menegosiasikan rancangan undang-undang pengeluaran AS sebelum batas waktu 1 Oktober. (John Rucosky/The Tribune-Democrat via AP)
Liputan6.com, Jakarta Investor sekaligus miliarder asal Amerika Serikat, Ray Dalio mengamati dengan cermat situasi fiskal AS yang menurutnya sudah berada di ambang “risiko”.
 
“Kita akan mengalami krisis utang di negara ini,” ujar Dalio, dikutip dari CNBC International, Jumat (29/9/2023).
 
“Seberapa cepat hal ini terjadi, menurut saya, akan tergantung pada masalah pasokan-permintaan, jadi saya memperhatikannya (utang AS) dengan cermat,” ungkap Dalio, pendiri hedge fund Bridgewater Associates.
 
Sebagai informasi, tingkat utang AS telah melampaui USD 33 triliun untuk pertama kalinya pada bulan ini ketika anggota parlemen menegosiasikan rancangan undang-undang pengeluaran AS sebelum batas waktu 1 Oktober. 
 
Kegagalan untuk mencapai kesepakatan memungkinkan terjadinya penutupan pemerintahan dan meningkatkan risiko utang negara.
 
Tingkat utang AS telah membengkak dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah kenaikan belanja federal sebesar 50 persen antara tahun fiskal 2019 dan tahun fiskal 2021, menurut Departemen Keuangan AS.
 
 Investor khawatir suku bunga akan terus naik seiring memburuknya situasi fiskal AS, sehingga mengurangi permintaan Treasurys.
 
Dalio mengungkapkan dirinya khawatir akan ada lebih banyak hambatan bagi perekonomian AS selain tingkat utang yang tinggi, dan mengatakan bahwa pertumbuhan bisa turun hingga nol, kurang lebih 1 atau 2 persen. “Saya pikir perekonomian akan mengalami perlambatan,” sebut Dalio.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya