Liputan6.com, Jakarta Serikat Petani Indonesia (SPI) mengamini El Nino berdampak pada menurunnya jumlah produksi petani beras. Utamanya, karena sejumlah lahan yang tak mendapat suplai aliran irigasi.
Hal ini diungkap Sekretaris Umum DPP SPI Agus Ruli. Dia mencatat ada kenaikan dari produksi beras perhektarnya, tapi itu tidak bisa menutup perbandingan produksi beras dari lahan-lahan yang beralih.
Baca Juga
"Kalau hasil produksi per hektarnya mengalami kenaikan dari 6 ton sampai 9 ton/ha. Tetapi secara luas hamparan berkurang karena jauh dari irigasi teknis banyak sawah yang di tanami selain padi," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (4/10/2023).
Advertisement
Keterangan ini didapar Ruli dari petani di daerah Tuban, Jawa Timur. Dia mengatakan, imbas dari badai kering El Nino membuat areal irigasi berkurang. Alhasil, ada sejumlah petak sawah yang gagal panen hingga dialihkan untuk ditanami jenis tanaman lain.
"Iya, karena banyak areal pertanian yang tidak terjangkau irigasi banyak yan gagal atau beralih tanam lain," ungkapnya.
Guna mengatasi hal ini, dia mengaku telah melapor kepada pemerintah seperti Kementerian Pertanian. Beberapa solusi yang diambilnya dengan mempercepat masa tanam di areal sawah yang mendapat suplai irigasi.
"Kita percepat masa tanamnya, biaya produksi di tekan dengan mengguna pupuk organik, sampai membuat embung sebagai sumber air," urai Ruli.
Â
Erick Thohir-Bapanas Pastikan Pasokan Beras Terjaga
Menteri BUMN Erick Thohir dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) susun strategi agar pasokan beras di dalam negeri tetap bisa memenuhi kebutuhan. Termasuk untuk menjaga pasokan tetap aman ditengah ancaman kekeringan dan berkurangnya hasil panen.
Erick mengatakan, langkah pemenuhan stok itu bisa didapat dari impor dan serapan produksi lokal. Tapi, dia tetap mengedepannya penyerapan dari petani di dalam negeri.
"Kan tadi udah disampaikan sama Dirut Bulog. Sesuai dengan produksi yang ada di masyarakat. Ini kita jangan selalu, saya selalu bilang antara impor dan produksi harus terikat, tidak bisa impor jalan sendiri, produksi (lokal) jalan sendiri, gak bisa," kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Â
Advertisement
Dahulukan Produksi Dalam Negeri
Senada, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan langkah impor tak akan diambil jika stok bisa dipenuhi dari produksi lokal. Terkait ancaman produksi menurun berkepanjangan, Arief terus memonitor hal tersebut.
"Pak erick sudah sampaikan, kalau produksinya cukup kita gak perlu impor. Kita harus itung sama-sama. Jadi neraca komoditas kita update selalu setiap sebulan sekali. Kemudian yang dengan menko perekonomian 3 bulan sekali. Disitu akan terluhat berapa kelebihan, berapa kekurangan seluruh produk yang ada," bebernya.
Arief turut mengambil ancang-ancang adanya prediksi penurunan produksi beras dalam negeri seperti temuan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dia pun mengambil langkah persiapan. Itu dilakukan dengan menggandeng Kementerian BUMN hingga perusahaan pelat merah di bidang pangan.
"Kan disiapin. Pak Erick ini Menteri BUMN, perintahin bulog perintahin RNI untuk jaga 9 komoditas yang ada di badan pangan. Jadi Bapanas uni utk menugaskan yang namanya RNI tentunya seizin pak Erick. Bulog ditugaskan Badan Pangan seizin dan sudah ada suratnya pak Erick," beber mantan Dirut ID Food itu.
Â
Stok Tak Boleh Putus
Lebih lanjut, Arief menguraikan langkah tersebut untuk memastikan stok di dalam negeri tetap terjaga. Sehingga bisa memastikan setiap kebutuhan bisa terpenuhi.
"Jadi maksud saya, kita ini semua lagi sinergi menyiapkan stok. Stok ini gak boleh putus. Kenapa di awal tahun pak presiden sudah menyetujui 2 juta? Karena beliau, kita sudah punya early warning sistem. Kalau pak Erick selalu bilang 'early warning sistemnya udha jalan belom? Berapa stoknya?'," ungkapnya.
Langkah penyiapan stok itu sudah dilakukan melalui Bulog dibawah perintah Bapanas. Sederet upaya pun sudah dilakukan dengan menyalurkan beras-beras yang dikuasai Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
"Ini sekarang kita lakukan, coba bayangin Bulog sudah lakukan distribusi sekitar 1,4-1,6 juta ton tahun ini. Tahun lalu hanya 900 ribu ton, kemudian masih punya stok 1,7 juta ton, kemudian masih menyiapkan lagi 1,5 juta ton," terangnya.
Advertisement