Liputan6.com, Jakarta - Peruri merupakan hasil peleburan dari 2 perusahaan negara yang didirikan pada 1971, yaitu Pertjetakan Kebajoran yang berlokasi di Jalan Palatehan dan Perusahaan Arta Yasa yang berlokasi di Dharmawangsa.
Seiring berjalannya waktu, pada 1991 Peruri memindahkan aktivitas produksinya ke Karawang untuk menciptakan suatu kawasan percetakan uang dan dokumen sekuriti yang terintegrasi dalam satu area seluas 202 hektar.
Baca Juga
Kepindahan aktivitas produksi pun menyisakan ruang-ruang yang idle dalam kurun waktu beberapa puluh tahun. Sebagai solusi, Peruri memiliki rencana optimalisasi aset sejak lama melalui konsep superblok. Namun tidak dipungkiri bahwa sisi proses optimalisasi aset ini membutuhkan perjalanan yang panjang.
Advertisement
Pada 2019, Peruri telah mengangkat lokalitas dari area ini dengan pemanfaatan sementara beberapa area heritage melalui pembentukan M Bloc Space, sebuah kawasan pusat kreativitas dan kegiatan anak muda dengan konsep adaptive reuse.
“Besarnya manfaat yang dihasilkan dari M Bloc Space, Peruri kembali mengangkat lokalitas dengan cakupan yang lebih luas melalui pembangunan Kota Peruri untuk menghidupkan kembali ‘spirit’ Kebayoran Baru sebagai garden city,” ungkap Dwina Septiani Wijaya, Direktur Utama Peruri, Jumat (13/10/2023)..
“Kota Peruri akan menjadi wajah baru dengan mengusung konsep pembangunan yang tidak masif melalui low density dan low rise development, serta tetap membawa pelestarian nilai-nilai cagar budaya di antara konsep bangunan modern” kata Dwina.
Lokasi Kota Peruri Strategis di Kawasan Blok M
Lokasinya yang strategis, yaitu dikelilingi dengan beberapa fasilitas transportasi umum, seperti Terminal Bus Blok M, Halte Bus Transjakarta, dan Stasiun MRT membuat kawasan ini masuk ke dalam kawasan TOD (Transit Oriented Development).
Dwina menjelaskan, bahwa Kota Peruri kedepannya akan menjadi pusat aktivitas yang mendorong pengunjungnya untuk menggunakan transportasi publik guna mendukung pengurangan emisi.
Sebagai informasi, Kota Peruri merupakan kawasan terintegrasi yang terdiri dari 7 zona aktivitas, yaitu Peruri Office, Heritage Fine Dining and Resto, Urban Park, Art and Creative Gallery, Food and Beverage, MICE, dan Commercial Office.
Taman Kota Peruri juga akan membuat ruang terbuka hijau di tengah Kota Jakarta Selatan, dengan total luas 1,08 hektare. Besarnya perencanaan Kota Peruri, Dwina mengungkap bahwa Peruri akan menggunakan anggaran internal sebesar Rp 40 miliar, dengan target pembangunan akan selesai pada tahun 2025.
Advertisement
Dibuka Bertahap
Namun, Dwina menambahkan bahwa seiring berjalannya perencanaan Taman Kota Peruri, masyarakat tetap bisa menikmati kawasan taman kota secara bertahap.
“Tidak seperti umumnya project pembangunan di mana kita baru dapat melihatnya setelah jadi, kami ingin melibatkan para stakeholder dalam prosesnya sejak awal melalui pemanfaatan area publik secara bertahap.” Katanya.