Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) meraih kenaikan produksi sebesar 4,3 persen secara year-on-year (yoy) pada kuartal III-2023.
Produksi tercatat mencapai sebesar 3.586 GWh, naik dari periode yang sama di 2022 sebesar 3.439 GWh. Adapun target produksi sebesar 4.524 GWh pada akhir 2023.
Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani membeberkan sumber produksi tersebut. Area Kamojang menjadi area paling produktif, dengan menghasilkan produksi sebesar 1.281 GWh. Setelah itu Ulubelu sebesar 1.217 GWh dan Lahendong, dengan capaian produksi sebesar 664 GWh.
Advertisement
"Sejumlah faktor utama yang memberikan stimulus antara lain yakni keberhasilan PGE menanggulangi bottleneck pada Ulubelu (Unit 1-4), menjadi faktor penentu yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi PGE sepanjang kuartal ketiga ini," kata Ahmad Yani di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Faktor lain, penutupan fasilitas Karaha mulai November 2021 hingga Maret 2022 karena kejadian tanah longsor.
Serta Overhaul besar-besaran pada Ulubelu unit 3 di kuartal 2 2022), Lahendong unit 5 & 6 (terjadi pada kuartal 1 2022), dan inspeksi tahun pertama Lumut Bali unit 1 (terjadi pada kuartal 3 tahun 2022).
Adapun terjadinya penurunan produksi sebesar 2,5 persen pada kuartal 3 2023 dibandingkan kuartal 2 2023 terutama disebabkan oleh jumlah hari operasi dan pekerjaan pemeliharaan (perombakan besar-besaran di Lahendong unit 1 pada tanggal 16 September sampai 25 Oktober 2023.
Serta Lahendong unit 3 selama 1 hari pada bulan September dan Lahendong unit 5 selama 5 hari pada bulan September.
Sekadar informasi, saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Kinerja Keuangan
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2023.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat laba bersih tumbuh 19,7 persen menjadi USD 133,4 juta atau Rp 2,06 triliun (kurs Rp 15.487 per 30 September 2023) dari periode sama tahun sebelumnya USD 111,4 juta.
Pertumbuhan laba itu didukung dari kenaikan pendapatan perseroan. Pendapatan Pertamina Geothermal Energy naik 7,4 persen menjadi USD 308,92 juta atau Rp 4,7 triliun hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 287,39 juta.
Beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya naik menjadi USD 126,21 juta hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 122,40 juta. Dengan demikian, laba bruto tumbuh 10,7 persen menjadi USD 182,71 juta hingga September 2023. Pada periode sama tahun lalu, laba bruto tercatat USD 164,99 juta.
Beban umum dan administrasi tercatat USD 2,50 juta hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,90 juta.Â
Pendapatan keuangan melonjak 2.519 persen menjadi USD 12,9 juta dari kuartal III 2023 sebesar USD 494.000. Pendapatan lain-lain naik menjadi USD 22,93 juta hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 16,9 juta.
Dengan demikian, laba usaha perseroan tumbuh 20,07 persen menjadi USD 215,98 juta hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 179,87 juta.
Â
Advertisement
Laba per Saham
Laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat 0,0032 hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya 0,0036.
Total ekuitas naik menjadi USD 1,93 miliar pada kuartal III 2023 dari periode Desember 2022 sebesar USD 1,25 miliar. Total liabilitas turun menjadi USD 966,88 juta hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,21 miliar.
Total aset perseroan melonjak menjadi USD 2,90 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 2,47 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 682,99 juta hingga kuartal III 2023 dari periode Desember 2022 USD 263,30 juta.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023, saham PGEO melonjak 3,04 persen menjadi Rp 1.355 per saham.Saham PGEO dibuka stagnan di posisi Rp 1.315 per saham. Saham PGEO berada di level tertinggi Rp 1.365 dan terendah Rp 1.310 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 5.638 kali dengan volume perdagangan 349.799 saham. Nilai transaksi Rp 47 miliar.