Liputan6.com, Jakarta Ekonom menilai restrukturisasi keuangan yang sedang dilakukan badan usaha milik negara (BUMN) karya perlu dilakukan. Sebab, restrukturisasi akan menyelamatkan perusahaan milik negara tersebut.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menuturkan, restrukturisasi keuangan BUMN karya adalah sebuah keharusan. Menurutnya, BUMN karya sudah memiliki peran yang sangat besar dalam membangun berbagai proyek infrastruktur.
“Restrukturisasi keuangan adalah sebuah keharusan. BUMN karya sudah memiliki peran yang sangat besar dalam membangun berbagai proyek infrastruktur,” katanya dikutip, Jumat (3/11/2023).
Piter menjelaskan, BUMN sesungguhnya tidak memiliki permasalahan selain masalah likuiditas. Oleh karena itu, permasalahan yang ada bisa diselesaikan lewat restrukturisasi.
Advertisement
“Tidak mungkin BUMN karya dibiarkan terus bermasalah. Bukan restrukturisasi kalau tidak dimaksudkan untuk memperbaiki finansial perusahaan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar proses restrukturisasi ini bisa sukses agar perusahaan pelat merah dapat diselamatkan.
“Tidak boleh ada kata gagal dalam restrukturisasi ini,” tegas Piter.
Restrukturisasi Keuangan
Terpisah, Peneliti Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan proses restrukturisasi keuangan merupakan salah satu jalan yang bisa dilakukan BUMN karya saat ini. Meski begitu, ia mengingatkan restrukturisasi bukanlah solusi instan yang bisa langsung terlihat hasilnya untuk sebuah perusahaan.
“Restrukturisasi sudah tentu untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan secara bertahap. Restrukturisasi utang itu bukanlah solusi ajaib yang kemudian langsung bisa merubah atau hasilnya langsung dapat terlihat dalam jangka pendek. Namun butuh proses sampai kemudian proses restrukturisasi utang ini kemudian terlihat hasilnya,” tutur Yusuf.
Perbaikin Finansial Perusahaan
Ia menjelaskan, restrukturisasi keuangan bisa membantu sebuah perusahaan dalam memperbaiki finansial perusahaan. Misalnya saja dengan memperpanjang tenor utang, penurunan suku bunga utang, pemotongan pokok utang, hingga opsi konversi utama menjadi sebuah ekuitas.
Namun begitu, ia mengatakan berbagai jalan yang ditempuh itu perlu dilakukan secara tepat agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. “Oleh karena itu saya pikir sebuah tim menjadi penting untuk disediakan untuk kemudian memaksimalkan proses dari restrukturisasi finansial beberapa BUMN ini,” sambung Yusuf.
Yusuf menegaskan proses restrukturisasi keuangan BUMN karya tidak boleh gagal karena akan memberikan dampak baik ke perusahaan, obligor, kreditur maupun vendor.
Advertisement
Utang BUMN
Bagi obligor, lanjutnya, akan menjadi preseden buruk apabila perusahaan kemudian tidak bisa membayar utang pada jangka waktu yang sudah ditentukan.
Sementara bagi kreditur akan merugi jika restrukturisasi tidak dilakukan. Sebab sudah jelas bahwa mereka tidak dapat menagih utang sesuai tingkat jatuh tempo yang sudah disepakati sebelumnya.
“Jadi saya kira memang ini isu strategis dan mau tidak mau harus dicarikan solusi bersama karena pembangunan infrastruktur di kemudian hari saya kira masih akan membutuhkan pembiayaan yang sangat besar. Dan kegagalan dalam membayar utang jatuh tempo oleh BUMN karya saya pikir bisa menjadi tantangan lain dalam upaya mengejar atau mencari sumber pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur,” tegas Yusuf.