Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, menanggapi pertanyaan Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, terkait strategi dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan.
"Pak Gibran Indonesia ini terdiri dari berbagai pure regional dimana kita harus betul-betul mengerti agar pembangunan kita tepat sasaran, dan tumbuh dengan baik. Bagaimana stategi anda melaksanakan pembangunan pure regional ini agar keadilan iklim terjadi, keadilan sosial terwujud, keadilan ekologi terlaksana dengan baik, dan keadilan antar generasi juga terwujud sekaligus keadilan sosial?," tanya Cak Imin dalam debat Cawapres kedua di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Dalam kesempatan ini, Gibran menyentil pertanyaan Cak Imin dengan botol plastik. Pasalnya, Cak Imin menggunakan botol minum berbahan plastik, dimana bahan tersebut merupakan bahan yang lama terurai.
Baca Juga
"Gus Imin ini lucu ya, menanyakan masalah lingkunnngan hidup kok pakai botol-botol plastik itu, padahal saya, pak Ganjar, dan Prof. Mahfud pakai botol kaca, itu bagaimana komitmennya. Tapi gak apa-apa kita kembali ke topik," jawab Gibran.
Advertisement
Indonesia Sentris
Kendati begitu, Gibran Rakabuming Raka berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan adalah dengan melaksanakan pembangunan Indonesia sentris, tidak Jawa Sentirs.
"Intinya disini kita sudah berkomitmen untuk yang namanya pembangunan tidak boleh lagi Jawa Sentris, harus mulai Indonesia Sentris," ujarnya.
Â
Sindiran Tolak IKN
Selain itu, Gibran juga menyinggung terkait misi Capres-Cawapres nomor urut 1 yakni Anies Baswedan dan Cak Imin yang menolak IKN. Menurutnya, pernyataan paslon 1 tersebut justru tidak menunjukkan misi pembangunan yang berkelanjutan.
"Kemarin Gus Muhaimin menolak IKN tidak apa-apa kita akan lanjutkan, dan akan kita perkuat IKN itu. Sekali lagi pembangunan yang masif harus memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan keberlanjutannya," tegas Gibran.
Menurut Gibran, dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan tentunya harus memperhatikan lingkungan hidup, menggenjot produktivitas petani, sektor maritim, dan menjaga keseimbangan alam.
"Intinya anggaran ini dipakai untuk kesejahteraan rakyat, pemerataan pembangunan itu penting, dan pembangunan yang masif harus memperhatikan sisi-sisi lingkungan hidup, karena yang namanya bencanan kekeringan, banjir, kenaikan air laut, ini ancamannya sudah di depan mata dan ini ancaman yang sangat nyata," pungkasnya.
Advertisement