Cak Imin di Debat Cawapres: Kita Ugal-ugalan Eksplorasi Nikel, Tapi Pemasukan Negara Kecil

Calon Wakil Presiden atau Cawapres Muhaimin Iskandar menyatakan selama ini pemerintah ugal-ugalan dalam eksplorasi nikel. Meski sudah dieksplorasi, ternyata penerimaan negara dari nikel ternyata masih minim.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jan 2024, 21:39 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 21:39 WIB
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Gus Imin) saat debat cawapres Pilpres 2024 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Gus Imin) saat debat cawapres Pilpres 2024 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden atau Cawapres Muhaimin Iskandar menyatakan selama ini pemerintah ugal-ugalan dalam eksplorasi nikel. Meski sudah dieksplorasi, ternyata penerimaan negara dari nikel ternyata masih minim.

Hal tersebut diungkapkan Cak Imin dalam dalam Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

"Gara-gara negara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa pertimbangan ekologi, mempertimbangkan sosialnya. Buruh kita diabaikan malah pakai tenaga kerja asing. dan juga yang terjadi korban kecelakaan," jelas dia.

"Di sisi lain, pemasukan dari nikel juga kecil. Ini menjadi pertimbangan," lanjut Cak Imin.

Selain itu, Cak Imin juga menyoroti produksi nikel yang berlebihan. Akibatnya, Indonesia menjadi tidak memiliki daya tawar untuk mengangkat harga nikel.

"Yang paling parah, nikel kita berlebih produksinya. Bukan harga tawar kita naik, tapi kita jadi korban dari policy kita sendiri," ungkapnya.

Sementara itu, dengan eksplorasi nikel yang ugal-ugalan, pemerintah malah mengorbankan masalah lingkungan dan menimbulkan konflik sosial.

"Sementara masa depan kita tidak jelas, di sisi lain kita mengorbankan lingkungan dan sosial kita sekaligus keuntungan yang sangat berbatas bagi negara. Oleh karena itu bukan soal gegabah, ini soal keberanian dan keberpihakan," tutup dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya