Produksi Open Pit Turun, Operator Tambang Emas di Banyuwangi Mulai Gali Perut Bumi

Penambangan emas di Tujuh Bukit Banyuwangi ini sebenarnya tutup di tahun 2022, namun ada perubahan dan diperpanjang hingga tahun 2027.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Mar 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi tembaga (Dok: Natalia Y/Unsplash)
Ilustrasi tembaga (Dok: Natalia Y/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Suksesindo, operator tambang emas di bawah naungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), memprediksi produksi emas di tambang yang berada di Banyuwangi mulai mengalami penurunan. Oleh sebab itu, perusahaan akan melakukan transisi.  

Heap Leach Operation Head PT Bumi Suksesindo (BSI) Hariadhi Anjar Kusuma mengaku, pihaknya selaku operator tambang memproyeksi produksi emas turun menjadi 121.000 ounce di Tujuh Bukit Banyuwangi, Jawa Timur.

"Kandungan emas Tujuh Bukit Banyuwangi mulai mengalami penurunan dari awal menambang emas di 2017 mampu menghasilkan 3 - 4 gram emas per 1 ton ore (batuan/ bijih yang ditambang), kini hanya sekitar 0,8 gram emas per 1 ton ore," ujarnya, Senin (4/3/2024).

Untuk itu, lanjut Hariadhi, operator tambang emas di bawah naungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini bakal melakukan transisi dari sistem pertambangan open pit alias pertambangan terbuka menjadi pertambangan bawah tanah.

"Tepatnya untuk menggali potensi batuan yang mengandung tembaga atau tambang tembaga bawah tanah," ucapnya.

Sebenarnya, Hariadhi menjelaskan, sistem pertambangan open pit memang cukup sederhana. Penambang bisa menggali tanah untuk mencari ore, lalu dipindah ke heap leach untuk dialiri air agar mineral mulia terpisah dengan tanah dan batuan lainnya.

"Setelah itu, emas dan perak akan diserap oleh karbon aktif agar nantinya dijadikan satu batangan yang disebut dore bullion. Bahan tersebut lah yang akhirnya di murnikan di Antam," ujarnya.

 

Diperpanjang

General Manager Operation (GMO) BSI, Rully Franza menambahkan, penambangan emas di Tujuh Bukit Banyuwangi ini sebenarnya tutup di tahun 2022, namun ada perubahan dan diperpanjang hingga tahun 2027.

Selain itu, kata Rully, walaupun nilai ekonomis dari tambang emas mulai menurun, namum temuan tembaga menjadi hal baru yang patut disyukuri.

"Saat ini infrastrutur juga sudah disiapkan. Kita syukuri bahwa ada hasil kajian atau FS yang bagus akan potensi tembaga. Umurnya pun juga panjang sekitar 25 tahun. Jadi nanti saya ke sini lagi sama cucu saya tambang ini masih ada," ucapnya.

Rully menegaskan, peralihan pengelolaah tambang juga terlihat dari penyiapan tambang bawah tanah. Saat ini ekplorasi bawah tanah sudah mencapai 1,8 Kilometer (Km).

"Kami berharap, BSI atau Merdeka Cooper and Gold bisa menjadi founding father tambang tembaga di Banyuwangi," ujarnya.

Rully juga menggarisbawahi bahwa faktor lingkungan akan menjadi skala prioritasnya. Sisi enviromental ini sangat penting karena menjadi fokus dunia dalam pengelolaan tambang.

"Tentu lingkungan tetap kita jadikan skala prioritas. Bahkan kita tidak bisa abai karena dimonitor langsung dari pusat. Terbaru jika sisi enviroment tidak bagus maka bank tidak akan memberikan pinjaman," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya