Survei Membuktikan Banyak Orang Tua Masih Beri Uang ke Anak Gen Z, Segini Jumlahnya

Banyak yang berpendapat bahwa saat ini orang yang baru saja menginjak usia dewasa semakin sulit untuk hidup mandiri.

oleh Muhammad Jibril Razky Kamal diperbarui 04 Jul 2024, 16:35 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang berpendapat bahwa saat ini orang yang baru saja menginjak usia dewasa semakin sulit untuk hidup mandiri. Selain melonjaknya biaya makanan dan perumahan, generasi milenial dan Generasi Z di Amerika Serikat juga menghadapi tantangan keuangan lain yang tidak dihadapi orang tua mereka pada usia tersebut.

Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (14/3/2024), tidak hanya gaji mereka yang lebih rendah daripada penghasilan orang tua  ketika berusia 20-an dan 30-an, setelah disesuaikan dengan inflasi, tetapi generasi ini juga memiliki pinjaman biaya pendidikan yang lebih besar. 

Mengingat beban besar yang ditanggung anaknya, laporan survei Savings.com menunjukkan bahwa 47% orang tua yang disurvei turun tangan untuk membantu.

Dukungan yang diberikan berbagai macam, mulai dari membeli makanan hingga membayar paket ponsel atau menanggung asuransi kesehatan dan mobil.

Laporan tersebut juga menunjukan bahwa orang tua tersebut mengeluarkan rata-rata USD 1.384 per bulan atau sekitar Rp21.481.479 per bulan. Dari sisi lain, kaum dewasa muda juga berada di posisi yang baik.

Dibandingkan dengan orang tua mereka, Gen Z di usia saat ini lebih mungkin memiliki gelar sarjana dan bekerja penuh waktu. Hal ini lebih mencolok di kalangan perempuan Gen Z yang tidak hanya mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga berpenghasilan lebih tinggi.   

Meskipun demikian, 61% anak dewasa yang masih tinggal di rumah tidak berkontribusi sama sekali terhadap pengeluaran atau biaya rumah tangga.

Keseimbangan itu Penting

Minat Gen Z di Sektor Keuangan
Prosepek karier yang menjanjikan menjadi alasan tingginya peminat profesi akuntan. (Foto: Unsplash/Meghan Lamle)

Namun, bagi para orang tua, menghidupi anak-anak yang sudah dewasa dapat menguras banyak uang yang dapat mengancam masa pensiun mereka.

Faktanya, Savings.com menemukan bahwa 58% orang tua mengatakan bahwa mereka mengorbankan keamanan finansial mereka sendiri demi anak-anak mereka yang sudah dewasa. Jumlah ini meningkat dari 37% orang tua pada tahun sebelumnya.

Orang tua harus "memiliki rencana keuangan yang baik untuk diri mereka sendiri, kemudian menganggarkan berapa banyak yang dapat mereka berikan kepada anak-anak mereka," kata perencana keuangan bersertifikat dan pendiri Life Planning Partners di Jacksonville, Florida, Carolyn McClanahan. 

McClanahan, yang juga anggota Dewan Penasihat CNBC, menyarankan orang tua untuk menetapkan parameter dan kerangka waktu sebelum memberikan dukungan keuangan yang memperhitungkan rencana pensiun mereka sendiri atau tujuan keuangan lainnya, seperti melunasi hutang atau menabung untuk biaya perawatan kesehatan jangka panjang.

"Anda perlu membuat batasan dan mencari keseimbangan."

Sebagai aturan umum, anda harus menyisihkan uang untuk dana pensiun dan dana darurat terlebih dahulu, katanya.

Direktur perencanaan keuangan di Edelman Financial Engines, Isabel Barrow, menyarankan kliennya untuk menyepakati kesepakatan.

Ini berupa Orang tua akan menawarkan dukungan finansial kepada anak-anak mereka, jika mereka juga membuat keputusan yang mendukung masa depan finansial mereka sendiri dengan cara lain, seperti menyumbang 10% dari gaji mereka ke 401(k) di tempat kerja.

"Jika mereka memiliki penghasilan, mereka memiliki pekerjaan, mereka bisa menabung. Hal ini harus menjadi komitmen mereka kepada anda," kata Barrow.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya