JK Pantau Smelter Milik Kalla Group di Luwu, Sudah Serap 1.500 Tenaga Kerja

Jusuf Kalla tak bisa menyembunyikan rasa bangganya lantaran PT BMS berhasil membuktikan kemampuan SDM dari pekerja dalam negeri.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Apr 2024, 10:45 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 10:45 WIB
Proses peleburan nikelore menjadi ferronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Dok PT BMS)
Proses peleburan nikelore menjadi ferronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Dok PT BMS)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wakil Presiden) Indonesia ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengunjungi smelter PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada  Senin malam. Kunjungan ini untuk memantau proses peleburan nikelore menjadi ferronikel. 

Untuk diketahui, smelter PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) tergabung dalam Kalla Group yang sudah mulai berproduksi setelah menjalani proses pembangunan dalam lima tahun terakhir.

“Ini dibangun lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi,” kata Jusuf Kalla dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4/2024).

Jusuf Kalla tak bisa menyembunyikan rasa bangganya lantaran PT BMS berhasil membuktikan kemampuan SDM dari pekerja dalam negeri.

“Ini membanggakan karena perusahaan ini menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Bahkan 80 persen itu berasal dari putra daerah Luwu dan sekitarnya. Sedangkan 20 persen berasal dari beberapa daerah termasuk Jawa,” kata dia.

hasil produksi dari PT BMS cukup baik dan bersih. Pasalnya, Smelter tersebut menggunakan energy hydro power. Smelter yang terletak di Kecamatan Bua tersebut satu dari dua Smelter di Sulawesi Selatan yang menggunakan hydro power.

“Dengan sumber energi dari air tersebut membuat hasil produksinya itu bisa diterima di negara Eropa dan Amerika,” tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Siap Bangun Smelter Kedua

Proses peleburan nikelore menjadi ferronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Dok PT BMS)
Proses peleburan nikelore menjadi ferronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Dok PT BMS)

Rencananya, lanjut JK, PT BMS akan menggelar soft launching pada Agustus 2024 mendatang. Saat ini, PT BMS telah mempekerjakan 1.500 orang tenaga kerja.

Lebih jauh, JK juga mengungkapkan, jika PT. BMS saat ini telah membangun Smleter ke dua. Nantinya, JK juga memastikan jika PT. BMS akan kembali membangun smelter ketiga dan keempat dalam dua tahun ke depan. Dengan pengembangan tersebut akan membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan Indonesia.

JK menyebutkan target produksi pabrik 1 sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Dan saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.

Sementara itu, setiap Smelter yang dibangun membutuhkan paling tidak 1000 tenaga kerja. JK memastikan bahwa seluruh Smelter miliknya lebih mengutamakan pekerja dalam negeri. Ia kemungkinan hanya akan menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya