INKA Ekspor Lagi 105 Unit Gerbong Barang ke Selandia Baru

PT INKA (Persero) terus memperkuat pasarnya di kancah internasional. Kali ini, INKA kembali ekspor kereta api ke Selandia Baru.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Mei 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2024, 16:00 WIB
LPEI memberikan pembiayaan ke PT INKA Multi Solusi (IMS) untuk memproduksi gerbong barang bertipe container flat top (CFT) wagon untuk Selandia Baru. (Dok LPEI)
LPEI memberikan pembiayaan ke PT INKA Multi Solusi (IMS) untuk memproduksi gerbong barang bertipe container flat top (CFT) wagon untuk Selandia Baru. (Dok LPEI)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan produsen kereta api di Indonesia, PT INKA (Persero) terus memperkuat pasarnya di kancah internasional. Kali ini, INKA kembali ekspor kereta api ke Selandia Baru.

Melalui anak usahanya yaitu PT INKA Multi Solusi melanjutkan ekspor sebanyak 105 unit gerbong barang bertipe container flat top (CFT) wagon yang merupakan "Batch-2" atau gelombang kedua dari proyek 450 unit gerbong ke KiwiRail, Selandia Baru.

Senior Manager Humas dan Kantor Perwakilan PT INKA (Persero) Agung Dwi Cahyono  mengatakan pengiriman CFT Wagon gelombang kedua terseut mulai dilakukan pada 26 April 2024 dan akan dikirim secara bertahap hingga Juni 2024.

"Untuk kemudian dilakukan penyimpanan di Storage Surabaya yang rencana dimuat di kapal pada 6 Juni 2024. Total pesanan CFT Wagon ini sejumlah 450 unit car yang direncanakan selesai pada November 2024," ujar Agung dikutip dari Antara, Minggu (5/5/2024).

Ekspor Sebelumnya

Sebelumnya pada tanggal 31 Januari 2024, INKA Group telah mengirimkan sebanyak 72 unit CFT Wagon 50Ft pesanan UGL Rail Services Pty Ltd ke KiwiRail, Selandia Baru yang termasuk pada pengiriman gelombang pertama.

Agung Dwi Cahyono menjelaskan bahwa kerja sama antara INKA dengan UGL bukanlah yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa INKA mampu bersaing di kancah internasional.

"Kerja sama INKA Group dengan UGL Rail Services Pty Ltd tahun ini bukanlah yang pertama. INKA Group telah menyelesaikan pesanan 262 CFT Wagon "Full Assembly" pada Agustus 2023," katanya.

Hal ini, lanjutnya menunjukkan adanya kerja sama berkelanjutan dan kinerja baik dari PT INKA sebagai perusahaan manufaktur kereta api dalam negeri di pasar internasional.

KAI Commuter Mau Tambah 8 KRL Baru, Erick Thohir Minta Dibikin INKA Lagi

Jalur Layang Stasiun Manggarai Resmi Beroperasi
Rangkain KRL Commuter Line bersiap menuju Stasiun Manggarai, Jakarta, Minggu (26/9/2021). Jalur layang (elevated track) KRL Bogor Line di Stasiun Manggarai yang terdiri dari empat peron bagi penumpang kereta relasi tujuan Jakarta-Bogor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter berencana memesan kembali 8 rangkaian KRL baru. Ini untuk memenuhi kebutuhan atas pelayanan yang dijalankan kedepannya.

Merespons rencana itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyarankan akan KAI Commuter kembali memesan ke PT Industri Kereta Api atau INKA. Meski begitu, hal ini perlu mempertimbangkan pula aspek kesanggupan INKA kedepannya.

"Ada 8 lagi atau berapa yang masih belum untuk pengadaan, ke INKA juga rencananya. Tapi kita belum kasihkan dan tenderkan, semua belum. Tapi kita juga carikan pendanaan juga PMN untuk INKA supaya bisa ngerjain proyek itu," jelas Arya di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Perlu diketahui, saat ini sedang diproses retrofit sebanyak 19 rangkaian KRL ke INKA. Lalu, pemesanan 16 rangkaian baru yang juga digarap INKA. Di sisi lain, sudah ada proses impor 3 KRL baru dari CRRC Sifang, China.

Butuh 16 Bulan

Arya mengatakan, INKA butuh waktu sekitar 16 bulan untuk melakukan retrofit KRL. Dia juga terus memantau kemampuan dan kapasitas produksi dari INKA untuk memenuhi tambahan pesanan 8 rangkaian KRL lagi.

"Jadi pokoknya itu ya yang kita kirim ke INKA itu untuk diretrofit butuh 16 bulan, yang 8 lagi belum ada proses pengadaan, tunggu aja," kata dia.

"Ya kita pokoknya percayakan, tapi kan kapasitasnya dilihat juga, dengan rekondisi dengan yang baru mereka bisa ngerjain enggak," imbuh Arya Sinulingga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya