Liputan6.com, Jakarta Rekomendasi buku terbarunya datang dari salah satu miliarder dunia. Buku ini membahas mengenai dunia kecerdasan buatan, khususnya bagaimana teknologi yang berkembang pesat ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima pelajar di seluruh dunia.
Salah satu pendiri Microsoft Bill Gates ini baru-baru ini menggunakan media sosial untuk mempromosikan buku "Brave New Words: Bagaimana AI Akan Merevolusi Pendidikan (Dan Mengapa Itu Hal yang Baik)". Buku ini diterbitkan pada minggu lalu.
Baca Juga
Buku ini ditulis oleh pendiri dan CEO lembaga nirlaba pendidikan Khan Academy, Sal Khan, yang sedang mengembangkan tutor chatbot AI eksperimental bernama Khanmigo.
Advertisement
"Jika Anda tertarik dengan pendidikan, sebaiknya bacalah buku ini," tulis Gates di platform media sosial X, dikutip dari CNBC, Rabu (22/5/2024).
"Sal menawarkan visi yang menarik dalam memanfaatkan AI untuk memperluas kesempatan bagi semua orang," tambah dia.
Dalam buku tersebut, Khan menulis tentang potensi sistem yang didukung AI, seperti ChatGPT yang menjadi inspirasi Khanmigo untuk merevolusi cara kita belajar dan mengajar dengan membantu para guru yang kelelahan dan menyesuaikan pelajaran untuk setiap pelajar di seluruh dunia.
Bimbingan AI dapat membantu menutup kesenjangan pendidikan dengan bantuan langsung untuk siswa berpenghasilan rendah bahkan di negara-negara berkembang, Gates mencatat tahun lalu di podcast "Unconfuse Me", dalam sebuah episode dengan Khan.
"Saya pikir AI akan menjadi seperti guru sekolah menengah yang hebat yang benar-benar menilai esai Anda, dan Anda kembali dan berpikir, 'Oke, saya harus melangkah ke sana,'" kata Gates, yang mendanai sebagian Khan Academy melalui hibah sebesar $1,5 juta atau sekitar Rp24 miliar dari Bill & Melinda Gates Foundation pada tahun 2010.
Ubah Dunia Pendidikan
Khan Academy dilaporkan telah meluncurkan Khanmigo kepada lebih dari 65.000 siswa. Namun, program bimbingan belajar AI ini masih dalam tahap percobaan, dan para pengulas telah mencatat bahwa chatbot ini masih sering melakukan kesalahan matematika.
Kesalahan-kesalahan semacam itu adalah alasan bagi orang tua untuk tetap berhati-hati dalam menggunakan AI untuk pendidikan anak-anak mereka, kata psikolog anak dari Barnard College, Tovah Klein. Jika Anda menggunakan alat bantu AI bersama anak-anak Anda, Anda bisa mengajari mereka cara mengecek fakta secara real time, demikian saran para ahli.
Meskipun demikian, Gates tetap optimis tentang potensi AI untuk menjadi pengubah permainan dalam pendidikan tingkat dunia seiring dengan perkembangan teknologi selama dekade berikutnya, dan seterusnya.
"Jika kita berpikir tentang 10 tahun ke depan, [dalam hal] tingkat absolut pembelajaran dan kesenjangan dengan siswa berpenghasilan rendah dan minoritas... alat baru ini dapat menutup kesenjangan dan meningkatkan tingkat pencapaian secara keseluruhan," kata Gates dalam podcast tersebut.
Advertisement