Bill Gates Tetap Kerja 80 Jam Seminggu Meskipun Sudah Jadi Miliarder

Bill Gates, dalam memoarnya Source Code, merinci etos kerjanya yang tak kenal lelah, dengan mengatakan bahwa ia terus-menerus takut bahwa kesalahan kecil pun dapat merugikan dominasi Microsoft.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 06:00 WIB
Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (Kevork Djansezian/Getty Images for Masters Grand Slam Indoor/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bagi kebanyakan orang, mencapai status miliarder adalah tanda melambatnya laju dan menikmatinya. Namun bagi Bill Gates, hal itu tidak terjadi. Salah satu pendiri Microsoft tersebut mengungkapkan bahwa ia tetap bekerja 80 jam seminggu, terobsesi dengan kode, bahkan setelah memperoleh kekayaan yang sangat besar.

Dikutip dari India Today, Selasa (11/2/2025), pria yang saat ini berusia 69 tahun itu mengakui bahwa ia tidak merasa benar-benar sukses hingga tahun 1998, lebih dari satu dekade setelah Microsoft melantai di bursa dan lama setelah ia menjadi miliarder termuda dalam sejarah.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa saya merasa yakin bahwa kami berhasil hingga sekitar tahun 1998," kata Bill Gates.

"Itulah pertama kalinya saya menarik kembali ucapan saya dan berkata, 'Oke, kami berada dalam posisi yang cukup baik di sini, dan saya mengerti mengapa pesaing saya begitu iri sehingga mereka merasa perlu Departemen Kehakiman untuk membantu mereka," tambah dia.

Pernyataannya merupakan jawaban terhadap gugatan antimonopoli yang dihadapi Microsoft pada akhir tahun 1990-an, ketika para pesaing dan pemerintah AS menuduh perusahaan tersebut memonopoli industri.

Gates, dalam memoarnya Source Code, merinci etos kerjanya yang tak kenal lelah, dengan mengatakan bahwa ia terus-menerus takut bahwa kesalahan kecil pun dapat merugikan dominasi Microsoft. Saat itu, Microsoft adalah perusahaan publik paling berharga di dunia, sementara Gates menduduki puncak daftar Orang Terkaya versi Forbes.

Merenungkan masa lalunya, Gates mengakui bahwa baru pada akhir tahun 90-an ia mulai percaya bahwa Microsoft dapat bertahan dari beberapa kesalahan.

"Saya pikir saya hanya berjarak satu kesalahan dari kematian sampai saat itu," katanya.

Dapat dikatakan dengan pasti, paranoianya membuahkan hasil.

Bill Gates dan Citra Miliarder Baik, Benarkah?

Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/SAUL LOEB)... Selengkapnya

Kisah asal-usul Microsoft dan pendirinya, Bill Gates, telah diceritakan berkali-kali oleh berbagai media sejak maestro teknologi itu pertama kali muncul di hadapan publik pada 1980-an.

Lahir pada 1955 dari keluarga kaya, ayah Bill Gates adalah seorang pengacara perusahaan dan veteran Perang Dunia II dan ibunya adalah seorang aktivis sipil yang sukses yang menjabat sebagai komisaris bank dan perusahaan besar.

Dikutip dari dw.com, Kamis (6/2/2025), Bill Gates memprogram gim video pertamanya pada usia 13 tahun. Ia dikirim ke sekolah persiapan eksklusif di Seattle, tempat ia berteman dengan calon pendiri Microsoft Paul Allen. Ia kemudian mendaftar di Harvard, tetapi keluar untuk memulai Microsoft bersama Allen pada 1975.

Saat ini, Gates bernostalgia kisah tahun-tahun awalnya dalam memoarnya, "Source Code: My Beginnings," yang dirilis pada 4 Februari 2025. Menjelang penerbitannya, Gates berbagi bahwa dalam buku tersebut membahas topik yang tidak biasa dia bicarakan.

Contohnya mengenai merasa seperti orang yang tidak cocok sebagai seorang anak dan bertengkar dengan orang tua sebagai remaja yang suka memberontak, serta tantangan putus sekolah untuk bertaruh pada industri yang belum benar-benar ada.

Dua buku lainnya, yang akan membahas tahun-tahunnya sebagai CEO Microsoft dan pekerjaan filantropisnya di kemudian hari sebagai kepala Yayasan Gates, akan menyusul.

Penerbit memoar tersebut menggambarkan karya tersebut sebagai buku yang hangat dan inspiratif, tetapi reporter investigasi AS Tim Schwab telah menepisnya, Penulis tersebut menyebut buku itu sebagai "latihan pemasaran dan pencitraan merek" lain oleh orang-orang kaya dan berkuasa.

Didiagnosis Autisme

Schwab adalah penulis buku kritis tentang pendiri Microsoft, berjudul "The Bill Gates Problem: Reckoning with the Myth of the Good Billionaire," yang terbit 2023.

"Sementara miliarder lain terang-terangan mementingkan diri sendiri, Bill Gates selalu berusaha menampilkan dirinya sebagai seorang yang tidak mementingkan diri sendiri dan seorang yang disebut miliarder yang baik," kata Schwab kepada DW.

"Sangat sedikit yang belum kita ketahui tentang kisah pribadi Bill Gates, dan hampir tidak ada hal baru atau bersifat mengungkap dalam buku itu," katanya.

Namun, ada satu aspek yang menjadi berita utama baru-baru ini. Gates merenungkan dalam memoarnya bahwa ia mungkin akan didiagnosis memiliki spektrum autisme jika ia tumbuh dewasa saat ini.

Schwab mengatakan Bill Gates mencurahkan sekitar setengah halaman di bagian paling akhir buku untuk topik tersebut. Namun, bahkan satu detail baru ini belum disajikan dengan cara yang sangat bijaksana atau reflektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya