CEO CrowdStrike Minta Maaf Usai Update Software Bikin Gangguan IT Global

CEO CrowdStrike George Kurtz menuturkan, pihaknya segera dengan cepat identifikasi masalah dan menerapkan perbaikan, sehingga memungkinkan untuk fokus pada pemulihan sistem pelanggan

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jul 2024, 12:19 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 12:19 WIB
CEO CrowdStrike Minta Maaf Usai Update Software Bikin Gangguan IT Global
George Kurtz CEO CrowdStrike, perusahaan keamanan siber yang menjadi pusat pemadaman teknologi informasi (TI) di seluruh dunia pada Jumat, 19 Juli 2024 memberikan tanggapan usai kejadian itu. (Foto: Laman Crowdstrike)

Liputan6.com, Jakarta - George Kurtz, CEO CrowdStrike, perusahaan keamanan siber yang menjadi pusat pemadaman teknologi informasi (TI) di seluruh dunia pada Jumat, 19 Juli 2024 telah meminta maaf atas insiden itu.

Mengutip ABC.net, Sabtu (20/7/2024), dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu pagi, George Kurtz mengatakan, perusahaan memahami gawatnya dan dampak dari situasi ini. Pemadaman teknologi informasi (information technology/IT) atau gangguan IT yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berdampak pada sejumlah institusi besar di Australia dan internasional, termasuk layanan darurat, lembaga pemerintah, bank dan maskapai.

Perseroan menyediakan perangkat lunak bernama CrowdStrike Falcon yang diinstal pada sistem Windows, Mac dan Linux secara global dan mengiklankan perlindungan dari serangan termasuk pencurian kredensial.

Pembaruan dalam semalam menyebabkan komputer Windows mencoba memulai ulang dan menampilkan pesan layar biru. Sementara itu, Mac dan Linux tidak terpengaruh.

"Saya dengan tulus ingin meminta maaf secara langsung kepada Anda semua atas pemadaman IT hari ini, (Jumat-red)” ujar Kurtz.

“Kami dengan cepat identifikasi masalah ini dan menerapkan perbaikan, sehingga memungkinkan kami untuk fokus pada pemulihan sistem pelanggan sebagai prioritas kami,” ia menambahkan.

George Kurtz menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan pelanggan dan mitra yang terkena dampak untuk memastikan semua sistem dipulihkan sehingga dapat memberikan layanan yang diandalkan kepada pelanggan.

Ia menuturkan, kejadian itu bukan akibat serangan siber dan pembaruan tidak akan berdampak pada keamanan komputer jika sensor dipasang. Layanan telah kembali mulai online stelah CrowdStrike mengatasi bug tersebut tetapi banyak perusahaan dilaporkan masih menangani simpanan yang disebabkan oleh insiden tersebut.

 

Pelanggan CrowdStrike

Pengguna Windows di Dunia Terkena Blue Screen of Death Massal, CrowdStrike Diduga Jadi Penyebabnya
Pengguna Windows di Dunia Terkena Blue Screen of Death Massal, CrowdStrike Diduga Jadi Penyebabnya. (Liputan6.com/ Yusliason)

Dari Asosiasi Perbankan Australia mengatakan, dampak terhadap bank dan sistem pembayaran relatif kecil. Selain itu, gangguan apapun telah diatasi dan sedang dalam proses pemulihan bertahap.

Adapun CrowdStrike memiliki lebih dari 20.000 pelanggan perusahaan di dunia, dan salah satu perusahaan yang memiliki pangsa pasar keamanan terbesar. Pelanggannya termasuk Amazon dan Microsoft.

Saat di NBC’s Today Show, Kurtz menuturkan, tak semua komputer yang menjalankan sistem operasi Windows terkena dampaknya. “Hal-hal semacam ini, tentu saja, Anda mencoba memahami dan memitigasinya dan dalam beberapa kasus, Anda mengalami interaksi yang aneh,” ujar dia.

“Sepertinya hal ini tidak terjadi pada setiap sistem Windows, ada beragam versi, avrian, dan tingkat patch yang berbeda, jika Anda mau,” ia menambahkan.

Penerbangan, Bank, Stasiun Televisi hingga Pasar Saham Kolaps Gara-gara Gangguan IT CrowdStrike

Ilustrasi bandara, airport, penerbangan, pesawat terbang
Ilustrasi bandara, airport, penerbangan, pesawat terbang. (Image by 4045 on Freepik)

Sebelumnya, layanan keuangan, stasiun televisi hingga penerbangan di seluruh dunia tengah kolaps, imbas insiden gangguan pada raksasa keamanan siber CrowdStrike. Perusahaan terkena masalah saat melakukan pembaruan perangkat lunak pada teknologi terbarunya.

CEO perusahaan George Kurtz memastikan jika perusahaannya secara aktif bekerja mengatasi layanan yang terkena dampak cacat yang ditemukan dalam satu pembaruan konten untuk host Windows. Sementara host Mac dan Linux tidak terpengaruh.

“Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalahnya telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah dilakukan,” katanya di media sosial melansir CNBC, Jumat (19/7/2024).

Di sektor penerbangan, perjalanan udara sangat terpukul karena pesawat dilarang terbang dan pelayanan yang tertunda sehingga menyebabkan penumpukan penumpang di bandara.

Maskapai United Airlines memperkirakan gangguan jadwal penerbangan akan terus berlanjut sepanjang hari Jumat waktu setempat.

Layanan lain yang terganggu adalah sektor perbankan dan penyedia layanan kesehatan. Dua bank besar di Afrika Selatan, Capitec dan Absa, mengaku layanan pelanggan akan terganggu akibat gangguan teknis tersebut.

Stasiun televisi juga tidak bisa beroperasi. Di Inggris, Bursa Saham London ikut merasakan dampaknya. Secara garis besar dunia usaha di seluruh dunia bergulat dengan permasalahan IT yang terjadi. 

 Secara terpisah, layanan cloud Microsoft dipulihkan setelah adanya gangguan operasi, meskipun banyak pengguna terus melaporkan masalah tersebut. Imbas kejadian ini, harga saham CrowdStrike anjlok sekitar 10%.

Pembaruan Memiliki Bug

Kurtz meminta maaf kepada mereka yang terkena dampak. “Saya ingin memulai dengan mengatakan kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, wisatawan, siapa pun yang terkena dampak hal ini, termasuk perusahaan kami,” jelas dia.

Dia mengakui saat ini sistem melakukan pembaruan, dan pembaruan tersebut memiliki bug perangkat lunak di dalamnya dan menyebabkan masalah dengan sistem operasi Microsoft.

"Dan kini kami bekerja sama dengan setiap pelanggan untuk memastikan bahwa kami dapat menghadirkan mereka kembali online,” tambah dia.

Kurtz menambahkan bahwa pembaruan tersebut merupakan hal yang normal dan merupakan bagian dari proses rutin perusahaan untuk mencegah risiko keamanan, namun ia mencatat bahwa penyelidikan akan diperlukan untuk melihat hal apa yang salah.

Konfirmasi ini muncul setelah meluasnya laporan masalah teknis, dengan banyak pengguna Microsoft di seluruh dunia menghadapi masalah “layar biru”.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya