Menko Airlangga Sebut SDM Kuat Jadi Syarat Keluar dari Jebakan Kelas Menengah

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan terdapat tiga mesin ekonomi yang harus dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Jul 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 20:00 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Kemenkoperekonomian)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Kemenkoperekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan sejumlah downside risks yang ada, pertumbuhan ekonomi global pada 2024 yang diprediksi oleh berbagai lembaga internasional seperti IMF, OECD, dan World Bank akan berada pada kisaran 2,6% hingga 3,2%. Pada 2025, diperkirakan tidak jauh berbeda yakni berada pada kisaran 2,7% hingga 3,2%.

Sementara itu, perekonomian Indonesia masih  memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan melalui pertumbuhan volume ekspor negara berkembang yang diproyeksikan akan meningkat dari 3,7% pada tahun ini menjadi 3,9% pada 2025.

Permintaan domestik juga masih memiliki prospek kuat, tercermin dari PMI Manufaktur (50,7) yang ekpansif, Indeks Keyakinan Konsumen (123,3) yang terus optimis, serta Indeks Penjualan Riil (232,8) yang kembali tumbuh positif 4,4% (yoy).

"Capaian perekonomian hingga triwulan I 2024 menjadi modal memperkuat fondasi transformasi ekonomi ke depan. Namun, untuk bisa keluar dari middle income trap dan mencapai visi Indonesia Emas 2045, pertumbuhan ekonomi sebesar 5% belum cukup, sehingga harus bisa didorong di kisaran 6%-7% disertai investasi yang tumbuh sekitar 6,8% hingga dua dekade mendatang," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Selasa (23/7/2024) seperti dikutip dari keterangan resmi.

Menko Airlangga mengatakan terdapat tiga mesin ekonomi yang harus dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045. Pertama, mesin ekonomi konvensional yang telah ada, antara lain infrastruktur, perdagangan, manufaktur, dan pertanian, yang harus direvitalisasi dan ditingkatkan kapasitasnya melalui investasi dan perluasan akses pasar.

 

Bangun Mesin Ekonomi Baru

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Kemenkoperekonomian)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Kemenkoperekonomian)

Kedua, membangun mesin ekonomi baru seperti digitalisasi, kecerdasan artifisial, semikonduktor, ekonomi hijau dan transisi energi, yang akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan untuk generasi masa depan. Ketiga, mesin ekonomi Pancasila yaitu mesin ekonomi berkeadilan dan inklusif, yang harus disempurnakan untuk menjaga kesinambungan sosial ekonomi.

"Salah satu upaya mengembangkan ekonomi baru untuk transformasi ekonomi ke depan yaitu dalam program hilirisasi industri. Ini bertujuan untuk penciptaan nilai tambah sehingga daya saing produk kita semakin baik, investasi lebih banyak masuk, dan penyerapan tenaga kerja semakin meningkat," ujar Menko Airlangga.

Bila dilihat secara spasial, hilirisasi berhasil mengerek perekonomian, terutama di provinsi-provinsi di wilayah timur yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi.

Tiga wilayah di Indonesia Timur dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Maluku dan Papua (12,15%), Sulawesi (6,35%), dan Kalimantan (6,17%), yang didorong oleh kegiatan pertambangan, industri logam, dan pembangunan IKN.

Transformasi ini menunjukkan bagaimana hilirisasi mampu meningkatkan nilai tambah dan mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata di seluruh Indonesia

 

Harus Punya SDM Kuat

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Kemenkoperekonomian)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Kemenkoperekonomian)

Ia mengatakan, pada akhir 2024, pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan sekitar USD5 ribu.

"Misalnya Jakarta itu yang bisa dibilang keluar dari middle income trap dengan pendapatan per kapita sudah USD21 ribu, jadi kita harus mengusahakan untuk mengerek provinsi atau kabupaten/kota lain untuk juga keluar dari middle income trap, sehingga secara nasional kita juga bisa keluar dari middle income trap. Syaratnya yaitu harus punya SDM kuat,” ungkap Menko Airlangga.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia. Menko Airlangga mengutip kalimat motivasi dari Prof. BJ Habibie, "Kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan Saudara mengharapkan orang lain yang datang membangun bangsa kita."

"Itu sebuah kalimat kuat yang bisa menjadi inspirasi untuk tidak takut bangkit menjadi bangsa yang mandiri mewujudkan visi Indonesia Maju di tahun 2045. Sebagai Bapak Teknologi Indonesia, Prof. BJ Habibie memperjuangkan pembangunan SDM Indonesia yang berkualitas serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bangsa ini mampu mandiri dan berdaya saing global,” kata Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain yakni Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Ketua Komisi Ilmu Sosial Akademi Ilmu Pendidikan Indonesia (AIPI) Syarif Hidayat, Ketua Dewan Pembina Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS) Wardiman Djojonegoro.

Selain itu, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian, Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Wisnu Sardjono Soenarso, Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia E. Aminudin Aziz dan Ilham Habibie selaku perwakilan keluarga BJ Habibie

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya