Menko Airlangga Kumpulkan Ratusan Pengusaha, Ada Apa?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumpukan ratusan pengusaha dari berbagai asosiasi. Menyusul penerapan kenaikan tarif masuk barang asal Indonesia ke Amerika Serikat.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 07 Apr 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2025, 14:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumpukan ratusan pengusaha dari berbagai asosiasi. Menyusul penerapan kenaikan tarif masuk barang asal Indonesia ke Amerika Serikat.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumpukan ratusan pengusaha dari berbagai asosiasi. Menyusul penerapan kenaikan tarif impor atau masuk barang asal Indonesia ke Amerika Serikat.

Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tsrif resprokal atau balasan kepada negara mitra dagangnya. Indonesia menjadi salah satu yang terkena tarif 32 persen.

Merespins itu, Menko Airlangga mengumpulkan para pengusaha untuk menindaklanjuti kondisi tersebut.

"Hari ini kami melakukan rapat koordinasi dengan lebih dari 100 asosiasi dan untuk bagaimana kami mendapatkan masukan terkait dari kebijakan tarif yang dikenakan oleh Amerika oleh Presiden Trump," kata Menko Airlangga, dalam konferensi pers, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

Beberapa kelompok besar diantaranya Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Airlangga mengatakan, Amerika Serikat sudah mulai menerapkan tarif dasar untuk masuknya barang-barang dari berbagai negara. Kebijakan itu dituangkan dalam International Emergency Economic Power Act dan juga National Emergency Act.

Pada 5 April 2025 lalu, Donald Trump sudah menerapkan tarif dasar sebesar 10 persen. Sementara itu, tarif resiprokal akan berlaku mulai 9 April 2025, dua hari mendatang.

"Mulai kemarin tanggal 5 April Amerika menerapkan 10 persen dan mulai tanggal 9 (April) mendatang yang hanya 3 hari dari sekarang ada tambahan resiprokal di mana Indonesia dikenakan 32 persen," tuturnya.

 

50 Ribu Buruh RI Terancam PHK

20160929-Demo-Buruh-Jakarta-FF
Ribuan buruh dari berbagai elemen melakukan longmarch menuju depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/9). Dalam aksinya mereka menolak Tax Amnesty serta menaikan upah minumum provinsi (UMP) sebesar Rp650 ribu per bulan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memprediksi akan ada 50 ribu buruh yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam 3 bulan kedepan. Ini imbas kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena imbas tarif tersebut. Kebijakan itu menjadikan barang Indonesia yang masuk ke AS dikenakan tarif 32 persen.

Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, 50 ribu buruh bisa terkena PHK dalam 3 bulan penerapan tarif tersebut. Adapun, tarif resiprokal Trump berlaku mulai 9 April 2025, pekan depan.

"Dalam kalkulasi sementara, setelah mendengarkan fakta-fakta yang disampaikan oleh serikat pekerja, kalkulasi sementara Litbang KSPI dan Partai Buruh, badai PHK gelombang kedua ini bisa tembus di angka lebih dari 50 ribu dalam kurun waktu 3 bulan pasca ditetapkannya tarif berjalan," ungkap Iqbal dalam konferensi pers virtual, Sabtu (5/4/2025).

 

Pembeli Turun

Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AP Photo/Charlie Neibergall)... Selengkapnya

Dia menerangkan, tarif tinggi yang ditetapkannya itu membuar barang asal Indonesia jauh lebih mahal saat dijual di Amerika Serikat. Sayangnya, bukan tambahan keuntungan yang didapat, melainkan ada kekhawatiran menurunnya pembeli produk asal Tanah Air.

"Jadi barang Indonesia yang di Amerika kena tarif 32 persen, naik harganya. Karena harganya naik, tentu hukum ekonomi pembeli akan menurun, tetap ada yang beli. Jadi pembeli rakyat Amerika menurun untuk membeli barang Indonesia karena mahal, dikenakan tarif," tuturnya.

Menurunya permintaan itu, membuat produksi di Indonesia berkurang. Alhasil, perusahaan akan mengambil langkah efisiensi produksi atau opsi lainnya adalah mengurangi pegawai.

"Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan, hanya dua, efisiensi, kurangi sebagian karyawan, PHK sebagian karyawan, atau kalau enggak mampu sama sekali, ongkos produksi udah lebih mahal daripada pendapatan, tutup perusahaan," tukasnya.

 

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya