GAPKI Kembangkan Pasar Minyak Sawit ke Nigeria

Saat ini, total ekspor produk sawit Indonesia ke Afrika mencapai 4,2 Juta ton pada tahun 2023, dengan 94 ribu ton di antaranya dikirim ke Nigeria.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Agu 2024, 16:20 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2024, 16:20 WIB
Penandatanganan kerja sama Asosiasi Produksi Kelapa Sawit Nasional Nigeria (NPPAN) dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk memperkuat kerjasama dan memperluas pasar ekspor minyak sawit Indonesia di Nigeria. (Dok GAPKI)
Penandatanganan kerja sama Asosiasi Produksi Kelapa Sawit Nasional Nigeria (NPPAN) dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk memperkuat kerjasama dan memperluas pasar ekspor minyak sawit Indonesia di Nigeria. (Dok GAPKI)

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan mengembangkan sawit di Nigeria. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Produksi Kelapa Sawit Nasional Nigeria (NPPAN). Kerja Sama ini bertujuan untuk memperkuat dan memperluas pasar ekspor minyak sawit Indonesia di Nigeria.

Penandatanganan MoU GAPKI dengan NPPAN ini berlangsung di tengah rangkaian Festival Indonesia Expo yang digelar di Afficient Event Center, Kano, Nigeria pada Jumat 23 Agustus 2024. Penandatanganan MoU ini menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Nigeria, khususnya di sektor kelapa sawit.

Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerjasama dengan Nigeria. MoU ini merupakan tonggak penting dalam hubungan perdagangan kedua negara.

"Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit di Nigeria dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Diharapkan MoU ini juga mendorong hubungan bilateral kedua negara ke depannya,” ujar Eddy Martono.

Sebagai informasi, festival Indonesia Expo merupakan acara yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Nigeria yang dibuka oleh Duta Besar RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap, di Afficient Event Center, Kano State, yang merupakan negara bagian dengan populasi terpadat di Nigeria.

Salah satu kegiatan dalam acara expo tersebut adalah melakukan studi banding ke pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng yang berada di Kano Free Trade Zone (KFTZ).

 

Berbagai Kemudahan

Ilustrasi pekerja pemanen sawit.
Ilustrasi pekerja pemanen sawit. (Liputan6.com/M Syukur)

Dalam kunjungannya ke KTFZ, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Kanselerasi KBRI, Fahmi Aris Innayah serta Ketua Asosiasi Pedagang Kano Kascote Exco, Hassan Tahir Yaro, memperoleh sambutan hangat dari Direktur KFTZ Muazu Musa Sahabi.

Muazu menyambut baik MoU yang dilakukan oleh GAPKI dan juga NPPAN untuk mengembangkan industri sawit di Nigeria. Muazu menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi investasi yang masuk dengan menawarkan timbal balik yang dilengkapi berbagai macam kemudahan.

“Pengurangan pajak, pembebasan PPN, bebas bea impor, serta jaminan keamanan tambahan merupakan hal yang akan diberikan bagi investor yang berinvestasi di Free Trade Zone di Kano,” terang Muazu.

 

Ekspor Sawit Indonesia

Potret Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit di Aceh
Seorang pekerja mengangkut cangkang sawit di atas rakit di sebuah perkebunan sawit di Sampoiniet, provinsi Aceh (7/3/2021). Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang memiliki produksi terbesar di Kabupaten Aceh. (AFP Photo/Chaideer Mahyuddin)

Saat ini, total ekspor produk sawit Indonesia ke Afrika mencapai 4,2 Juta ton pada tahun 2023, dengan 94 ribu ton di antaranya dikirim ke Nigeria. Angka ini menunjukkan potensi besar untuk peningkatan, terutama mengingat kebutuhan minyak sawit di Nigeria yang terus berkembang dan posisinya sebagai jalur perhubungan perdagangan utama di Afrika.

Immanuel Lingga, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, menggarisbawahi bahwa keterlibatan Indonesia dalam industri kelapa sawit di Nigeria tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal tetapi juga memperkuat citra positif kelapa sawit di pasar global, terutama dalam menghadapi tantangan dari kampanye negatif di pasar Eropa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya