Wujudkan Indonesia Emas 2045, Umur Harapan Hidup Warga Harus 80 Tahun

BSN menyampaikan, penerapan SNI yang berkaitan dengan alat kesehatan dan fasilitas kesehatan perlu didorong.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Sep 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 13:45 WIB
Kegiatan International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 di Jakarta, pada Selasa (17/9/2024).
Kegiatan International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 di Jakarta, pada Selasa (17/9/2024). (Photo dok. Badan Standardisasi Nasional)

Liputan6.com, Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyoroti rendahnya Umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia, di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,Umur Harapan Hidup penduduk Indonesia mencapai 73,93 tahun pada 2023. 

Di sisi lain, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satu indikator utamanya perlu mendorong usia harapan hidup 80 tahun. 

Maka dari itu, Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional (BSN) Donny Purnomo mengatakan, dibutuhkan Fasilitias Layanan Kesehatan (Fasyankes) yang S.M.A.R.T (Selamat, berMutu, Aman, Ramah, Terjangkau).

Selain S.M.A.R.T, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) juga perlu didorong. Demikian diungkapkan Donny, dalam International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 di Jakarta, pada Selasa (17/9/2024).

Menurut Donny, penerapan SNI yang berkaitan dengan alat kesehatan dan fasilitas kesehatan ini perlu didorong.

"BSN mendorong penerapan standar terkait alat kesehatan dan fasilitas kesehatan. Karena sudah banyak standar yang ditetapkan. Namun, penerapannya perlu kita support bersama-sama dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh pihak yang terkait demi kemajuan bersama," tutur Donny, dikutip Rabu (18/9/2024).

Tercatat, hingga Agustus 2024, BSN telah menetapkan 15.231 SNI. Dari jumlah tersebut, terkait alat kesehatan dan fasilitas kesehatan sebanyak 463 SNI yang masih aktif.

Sebagai informasi, INAHEF 2024 merupakan forum yang diprakarsai dan didukung oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Selain itu juga Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan BSN serta diselenggarakan oleh Perhimpunan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) dengan kolaborasi bersama industri, perguruan tinggi, asosiasi, serta pemerintah daerah.

Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan rencana implementasi program pemerintah 2024 - 2029 terutama bidang kesehatan; mendapatkan masukan dari daerah dan merumuskan serta mengimplementasikan secara masif di seluruh daerah di Indonesia melalui kongres; melakukan penilaian kesesuaian produk-produk penunjang SMART Hospital dengan regulasi; serta memberikan penghargaan bagi industri yang telah memenuhi regulasi.

 

Penguatan Fasyankes dan Industri Kesehatan

Ilustrasi kamar rawat inap di rumah sakit
Ilustrasi kamar rawat inap di rumah sakit. (Shutterstock/Lili.Q)

Adapun Presiden PTPI, Eko Supriyanto dalam kesempatan tersebut mengatakan Forum Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional diselenggarakan untuk menghasilkan rumusan model dan program 2025-2029 untuk Penguatan Fasyankes dan Industri Kesehatan.

"Ini termasuk program pemeriksaan kesehatan 9 Penyakit Prioritas, program penanganan TBC secara terstruktur sistemik masif dan modern, program pemenuhan Fasyankes seluruh Indonesia, serta model struktur industri alkes dalam negeri dan model pembiayaan Fasyankes," tutur Eko.

Melalui INAHEF 2024, diharapkan para peserta yang hadir yang terdiri dari pemerintah pusat dan daerah, fasyankes, perguruan tinggi, asosiasi profesi dan asosiasi fasyankes, serta konsultan dan kontraktor fasyankes ini dapat memberikan masukan, semakin aktif berkontribusi dan bersinergi guna mempertajam transformasi kesehatan serta mencapai SMART Hospital di Indonesia.

INAHEF 2024 juga diisi berbagai kegiatan seperti pameran, kongres, seminar, dan pemeriksaan Kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya