Erick Thohir Racik Skema Baru Penugasan BUMN Karya Biar Tak Rugi

Untuk menjaga kesehatan arus kas dan kinerja BUMN usai menerima proyek penugasan, Menteri BUMN tengah meracik formula baru.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Nov 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2024, 19:00 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dalam peresmian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief Rahman Hakim)
Menteri BUMN Erick Thohir dalam peresmian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief Rahman Hakim)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah meracik skema penugasan baru bagi BUMN Karya. Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan arus kas dan kinerja perusahaan usai menerima proyek penugasan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menegaskan bahwa penugasan yang diberikan kepada BUMN harus berjalan dengan rapi.

“Jadi, penugasan itu sebenarnya selama distruktur dengan baik, itu harusnya bisa rapi,” ucap Tiko, dikutip Sabtu (16/11/2024).

Misalnya, proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) seksi Betung-Jambi yang akan menggunakan skema availability payment. Setelah proyek berjalan, pemerintah akan melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu.

“Ini contoh, kita sekarang lagi bahas tadi dengan Pak Menteri PU untuk Betung-Jambi. Betung-Jambi itu nanti modelnya availability payment. Jadi kita bangun dulu, tapi nanti dibayar pemerintah 15 tahun sebagai contoh,” tuturnya.

Tiko menegaskan bahwa konsep tersebut perlu diambil untuk menjaga kesehatan perusahaan. Jika rasio balik modal atau internal rate of return (IRR) dihitung cukup baik, maka proyek jalan tol bisa memanfaatkan investasi.

“Tapi tol yang IRR-nya tidak memadai dan memang ini untuk economic impact, bukan untuk keuntungan, itu modelnya nanti pemerintah bangun dengan cara kita bangun dulu nanti dibayar bertahun-tahun,” jelasnya.

“Nah, ini kami sudah selama 3 tahun ini terus diskusi ya dengan Bu Wamen PU, kan dulu kan juga Dirjen Cipta Karya. Jadi skema-skema penugasan ke depan ini diskemakan dengan baik agar tidak ada isu di masa yang akan datang,” sambung Tiko.

Konsolidasi Tak Bebani BUMN Karya

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan mengenai konsolidasi BUMN Karya. (Arief/Liputan6.com)
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan mengenai konsolidasi BUMN Karya. (Arief/Liputan6.com)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir tengah mendorong konsolidasi BUMN Karya menjadi tiga perusahaan saja, menyusul proses restrukturisasi yang dijalankan. Lantas, apakah hal ini bisa membebani perusahaan yang sehat?

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko menerangkan bahwa proses konsolidasi ini tidak akan membebani BUMN Karya yang sehat. Sebagai contoh, PT Hutama Karya (Persero) akan dikonsolidasikan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

“Karena supaya nanti ini menjaga, karena HK kan sehat sekali. Dengan HK yang sehat dan tol Trans Sumatera berjalan baik, kan Waskita ini setelah restrukturisasi, harapannya nanti bisa disupport oleh HK supaya sustainable ke depan,” tutur Tiko, dikutip Sabtu (16/11/2024).

Sudah Restrukturisasi

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan mengenai konsolidasi BUMN Karya. (Arief/Liputan6.com)
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan mengenai konsolidasi BUMN Karya. (Arief/Liputan6.com)

Ketika Waskita menjadi anak usaha HK, kata dia, Waskita tidak akan membebani keuangan HK, mengingat sudah ada skema restrukturisasi utang antara Waskita dengan beberapa perbankan.

“Ya tadi contohnya deh, misalnya Waskita kan memang setelah restrukturisasi itu sekarang sudah ada skema restrukturisasi dengan perbankan. Nah, dengan HK di atas (induk usaha) yang sehat, otomatis HK bisa support dari sisi cash flow-nya,” kata Tiko.

Selain itu, Waskita akan terjamin mendapatkan proyek untuk penguatan kinerjanya. Misalnya, Waskita berperan sebagai subkontraktor HK dalam menggarap Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

“Terus, misalnya ada proyek-proyek di Trans Sumatera, dia bisa menjadi subkontraktor HK. Sehingga nanti harapannya Waskita lebih bisa mendapatkan cash flow dan proyek secara lebih berkesinambungan dari proyek-proyek yang ada di HK juga,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya