Liputan6.com, Jakarta BRI menghadirkan Ainur Rahmatin sebagai sosok Figur Inspiratif Lokal (FIL) untuk memotivasi para pelaku usaha terus tumbuh dan berkembang. Program Figur Inspiratif Lokal bertujuan untuk meningkatkan economic dan social value sebagai bagian mengakselerasi pemulihan ekonomi dengan cara memberdayakan UMKM, khususnya sosok inspiratif.
Baca Juga
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa figur inspiratif lokal (FIL) ini merupakan program pemberdayaan sebagai bentuk apresiasi kepada figur inspiratif lokal.
Advertisement
“Mereka dianggap telah memiliki inisiatif murni untuk memberikan dampak atau pengaruh positif bagi pelaku usaha/UMKM di lingkungan masyarakat sekitarnya,” ujar Supari.
Ainur Rahmatin adalah salah satu sosok perempuan sukses yang lahir dari program klaster UMKM binaan BRI. Ketua Klaster UMKM Sabiq Bejo ini tidak hanya berhasil mengembangkan usaha telur asin tetapi juga memberdayakan perempuan di Desa Cluring, Kecamatan Kali Tengah. Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Sejak memulai usaha pada tahun 2009, Ainur Rahmatin fokus mengolah telur asin sederhana yang awalnya hanya dijual di pasar lokal. Melalui inovasi, ia menciptakan berbagai produk olahan telur asin bernilai tinggi seperti kerupuk, makaroni, abon, dan sambal berbahan dasar telur asin. Produk-produknya dirancang sesuai selera lokal, dengan tingkat keasinan yang lebih lembut dibandingkan produk telur asin dari daerah lain. Kini, Ainur telah memberdayakan sekitar 20 perempuan di desanya, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat di daerahnya.
“Dulu ibu-ibu di sini sebagian besar hanya mengandalkan penghasilan suami yang mayoritas bekerja sebagai petani atau pekerja tambak. Dengan bergabung dalam usaha ini, kini mereka memiliki penghasilan sendiri yang membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ujar Ainur Rahmatin.
Mengubah Tantangan Menjadi Peluang
Dalam perjalanannya, Ainur mengalami peningkatan produksi yang signifikan. Dari yang awalnya hanya mampu memproduksi 20 butir telur asin per minggu, pada tahun 2019 usahanya mampu menghasilkan hingga 5.000 butir per minggu. Peningkatan ini tidak lepas dari kerja keras Ainur dalam meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran produknya.
Ainur mendapatkan pendampingan usaha dari BRI, termasuk bantuan berupa peralatan produksi, pelatihan kewirausahaan, dan kesempatan mengikuti pameran. Untuk pemasaran daring, Ainur memanfaatkan platform seperti Localoka yang dikembangkan BRI untuk pelaku usaha dalam memasarkan produknya. Selain itu, Ainur juga menggunakan marketplace populer lainnya seperti Tokopedia untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar bagi usaha Ainur. Pada 2020, pembatasan aktivitas masyarakat sempat membuat distribusi produk telur asin miliknya terhenti. Namun, dengan kreativitas dan semangat inovasi, Ainur melakukan diversifikasi produk, menciptakan olahan baru seperti kerupuk, makaroni, abon, dan sambal telur asin. Langkah ini tidak hanya berhasil mempertahankan kelangsungan usahanya di tengah pandemi, tetapi juga membuka peluang pasar baru dan meningkatkan daya tarik produknya.
(*)
Advertisement