Pelaku Pasar Terus Cermati Kebijakan Presiden Terpilih AS Donald Trump

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan, perkembangan perekonomian global masih menunjukkan pemulihan terbatas.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Jan 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 20:00 WIB
OJK Dorong Penguatan Governansi Sektor Keuangan Menuju Indonesia Emas
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia terjaga stabil, di tengah ketidakpastian perekonomian global. (Foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia terjaga stabil, di tengah ketidakpastian perekonomian global. Selain itu, OJK menyatakan, pelaku pasar terus mencermati kebijakan dari Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan, perkembangan perekonomian global masih menunjukkan pemulihan terbatas. Hal itu terlihat dari kinerja ekonomi negara-negara maju yang tidak mencapai ekspektasi.

"(Kondisi) ini mendorong posisi dari bank-bank sentral global lebih netral ke depan, meski mayoritas bank sentral telah menurunkan suku bunga kebijakan dalam dua bulan terakhir ini,” ungkap Mahendra dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Desember 2024 yang disiarkan pada Selasa (7/1/2025).

Mahendra mengatakan, ekonomi dan data ketenagakerjaan Amerika Serikat tumbuh solid dengan inflasi yang belum mencapai target The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS. Bank Sentral AS sendiri mengeluarkan sinyal suku bunga higher for longer, dengan ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis point (bps) tahun ini dari sebelumnya pemangkasan 75 bps.

"Pelaku pasar juga terus mencermati kebijakan dari Presiden terpilih AS Donald Trump yang turut mempengaruhi kenaikan volatilitas pasar keuangan,” bebernya. 

Sementara itu, di Asia, pemulihan sisi supply di China mulai terlihat meskipun belum ada sinyal perbaikan dari sisi permintaan (demand). Hal itu terlihat dari data Consumer Price Index (CPI) China yang terus menunjukkan disinflasi dan ekspor yang terkontraksi.

Namun, PMI manufaktur negara itu berada di zona ekspansi. Akan tetapi, pada sisi domestik, perekonomian Indonesia terjaga stabil, tercermin dari  tingkat inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) ebesar 1,55 persen year on year (yoy) dengan angka inflasi inti terbaru sebesar 2,26 persen (yoy).

 

 

OJK Terus Cermati Perkembangan Terkini

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Surplus tenaga perdagangan juga terus berlanjut dan PMI manufaktur terus membaik,” ucap Mahendra.

Dengan perkembangan-perkembangan tersebut, OJK yang terus mencermati perkembangan terkini, dengan meminta lembaga jasa keuangan agar terus memonitor faktor-faktor risiko secara berkala, dalam rangka mengukur kemampuannya menyerap potensi risiko yang terjadi.

Selain itu, lanjutnya, sebagai upaya mendorong menegakkan integritas dan meminimalkan risiko kerugian industri jasa keuangan, terutama akibat kejadian fraud, OJK telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 28 tahun 2024 tentang pengelolaan informasi rekam jejak pelaku melalui sistem informasi pelaku di Sektor Jasa Keuangan (Sektor Jasa Keuangan).

Siapkan Likuiditas Program 3 Juta Rumah, OJK Optimalkan Efek Beragun Aset

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers RDKB, Jumat (13/12/2024). (Tira/Liputan6.com)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers RDKB, Jumat (13/12/2024). (Tira/Liputan6.com)

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyampaikan dampak program unggulan Presiden Prabowo Subianto yakni pembangunan 3 juta rumah terhadap sektor jasa keuangan.

Menurut dia, program ini akan membawa dampak yang sangat luas dan masif, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, khususnya dalam sektor jasa keuangan.

"Kalau kita melihat dari program utama ini jelas dilihat dari faktor besarannya maupun dilihat dari faktor potensi sebarannya akan sangat luas dan masif jumlahnya," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDKB November 2024, di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Untuk program pembangunan 3 juta rumah, menurut Mahendra, tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan perumahan, tetapi juga berpotensi memberikan dampak positif yang luas terhadap industri lainnya.

Misalnya, industri material bangunan seperti semen, baja, perabotan rumah tangga, dan sebagainya, akan merasakan dampak positif dari tingginya permintaan yang dihasilkan. Selain itu, sektor konstruksi dan infrastruktur juga akan berkembang pesat, dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa tenaga kerja.

Dari sisi sektor jasa keuangan, dampak positifnya sangat terasa dalam beberapa aspek. Pembangunan perumahan yang sangat besar ini akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja. Beberapa perusahaan yang terlibat dalam industri material bangunan dan konstruksi, banyak di antaranya adalah perusahaan publik (Tbk), yang juga akan berkontribusi pada perkembangan pasar modal.

"Untuk perumahan yang sangat besar jumlahnya tentu saja akan memberikan dampak positif kepada industri material bangunan, misalnya semen, baja, maupun juga perabotan dan lain-lain, kemudian di lain sisi menumbuh kembangkan jasa kontruksinya, jasa infrastrukturnya, dan potensi untuk melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar," ujarnya.

 

Hadapi Tantangan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar meluncurkan peta jalan atau roadmap pengembangan dan penguatan perusahaan pembiayaan. (Arief/Liputan6.com)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar meluncurkan peta jalan atau roadmap pengembangan dan penguatan perusahaan pembiayaan. (Arief/Liputan6.com)

Maka dengan besarnya target yang ingin dicapai, terutama dalam pembangunan 3 juta rumah per tahun, sektor jasa keuangan akan menghadapi tantangan besar dalam menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan.

Mahendra memperkriakan, anggaran yang dialokasikan dari APBN tidak akan cukup untuk memenuhi target tersebut, sehingga industri keuangan akan berperan lebih besar dalam menyediakan dana yang diperlukan.

Pembiayaan yang dibutuhkan dapat bersumber dari berbagai sektor industri pembiayaan, seperti perbankan dan pasar modal. Salah satu cara untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan perumahan adalah melalui produk sekuritisasi (efek berbasis aset), yang memungkinkan pengumpulan dana dalam jumlah besar.

"Potensi keuntungan dengan adanya peluang pembiayaan yang sangat besar. Pembiayaan yang tentu dengan besaran yang ingin dicapai dengan target yang tinggi diperkirakan tidak akan cukup dari APBN, sama halnya untuk pembangunan 3 juta rumah, karena begitu besar targetnya per tahun," kata dia.

Hal ini akan membuka peluang baru bagi pengembangan produk di pasar modal, yang pada gilirannya akan memperluas pasar dan meningkatkan likuiditas.

"Nah, dengan begitu akan diupayakan pembiayaan yang berasal dari berbagai sumber dan industri pembiayaan baik itu diperbankan, pasar modal, yang tentu akan semakin meningkatkan aktivitas pengembangan industri keuangan itu sendiri," ujarnya.

Ciptakan Peluang bagi Industri Jasa Keuangan

Selain dari sisi pembiayaan pembangunan perumahan, calon pembeli rumah juga akan memerlukan pembiayaan untuk kepemilikan rumah atau pembiayaan lainnya.

Hal ini menciptakan peluang besar bagi industri jasa keuangan untuk menyediakan berbagai produk pembiayaan, baik itu dalam bentuk kredit pemilikan rumah (KPR) maupun produk pembiayaan lainnya.

Industri jasa keuangan akan berperan penting dalam menyediakan layanan pembiayaan untuk para pembeli rumah, yang pada gilirannya akan mendukung tercapainya target pembangunan 3 juta rumah. Oleh karena itu, sektor jasa keuangan akan mendapatkan manfaat langsung dari meningkatnya permintaan pembiayaan ini.

"Dari segi permintaan, tentu para calon pembeli rumah akan memerlukan pembiayaan apakah dalam bentuk kepemilikan rumah ataupun pembiayaan lainnya yang tentu disediakan industri jasa keuangan terkait, jadi dari berbagai sisi banyak sekali potensi yang bisa ditopang industri jasa keuangan dan pada gilirannya menjadikan besaran yang ingin dicapai dalam target itu bisa mungkin dicapai," pungkasnya.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya