Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto akan membangun pabrik metanol terbesar di Indonesia yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur. Informasi ini disampaikan langsung oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
"Arahan Bapak Presiden itu langsung juga kita bangun dalam negeri. Itu kita akan bangun di Bojonegoro. Bahan bakunya dari gas," kata Bahlil kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/1).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Bahlil, rencana pembangunan pabrik metanol tersebut bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan sekaligus mengurangi impor metanol.
Advertisement
"Kemudian etanolnya itu dari tanaman tebu. Nah salah satu diantaranya akan kita buat di Jawa maupun di Merauke. Supaya betul-betul perbaurannya itu dilakukan semuanya dalam negeri," imbuhnya.
Pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro tersebut juga untuk memenuhi bahan bakar campuran biodiesel 40 persen(B40) pada tahun 2025 nanti.
Bahlil menyebut, kebutuhan metanol untuk proyek B40 mencapai 2,3 juta ton per tahun.
"Sudah barangkali dalam campurannya itu ada membutuhkan metanol dan etanol. Contoh metanol di B40 kita butuh 2,3 juta ton," tandasnya.
Program Biodiesel B40 Mampu Selamatkan Devisa Rp 404,32 Triliun
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah tengah melakukan uji coba bahan bakar biodiesel 40 persen (B40). Jika uji coba ini berjalan baik maka pelaksanaanya akan dilakukan pada 2025.
Seperti diketahui, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Airlangga menyebutkan program Biodiesel 40 ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Dia memperkirakan potensi devisa negara yang diselamatkan sekitar Rp404 triliun akibat turunnya impor solar.
"Devisa yang diselamatkan sebesar Rp 404,32 triliun," ucapnya.
Pemberlakuan B40 akan menyedot banyak penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Indonesia Bangun Pabrik Metanol Senilai USD 1,2 Miliar di Bojonegoro
Sebelumnya, Indonesia akan bangun pabrik metanol senilai USD 1 miliar-USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 19,09 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.910) pada 2025. Pabrik methanol itu akan dibangun di Bojonegoro, Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. "Itu akan lagi dibangun, sekitar 1 sampai 1,2 miliar dolar AS,” tutur Bahlil, di Kompleks Parlemen DPR/MPR, Jakarta, Senin (2/12/2024) seperti dikutip dari Antara.
Pabrik metanol ini dibangun di Bojonegoro, Jawa Timur dengan kapasitas produksi 800 ribu ton metanol per tahun. Ia menuturkan, langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan metanol dalam negeri yang saat ini masih impor.
Bahlil menuturkan, pembangunan pabrik metanol dapat hemat devisa, dan neraca perdagangan yang positif. “Yang jelas itu untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kita selama ini impor 80 persen. Kalau kita bangun biodiesel kayak B40,B50, itu pasti nambah lagi volume impor kita,” ujar dia.
Advertisement
Pembangunan Pabrik Metanol
Pembangunan pabrik metanol ini untuk mendukung rencana pemerintah dalam mengembangkan biodiesel B50 supaya Indonesia tak lagi mengimpor solar.
Bahlil mengatakan, dengan mengimplementasikan biofuel jenis B50 pada 2026 akan secara langsung membuat Indonesia terbebas dari impor solar.
Bahlil menuturkan, hal itu karena apabila bahan bakar diesel ramah lingkungan itu sudah diimplementasikan dua tahun ke depan bakal mencukupi kebutuhan domestik.
"Kalau B50 kita langsung adakan di 2026 InsyaAllah tidak lagi melakukan impor solar. Sudah cukup dalam negeri, jadi produksi dalam negeri sudah cukup dengan konversi B50,” ujar dia.
Untuk menuju implementasi B50 itu akan dilakukan secara bertahap. Pada 2025, dicontohkan, pemerintah menetapkan akan mewajibkan (mandatory) pemakaian biofuel jenis B40.